Keesokan harinya Alice mengantarkan Naruto ke sekolah. Pagi yang indah itu diisi dengan nyanyian cempreng milik kedua perempuan interaktif itu. Disusul suara jengah bercampur geli milil Rose yang melihat kelakuan aneh keduanya dari balik kaca spion mobil.Lihat saja kelakuan Naruto di belakang. Atap mobil yang memang dibuka menambah ruang bagi perempuan bermata biru itu untuk berdiri seolah dirinya di panggung. Kedua tangannya merentang bebas bersama deringan tawa segar dari belahan bibirnya. Alunan musik yang memang hanya instrumen nadanya pun menjadi pengiring si pirang serta perempuan lonceng itu berkaraoke.
"Na! Hey, Na!" panggil Alice usai lagu di player music mobil berhenti. Ia mengulurkan tangan mematikan alat musik itu agar gadis di belakangnya dapat mendengar suaranya.
Naruto berteriak sekali lagi dengan hembusan napas panjang. "Apa!?" teriaknya demi mengalahkan desiran angin kencang.
"Duduk dulu!" seru Alice seraya menoleh ke belakang dan menarik-narik tangan Naruto untuk dudul di kursi mobilnya.
"Apa?" tanya gadis itu lalu mencondongkan tubuhnya ke kursi depan dan mengambil sebungkus besar snack kentang dari tangan kekasih Jasper itu. Jangan salah, bukan Alice yang makan, tapi memang Naruto yang sengaja menitipkannya tadi.
"Nanti malam kita ke Olympia, ya? Atau mau ngapain?"
Naruto mengambil snack yang memang sudah berisi setengah untuk dihuapnya. "Gimana kalau ke Timezone?"
Rose melajukan mobilnya dengan agak sedikit lebih cepat begitu melihat bangunan kampus sekolahnya. "Bukannya kemarin sore kita baru ke sana?"
Bibir gadis pirang itu mengerucut. "Aku masih ingin bermain kemarin. Tapi, kalian malah menarikku pulang."
Alice memutar bola matanya. "Itu'kan karena sudah sangat sore, Na. Bahaya loh bagi perempuan pulang larut malam."
Naruto berdecih. "Ey, kalian'kan makhluk malam. Siapa juga yang mau ketemu sama vampir?" tanyanya sarkas, langsung badmood mengingat dirinya yang sedang asyik bermain game malah ditarik pulang.
"Hahaha... wah, sepertinya dia akan mengambil kembali porsche ini. Aku tak begitu berhasil. Seharusnya kau senang." Alice berdecak kecewa dengan mata yang berkedip-kedip melihat mata Naruto.
Ditatap seperti itu, Naruto yang cemberut langsung mendesah. "Iya, iya, aku senang, kok," katanya lalu tersenyum lebar,"lihat??"
Raut wajah gadis berambut pendek itu langsung cerah seketika.
.
.
.
.Naruto berjalan dengan santai di hutan dekat sekolahnya. Akhirnya ia bisa pergi sendiri tanpa diikuti saudari Cullens. Rasanya gadis itu ingin bersorak saja ke atas awan. Dia telah berhasil kabur dengan mengelabui keduanya.
Hehehehe:)
Naruto kabur dengan bunshinnya sebagai pengalihan. Kenapa coba tidak ia pikirkan kemarin-kemarin??
Naruto yang jail tengah beraksi sekarang, boss😂😂
Mungkin saja akibat keisengan si gadis pirang, Rose dan Alice sedang mencari-cari keberadaanya.
Naruto terkekeh kecil membayangkan ekspresi kedua gadis cantik itu. Ia mengangkat bahu dan meneruskan langkahnya entah kemana kakinya inginkan.
Naruto menghirup dalam-dalam udara hutan di sekitarnya. Ah, ia diingatkan dua hal. Edward dan Konoha.
Tanpa Konoha, Naruto rindu kampung halamannya. Biasanya ada Edward yang akan menemaninya menjalani hari. Sekarang, tanpa mate-nya, hari tampak lama dan berjalan sangat membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kunoichi [Re-Write]
FanfictionDisclaimer : Naruto milik Mashashi Kishimoto dan Twilight milik Sthephanie Mayer. Setelah dikhianati oleh sang kekasih, Naruto harus terjebak dalam dimensi lain. Di tengah dunia vampir dan manusia serigala ini, Naruto harus melindungi dirinya sendi...