Chapter 11

6.5K 506 28
                                    





Matahari mulai bersolek di atas langit yang sedikit berwarna gelap, tapi cahayanya terhalang awan membuat hawa dingin nan lembab pada Kota Forks. Dingin dari udara pagi seakan terdukung oleh sinarnya yang meremang di pagi hari. Embun di atas dedaunan pohon dekat sebuah rumah bercatkan putih menetes ke bawah atau juga menyebar ke seluruh permukaan daun.

Di salah satu ruangan terdapat dua sosok yang berbaring tenang di atas ranjang berwarna biru langit sesuai dengan warna mutiara perempuan disana. Di samping ranjang,  duduk satu vampir menunggu kedua insan di atas ranjang terbangun.

Dingin dari Kota Forks merasuki ruangan. Vampir itu memang tak merasakan dingin, tapi bagaimana dengan kedua sosok yang terbaring? Menyadari hal tersebut, Edward membuka matanya yang menampilkan mutiara coklat keemasan. Melirik ke atas ranjang dimana kedua insan itu tertidur, tangan kekar nan ramping lelaki itu menaikkan selimut agar dingin tidak masuk ke tubuh mereka.

Saat Edward ingin menarik tangannya,  sebuah tangan kekar lain memegang tangan vampir itu.  Mata Edward refleks melihat tangan yang terulur tersebut. Ada Kurama memegang kuat tangannya sebelum dua kelopak mata si rubah itu terbuka pelan.

Melihat Edward,  Kurama melepaskan tangannya. Ia mendorong tubuh Edward yang memang ingin duduk kembali. Menopang tubuh dengan satu tangan ingin bangkit dari posisi berbaringnya, Kurama membalikkan badan untuk menyiapkan bantal di belakang tubuhnya sebelum bersandar nyaman.

Mata rubby sang rubah memperhatikan sosok Edward yang  tengah bersandar sembari menutup mata. Entah memikirkan apa dia,  Kurama tak tahu dan tak ingin peduli. Mata Kurama melirik  pada sosok pirang yang telah kembali biasa. Gadis itu seperti sedang tertidur nyenyak dengan tato menghilang. Mata merah itu kembali tertutup, memikirkan apa yang harus ia katakan demi membujuk si pirang agar bisa menerima sosok vampir di kehidupan asmaranya.

Tanpa terasa keheningan yang nyaman itu berlanjut sepuluh menit kemudian. Tiba-tiba suara erangan lemah menyela suasana yang terlanjur nyaman itu. Sontak kedua pria tersebut membuka mata dan melihat pada gadis pirang yang akan sadarkan diri.

Kening mulus wanita itu sedikit berkerut dalam erangan. Kelopak mata bagaikan bunga itu bergetar pelan menunjukkan usahanya untuk terbuka. Perlahan kelopak mata itu terbuka tersambutkan silauan berburam pelangi. Lengan kanan mungil Naruto terangkat lemah untuk menghalangi sinar agar matanya bisa terbiasa. Kening yang berkerut perlahan melonggar diiringi mata yang telah terbuka menampilkan biru langit nan indah. Lengan kanannya,  ia ganti untuk memijat kening yang terasa berdenyut sementara mata itu kembali tertutup.

Kening Naruto yang sebelumnya berkerut karena pusing dan silau, perlahan melonggar ketika semua itu tak benar-benar terasa. Lengan yang semula menutupi pandangannya, beralih fungsi untuk  memijat keningnya agar sisa pusing benar-benar  tak lagi terasa. Naruto  mengerang lemah karena rasa  pusing yang menyapa  kepalanya  terasa membuatnya  mual.

Sesaat pusing itu telah reda,  Naruto kembali  membuka  mata dan melihat langit-langit kamarnya.  Linglung,  ia menatap langit-langit dengan kebingungan. Teringat dengan apa yang sebelumnya terjadi, Naruto menghela napas. Ia ingat kalau pelepasan itu sudah berkahir dengan sukses.  Setelahnya,  Naruto tahu mengapa dia berada di kamarnya sendiri.  Itu pasti karena tubuhnya tak sadarkan diri.

Usai pulih dari kelinglungannya,  mata Naruto mengerjap lemah merasakan dua tatapan dari dua hawa keberadaan yang terasa dalam sensoriknya.  Ia mengedarkan kedua belah mata itu dan menemukan dua sosok yang familiar. Samar, ia melihat sosok Edward dan sosok yang tak ia kenal meski kehadirannya memancarkan rasa familiar.

"Edward?" tanya lirih gadis itu,  memastikan. Suaranya serak dan terdengar pelan akibat dia  yang tak sadarkan lebih dari satu hari itu. Setelah memastikannya dengan anggukkan,  Naruto menoleh kepada pria asing yang berada di sampingnya.

My Kunoichi [Re-Write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang