"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Edward ketika Jacob dan Bella ada di depannya. Mata vampir itu jatuh pada wajah keduanya. Ada keseriusan di sana. Bahkan Edward dapat melihat jejak kecemasan dari wajah cantik Bella.
"Ada vampir lain yang mengincar Bella." jawab Jacob seraya maju selangkah. Ia menyingkirkan Bella ke belakang punggungnya lalu kembali melanjutkan perkataanya, "Dan itu semua berkaitan denganmu dan kekasihmu."
"Vampir lain?" beo Edward dengan kening yang mengerut. "Kenapa itu berkaitan dengan kami. Selain Victoria, semasa kami berhubungan tak ada vampir lain yang dapat mengancamnya."
Jacob menajamkan matanya. "Ya. Kau yang membawanya ke dalam kehidupanmu sehingga membahayakan Bella," ujar Jacob bernada rendah. "Vampir itu bahkan memasuki kamar kekasihku."
Edward langsung menegakkan diri. Ia melebarkan matanya karena terkejut. "Apa??! Ada vampir yang masuk ke rumah Bella?" tanyanya tak percaya. Seingat Edward, rumah Bella berada di wilayah para serigala. Itu memasuki ruang lingkup lindungnya. Lalu mengapa ada vampit yang dapat masuk ke sana?
Jacob berdecak. "Ya, kemarin malam saat kami kembali, Bella menemukan selembar kertas dan bajunya yang hilang." Kemudian tangannya merogoh sahu celana jeans-nya dan mengeluarkan selembar kertas lusuh. "Ini. Bacalah!"
Edward baru saja ingin mengambil kertas saat lirihan saudarinya memanggil nama Naruto dan Kurama. Pria itu berbalik menghadap arah dimana kedua Uzumaki itu berjalan ke arahnya.
Naruto tersenyum cerah sedangkan Kurama di belakangnya agak gatal ingin memaki. Tapi, tentu saja sebagai Jhincuriiki, Naruto yang hapal tabiat rubah itu sudah mewanti-wantinya agar tak bersikap seperti itu.
"Hai, semua!" sapa gadis itu ceria. Tangannya melambai pada keempat saudara Cullen di belakang Edward. Naruto juga tak lupa melambai pada Jacob dan Bella yang tampak diam saja. Kurama sendiri hanya melewati Edward dan menuju keempat Cullen lainnya. Rubah itu tahu diri dan tak ingin mengganggu pembicaraan yang mungkin saja serius.
Merasakan emosi dua orang di depannya, Naruto mengerjapkan matanya. Apalagi dengn senyum Bella yang tipis ketika membalas sapaanya membuat gadis itu semakin tak mengerti.
"Hey, ada apa? Kenapa kalian sangat tegang? Apa ada sesuatu?" tanya Naruto yang menatap kedua pria itu bergantian.
Edward langsung menggenggam tangan Naruto. Tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya, pria itu langsung mengambil kertas yang disodorkan lalu membacanya berdua.
Aku akan pastikan kalian akan menerima akibatnya!! Gadis pirang itu dan kau pasti kudapatkan!!!
Mata Edward dan Naruto saling memandang. Keduanya kembali menatap Jacob yang terasa suram dan Bella di balik punggung kekasihnya. "Ini surat ancaman."
"Kami sudah mengejarnya, tapi dia lari ke perbatasan wilayah kalian. Karena itu, meski enggan... ayo, kita genjatan senjata untuk saat ini," ujar Jacob seraya menghela napas.
"Genjatan senjata?"
Jacob mengangguk. "Ya. Kita negoisasikan ulang mengenai perbatasan dan mengenai hal inu," katanya lagi.
Edward terlihat berpikir. Matanya menggerling sedangkan Naruto yang tak mengerti apapun sama dengan Bella, terdiam. Membiarkan kedua lelaki mereka saling berbicara.
"Bagaimana dengan * Top Alpha-mu?" tanya Edward kemudian. "Apa dia tak keberatan. Jika ini hanya menyangkut masalah pribadi kita, kupikir itu mustahil," lanjutnya lagi dengan gelengan kepala.
Jacob mengangguk. "Aku tahu." Dia kemudian berbalik dan terlihat meminta sesuatu pada Bella. Dengan sigap, gadis itu mengeluarkan sebuah koran dari tasnya lalu menyerahkannya pada Jacob.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kunoichi [Re-Write]
FanfictionDisclaimer : Naruto milik Mashashi Kishimoto dan Twilight milik Sthephanie Mayer. Setelah dikhianati oleh sang kekasih, Naruto harus terjebak dalam dimensi lain. Di tengah dunia vampir dan manusia serigala ini, Naruto harus melindungi dirinya sendi...