"Wah! Ini indah sekali, Ed! " sahut Naruto terpukau pada pemandangan di hadapannya. Tak Naruto sangka hutan disini memiliki salah satu spot yang sangat indah.
Tanah yang sedikit lapang dengan warna hijau segarnya rumput. Disandingkan dengan warna putih dan merahnya bunga yang bermekaran di atasnya. Rimbunan pohon mengelilingi tempat ini. Membuatnya tersembunyi dari luar dunia. Hanya beberapa titik sinar mentari yang teduh memasuki celah-celah daun. Beberapa hewan mungil yang lucu bahkan melingkar disana. Ada tupai di atas pohon, kelinci, kucing, dan burung.
Naruto merentangkan tangannya selebar mungkin saat menghirup dalam-dalam udara kesejukan di tanah itu.
"Aaaa, ini indah! "
Teriakan membuatnya para hewan di sana takut. Mereka segera tercerai berai dan pergi meninggalkan dua insan itu dengan terburu-buru.
Naruto yang mendengar suara cicitan hewan yang panik dan suara sayap langsung membuka matanya. Melihat semua hewan di sana takut, gadis itu tersenyum polos.
"Aku bikin kalian takut, ya?" tanyanya pada hewan-hewan di sana. Naruto tak asing dengan berbicara pada hewan. Dia sering melakukannya entah saat kecil maupun beranjak dewasa. Naruto sangat menyukai hewan, khususnya pada hewan kecil seperti katak. Baginya, hewan dan alam sekitar adalah temannya. Di saat ia sendiri, hanya hewan yang bisa diajak bicara. Di saat ia sedang sedih, hanya alam yang bisa membuatnya tersenyum kembali.
Yah, intinya Naruto sangat menyukai alam dan fauna di sana.
Edward terkekeh geli melihat gadis itu. Dia melangkahkan kakinya menuju tengah tempat indah itu dan membaringkan dirinya sendiri di atau rerumputan hijau segar.
Naruto tertawa kecil melihat kelinci dan tupai yang mengintip malu-malu. Astaga mereka lucu sekali....
Matanya melirik ke Edward yang membaringkan diri. Ia melangkahkan kaki menuju Edward dengan mata yang masih menyapu alam sekitarnya. Disamping Edward, Naruto duduk bersila dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya.
"Ini sangat indah, Ed. Aku menyukainya, " ujar Naruto senang membuat matanya yang sedikit eyesmile melengkung lucu.
Edward terkekeh lembut di atas salah satu lengannya yang dijadikan bantal. Lelaki itu melepaskan tangannya sejenak untuk menepuk lengan yang lain.
"Sini."
Naruto menyemu lagi. Matanya sedikit membola. "Eh? "
"Berbaringlah. Ada yang ingin aku bicarakan, " ajak Edward sekali lagi dengan senyumnya seraya menggendikkan dagu ke lengan bebas yang terentang.
Naruto membulatkan bibirnya. Dengan canggung, gadis itu kemudian menidurkan dirinya di atas lengan kekar milik kekasihnya. Naruto sedikit menggeliat untuk menyamankan posisinya yang baru.
Kembali, Edward menjadikan tangannya yang lain sebagai bantal di bawah kepalanya.
"Apa kamu tidak penasaran siapa Bella? " tanya Edward pelan dengan mata yang memperhatikan langit diatas rimbunan pohon.
Naruto sedikit terdiam sebelum menengadahkan kepalanya, melihat wajah Edward dari posisinya.
"Aku penasaran... tapi aku juga tidak akan bertanya, " ujar Naruto pelan pada akhirnya lalu kembali menyembunyikan kepala di tubuh Edward.
"Tidak ingin atau tidak peduli, Naru?" tanya Edward sedikit terganggu dari senyuman tanpa arti miliknya.
Naruto menggigit bibirnya sejenak sebelum mencubit keras—kalau pelan gak mempan bagi para Vampir dan Shape Shifter—pinggang Edward yang membuat lelaki itu meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kunoichi [Re-Write]
FanfictionDisclaimer : Naruto milik Mashashi Kishimoto dan Twilight milik Sthephanie Mayer. Setelah dikhianati oleh sang kekasih, Naruto harus terjebak dalam dimensi lain. Di tengah dunia vampir dan manusia serigala ini, Naruto harus melindungi dirinya sendi...