Chapter 8

6.3K 482 13
                                    

Naruto memuntahkan banyak darah yang mengotori wajah cantiknya!  Matanya berkaca-kaca menahan sakit. Perlahan dari leher sebuah ukiran tato muncul ke permukaan. Satu-satunya cahaya yang bersinar sedikit terang.
"Naruto!" seruan khawatir dari keluarga vampir terdengar keras. Mereka segera berlari mendekati  barikade. Tetapi, barikade menahan mereka diluar. Tanpa bisa berbuat apapun dan hanya melihat keadaan parah si gadis pirang di dalam sana semakin menambah kepanikan nereka.

Kedua bunshin Naruto juga batuk darah. Mereka gemetar menahan segel agar tetap kokoh. Wajah keduanya pucat, tapi tak sepucat wajah milik Naruto asli. Dengan tangan yang gemetar dan tubuh berdenyut kesakitan, dua bunshin Naruto masih tetap keras kepala mempertahankan segel dengan kedua tangannya.

Darah yang sebelumnya membuat Edward hampir kehilangan diri, tak lagi terasa. Tubuh Edward langsung merasakan nyerinya.  Panas mendidih dari bagian lehernya  membentuk sebuah tato yang mirip  di leher Naruto tadi. Karena terlalu panas, kulit Edward perlahan sedikit melepuh. Sebuah energi pemberontakan mengalir di setiap pembuluh darah matinya membuat getaran kuat yang harus ditahannya.

Edward jatuh tak kuat kala panas semakin tak tertahankan. Tangan kanannya mencengkram leher tempat tato ada. Bersimpuh  dengan wajah menengadah penuh rasa sakit, Edward menahan teriakkan dan sakitnya. Gigi milik vampir itu bergemelutuk keras. Tubuhnya yang kuat kini rasanya seperti dibakar dan ditusuk di setiap porinya.

"Argh!"

"Edward!" seruan tak kalah khawatir datang dari Esme. Mereka mengerubungi Edward dengan panik.

"Kulit leher Edward melepuh!" seruan khawatir datang dari Alice. Ia berdiri di belakang Edward dan memegang pundak sang kakak. Tangannya berusaha menahan tubuh Edward agar tak jatuh ke tanah.

"Apa!" mata Rose membola terlejut. Dirinya segera bangkit dari simpuhan dekat Edward dan melihat bagian leher lelaki itu. "A-astaga!" wanita itu menutup mulutnya dengan tak percaya.

"Carlisle, bagaimana ini?!" tanya panik Esme. Ia semakin khawatir melihat keadaan Edward serta Naruto. Keduanya sama-sama kacau!

"Ed! Ed! panggil Emmett tergesa-gesa. Ia berusaha membangkitkan kesadaran Edward yang dirasanya semakin menghilang. Terbukti dengan rasa tak fokus dari pancaran mata Edwrd yang sekarang hanya menyoroti rasa sakitnya.

Jasper menahan leher Edward agar tak dipatahkan oleh pemiliknya sendiri. Dia segera  mengambil paksa lengan Edward dari leher dan menahannya bersama Emmett. Sungguh, Jasper tak ingin Edward mencelakai dirinya sendiri hanya karena ingin bebas dari rasa sakitnya.

"Astaga!” Esme berseru. Mata wanita paruh baya  itu berkaca-kaca melihat kulit Edward yang langsung melepuh akibat sinaran cahaya merah dari tato.

"Kita harus apa, Carlisle?" tanya Emmett pada sang ayah yang kini memeriksa leher Edward.

Carlisle mengerutkan keningnya. Tangannya meraba dan menekan-nekan tato itu dengan rasa tak percaya. Mengapa Carlisle sama sekali tak merasakan panas? Lalu mengapa tato ini melukai leher Edward hingga melepuh?

"Tato ini tidak panas,  tetapi mengapa kulit Edward seperti ini?" gumam Carlisle di tengah kepanikannya. Pria itu menelan salivanya. Ia benar-benar berusaha keras agar bisa berpikir logis di tengah kepanikkan ini!

Alice dan Rose berdiri di samping Esme yang membeku menahan khawatir. Tangan Alice merangkul lembut bahu sang ibunda agar dapat menenangkan wanita paruh baya yang sedang ketakutan itu. Rose di sisi lain Esme tak berucap apapun. Ia hanya berdiri diam dengan tangan yang menggenggam tangan Esme.

"Baringkan Edward!" titah Carlisle lalu mundur beberapa langkah. Perintah itu juga rupanya membuat Rose dan Alice perlahan membawa Esme yang masihdalam keadaan linglung. Keempatnya membuat jarak agar Edward dapat dibaringkan dan diperiksa oleh sang kepala keluarga.

My Kunoichi [Re-Write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang