Kurama mengerutkan hidungnya. "Tidak, deh. Aku malas. ""Ok. "
.
.
.
.Dengan nampan yang berisi makan siangnya, Naruto berbalik menuju meja Cullens kembali. Hanya beberapa langkah sebelum seorang wanita berambut coklat panjang yang diikat satu kebawah dan berkacamata menghalangi jalannya. Naruto mengedipkan matanya. Ia tersenyum ceria, kemudian.
"H-hai," sapa gadis itu malu-malu dengan mata terus melirik pada meja yang berisi Jessica dan teman-temannya. Dalam hati, gadis itu meringis kesal. Kenapa harus dirinya yang menyapa salah seorang dari Cullen Gang, sih? Padahal yang penasaran, kan, Jessica.
"Hai. " Naruto balik menyapa dengan ceria dan penuh semangat.
"A-aku Angela Webber." gadis itu mengulurkan tangan ke depan dengan sedikit ragu. Apakah gadis ini akan sama dengan para Cullen lainnya yang sangat sombong?
Naruto terus tersenyum maaf. "Maafkan aku. Tapi, aku tak bisa menjabat tanganmu. Lihat, tanganku memegang nampan! " unjuknya pada kedua tangan yang sedang memegang nampan.
"Ah, maafkan aku, " serunya tak sengaja. Wanita bernama Angel itu tersenyum meminta maaf pada Naruto seraya menarik kembali tangannya. Ada semu malu di bawah kacamatanya.
"Mau tidak duduk bersama kami?" tanya Angel ragu-ragu. Ia melirik pada meja Jessica, di sana, imbuhnya menunjuk pada mejanya.
"Mmm... " Naruto menggumam ragu seraya menatap pada meja keluarga Cullens. Manik matanya bertemu dengan Edward yang juga menatapnya dari meja sebrang sana. Mengetahui kemampuan sang mate, wanita berambut pirang itu bertanya lewat pikirannya.
'Aku boleh tidak duduk bersama mereka? '
Sejenak lelaki itu menatap meja yang ingin kekasihnya duduki. Bersama Bella. Melihat wanita itu sedikit membuatnya tersedak rasa rindu. Tak bisa dipungkiri jika ia masih mencintai Bella, tapi ini semua telah berlalu. Kini hatinya mulai tertambat pada Naruto, jadi mungkin rasa rindu terhadap wanita berambut coklat gelombang itu harus ia sisihkan dan lupakan. Tidak boleh ada perasaan lain selain cinta mereka terhadap pasangan. Tidak boleh ada orang ketiga. Cukup Bella sebagai pelajaran baginya.
Untuk itu, mungkin saja sudah waktunya Naruto tahu keadaan sebenarnya hati Edward. Lelaki berambut perunggu itu tak ingin menyembunyikan apapun dari Naruto, sementara gadis berambut pirang itu saja sama seperti buku terbuka baginya.
Sedikit ragu, Edward tersenyum dan mengangguk. Membuat wajah Naruto tersenyum dan langsung mengiyakan ajakan Angela.
"Apa tidak apa-apa Naruto bersama mereka, Ed? " tanya Alice ragu melihat Naruto yang kini duduk semeja dengan Bella.
"Memangnya ada apa? " tanya Kurama sembari memainkan ponselnya.
"Salah satu gadis di meja itu mantan kekasih Edward, " jawab Jasper kalem.
Mata Kurama sedikit memincing sebelum melirik pada meja Bella dan kawan-kawan. "Yang mana? "
"Yang rambutnya coklat gelombang, " unjuk Emmett.
Senyum Kurama terukir remeh. "Serius Ed? Kau yakin tidak buta jika masih mencintainya? Naruto sangat jauh lebih baik darinya. "
"Jika gadis sialan itu berani mengatakan hal aneh pada Naruto, lihat apa yang akan kulakukan, " ancam Rose dengan senyum dingin.
"Heh, memangnya apa yang bisa dilakukan gadis itu pada Naruto, " hina Kurama tak berniat memasuki Bella ke matanya.
"Sudahlah, lagipula itu tak akan terjadi. Naruto pasti bisa menjaga diri, " relai Emmet mengusap pelan tangan sang kekasih yang berada di atas meja untuk menenangkan gadis itu. Gadis yang ia tahu sangat membenci Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kunoichi [Re-Write]
FanfictionDisclaimer : Naruto milik Mashashi Kishimoto dan Twilight milik Sthephanie Mayer. Setelah dikhianati oleh sang kekasih, Naruto harus terjebak dalam dimensi lain. Di tengah dunia vampir dan manusia serigala ini, Naruto harus melindungi dirinya sendi...