Begin

56 12 2
                                    


I can't nt take it anymore, because youre crying. I want to cry in your place, although I can't
-Begin-jjk-
-
-
-

3 bulan berlalu.
Kini aku tinggal di Jepang, menjalani kehidupan baru dan perlahan lahan menyembuhkan luka. Sudah 3 bulan aku tidak bertemu dengan Jia.

Iya perceraianku dengan Yoongi berjalan lancar dan tentu saja hak asuh jatuh pada keluarga kandungnya ditambah keadaan psikologisku yang tidak stabil semakin menjauhkanku dari Jia.

Bisa dibilang keadaanku membaik walau pernah mencoba bunuh diri beberapa kali tapi semua itu gagal. Kehadiran orang itu selalu menggagalkan usaha bunuh diriku dan selalu berada didekatku membuat keadaanku membaik.

Aku rindu Appa dan Eomma, Aku rindu Jia. Aku merindukan kakak, Aku merindukan laki-laki itu. aku ingin menangis dipelukkannya walaupun kutahu itu tidak mungkin. 

Kudengar dari Jimin 2 bulan lalu dia telah bertunangan. Jadi aku tidak berhak kembali kekehidupannya lagi.

Aku terdiam dan melamun di kursi taman, menginggat masa laluku yang menyakitkan, aku yang sepenuhnya terluka. Aku yang bodoh dan Tak jarang air mataku mentes tiba-tiba bahkan saat aku tidak merasakan apapun. 

Aneh kan, iya aku memang aneh.

Dinginnya malam semakin menusuk ketulangku, tapi dinginnya malam seolah terkalahkan dengan dinginnya hidupku. Tiba-tiba sebuah jeket tebal menyelimuti badanku.

"Disini dingin, masuklah."

Aku memutar kepalaku keatas, melihat laki-laki yang selalu memberi senyum padaku. Senyumnya begitu manis.

"Tidak, aku masih ingin disini Ming

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak, aku masih ingin disini Ming. Kau mau menemaniku?"

Dia mengangguk dan mengambil tampat disebelahku.

"Ming, Appa ku besok akan berkunjung, antarkan aku ke bandara menjemputnya. Kau mau kan?"

Aku membuka percakapan diantara kami.


"

Tentu, jam berapa?"

"Jam tiga sore. Tapi kita berangkat pagi saja, karena besok adalah hari Minggu kau tidak bekerja. Kita pergi main dulu."

Dengan semangat membara dan sedikit aegyo aku mengajaknya tapi Dia tidak menyauti perkataanku. Aku melihatnya khawatir.

"Ah Aku belum sehat ya? aku belum bisa berinteraksi dengan orang lain? Baiklah tidak jadi main, kita kebandara saja. Aku akan menghabiskan pagi ku di taman ini saja."

Tiba-tiba sebuah pelukan hangat menyapa tubuhku.

"Tentu saja bisa, kau tahu kata-katamu barusan adalah kalimat terpanjang selama 3 bulan ini. biasanya kau hanya mengatakan iya tidak mengangguk dan menggeleng dan sesekali menjawab seperlunya. Terimakasih Sua"

Love is not overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang