Mata gadis dalam pelukannya itu bergetar samar. Kening mulusnya agak berkerut dengan geliatan kecil.Edward tersenyum tipis melihat gadis yang tak merasakan suhu tubuh esnya. Tampaknya Naruto akan segera bangun. Gadis yang biasanya bangun siang sepertinya akan bangun lebih awal pagi ini.
"Eungh...."
Edward terkekeh tanpa suara. Lelaki bersurai hitam itu menggerak-gerakkan lengan kanannya yang menjadi bantal si pirang.
"Bangun, Sayang," bujuk Edward menyembunyikan senyum kecilnya pada wajah yang tak bosan dipandanginya.
Perlahan mata gadis itu terbuka menampilkan samudra biru yang sangat ia sukai itu.
"Morning, Ed," suara sengau Naruto terdengar di tengah mata suntuknya. Khas orang yang baru saja bangun tidur.
"Morning, Naru," balas Edward seraya mengeratkan pelukan dingin yang terasa hangat bagi si pirang.
"Jam berapa sekarang?" tanya Naruto seraya menyipitkan matanya yang belum terbiasa melihat sinar lampu.
Edward melepaskan pelukannya sejenak untuk berbalik mengambil ponselnya. Berniat mencari tahu pukul berapa sekarang karena kamarnya ini belum diletakki jam dinding.
"Jam 5 pagi," jawab Edward menaruh asal ponselnya.
Naruto menguap. "Astaga, masih pagi sekali," erangnya. Dia cemberut. "Aku masih mengantuk."
Edward mencubit hidung mungil mate-nya. "Jangan tidur lagi. Ada yang ingin kutunjukkan padamu."
Naruto mengerang lalu membuka matanya dengan enggan. "Sepagi ini?" tanyanya malas.
Kekasihnya itu balas mengangguk dan mencium kening si pirang. "Yaps. Sepagi ini."
Edward melepaskan pelukannya dan masuk dalam posisi setengah berbaring sebelum menarik pelan tubuh Naruto agar bangun. "Jadi, ayo cepat bangun dan bersiaplah!"
Naruto dengan malas-malasan mengikuti tarikan kekasihnya. Ia menghela napas, cemberut. "Jam segini masih dingin, Ed," rengek gadis itu tak mau. Mata biru Naruto yang layu sudah ingin terpejam sempurna sebelum terbuka kembali dengan kaget!
Naruto berseru pelan karena terkejut! Matanya yang layu langsung segar merasakan tubuhnya digendong bridal style.
Reflek, gadis itu melingkarkan tangannya pada leher sang kekasih. Dia cemberut. "Apa yang kau lakukan, sih!?"
Edward menyeringai menggoda. "Memandikanmu?"
Wajah Naruto bersemi malu, antara kesal dan malu.
"Dasar Edward bodoh!" Pukul gadis itu ke kepala kekasihnya. "Lepaskan akuu!!"
Susulan pukulan dan berontakkan dari si pirang segera dirasakannya. Edward tertawa terbahak tanpa malu-malu.
"Huaaa! Tolonggg!"
"Lepas, lepas, lepas!"
"Hahaha...."
.
.
.
.
.Saat gadis itu keluar dari kamar mandi—tentunya tanpa dimandikan oleh Edward yang mesum—, kamar Edward telah rapi dan lenggang. Sepertinya empunya kamar telah lebih dahulu turun ke bawah.
Syukurlah, atau dia akan malu setengah mati karena hanya mengenakan bathroube.
Salahkan Edward yang membawanya ke kamar mandi tanpa persiapan. Bahkan tanpa sempat membawa handuk. Untungnya kamar mandi Edward memiliki kimono mandi itu di dalamnya. Itu milik Edward, tapi siapa peduli?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kunoichi [Re-Write]
FanfictionDisclaimer : Naruto milik Mashashi Kishimoto dan Twilight milik Sthephanie Mayer. Setelah dikhianati oleh sang kekasih, Naruto harus terjebak dalam dimensi lain. Di tengah dunia vampir dan manusia serigala ini, Naruto harus melindungi dirinya sendi...