Melihat wajah pucat wanita asing itu, Emmett mengerutkan keningnya. "Kau... bukan dari sana juga?" tanyanya meragu lalu serentak mereka semua terkecuali wanita asing itu melirik Edward.
Edward yang masih menjaga jarak meski tak lagi tercium aroma darah, menggeleng. "Apa maksudmu pindah dimensi?" tanyanya tanpa sadar.Naruto yang masih shock agak terguncang mendapat pertanyaan yang langsung mengenai titik matinya. Matanya melebar menatap sosok Edward yang bersandar di tepi jendela.
"Aku...," suaranya bergetar dengan tatapan mata yang panik. Dia... ada dimana sebenarnya?! Apa... apa yang terjadi padanya? "A–ku...," lagi, Naruto ingin menjelaskan, tapi suaranya tercekat di ujung lidah.
Napas gadis itu tersenggal ketika setiap kilasan muncul dalam benaknya. Pemikiran yang acak terus muncul mengangguk kestabilan dirinya. Pertanyan serta prediksi masa depannya yang buruk membuat hati Naruto tercengkram rasa takut.
Bagaimana jika dirinya terjebak di sini? Bagaimana jika dia tak bisa pulang?? Apa dia tak akan melihat Guru Iruka? Dia tak akan melihat teman-temannya? Kekasihnya?Apa dia sendirian di sini? Aku... aku harus apa?
Sial, apa yang harus aku lakukan? Batin Naruto kacau. Ia belum pulih dari kesedihan atas pengkhianatan Sasuke saat dia diberi kejutan yang lebih besar.Pindah dimensi??! Persetan, apa yang sebenarnya terjadi!?
Dia sendirian!
Tidak!
Dia tidak sendirian. Ada Kurama!
Iya... Naruto harus tenang. Dia tak boleh gegabah. Dia harus mencerna semua kejadian ini secara perlahan.
Naruto menopang wajahnya pelan. Ia bisa merasakan kepalanya tambah pusing dan berdenyut kesakitan. Naruto mengutuk seraya mengusap wajahnya kasar. Ia menatap pasrah pada pertanyaan yang diajukan padanya.
"Ha... aku mungkin pindah dimensi," ujar Naruto perlahan dalam kebingungan menjelaskan. "Eunmm, kau tahu? Seperti pindah dunia?"Edward dan yang lainnya saling berpandangan. Alis mereka sama-sama bertaut tak mengerti. Tapi, bisa Edward yakinkan kalau gadis ini tak berbohong.
"Apa kamu bercanda?" tanya Emmett tak percaya.Naruto berdesis. "Seandainya saja aku bercanda."
"Dia tak bercanda," ujar Edward sebelum melanjutkannya, "aku bisa menjaminnya."
Naruto terperangah. Bagaimana dia bisa sepercaya itu padanya?
Mata biru si pirang tampak tertuju pada Edward. Gadis itu mengerjapkan kedua mata besarnya dengan kebingungan dan sangsi. Memiringkan kepalanya, Naruto bertanya dengan heran, "Mengapa kamu percaya sekali padaku? Aku bahkan tak percaya pada diriku sendiri," ujar Naruto lucu.
"Pfftt," tawa tertahan dari Keluarga Cullen terdengar. Jujur saja, mereka tak mengerti mengapa mereka tertawa. Tapi, kerjapan dan ucapan gadis asing itu membuat Cullens merasa lucu.
"Mengapa kalian tertawa?" keluh Naruto kebingungan. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Disini aku kebingungan...."
Edward menggeleng geli melihat tingkah kekanak-kanakkan yang polos itu. "Aku membaca pikiranmu."Mata Naruto melebar dan dia sudah melupakan masalahnya. "Kau bisa membaca pikiranku?" tanya Naruto terpesona. Kedua matanya berbinar menatap Edward.
"Kamu terpesona padanya?!" pekik Alice tak tahan akan kelucuan si pirang di sana.
Naruto yang kaget mendengar pertanyaan itu menggelengkan kepalanya dengan panik. "Bubukan begitu! Aku gak, kok!" seruan panik gadis itu terdengar lucu dengan semu merah di pipinya.
"Masa??" tanya Emmett jail. Ia merasa senang dengan reaksi gadis aneh itu pada godaan mereka.
Naruto mengangguk sungguh-sungguh. "Benar!"
Rose terkekeh kecil. "Sudahlah. Kita melenceng dari topik," katanya geli.
Atensi Naruto langsung tertuju pada Rose. Wanita cantik yang ada disamping pria terbesar itu sangat cantik. Dengan tubuh tinggi semampai, rambut pirangnya yang menjuntai tampak sangat lembut ditambah putihnya kulit wanita itu... seketika Naruto terpesona lagi. Matanya berbinar menatap Rose yang cantik."Cantik sekali," gumam Naruto yang lagi-lagi melupakan masalah dirinya. Fokus gadis itu benar-benar kacau. Lalu, ia menggeleng agar otaknya agak lurus dalam pembicaraan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kunoichi [Re-Write]
FanficDisclaimer : Naruto milik Mashashi Kishimoto dan Twilight milik Sthephanie Mayer. Setelah dikhianati oleh sang kekasih, Naruto harus terjebak dalam dimensi lain. Di tengah dunia vampir dan manusia serigala ini, Naruto harus melindungi dirinya sendi...