Setelah gua baca ulang setiap chapter yang gua publish, ternyata banyak banget typo😂 ada huruf yang ketinggalan, ada yang kelebihan wkwkwk😂😂 maapkeun🙏🙏
Dri dulu emang gini, tangan gua kalo apa² suka cepet. Bahkan nulis di buku pun gua suka gtu, ada huruf yang ketinggalan gara² kecepetan nulis😂 sampe² gua dikatain tangan jaran (kuda) sama tmen² gua😂
Jadi kalo ada typo, penulisan amburadul harap maklum dan pahami sendiri aja maksud kata itu kemana😂😂
Happy reading~
✒✒✒
Motor satria FU hitam milik Luthfi terparkir rapi di halaman rumahnya, lebih tepatnya di depan teras rumahnya. Setelah mematikan mesin, dan mencabut kunci motor, ia kemudian melepas helm yang melakat pada kepalanya, lalu mulai beranjak memasuki rumah dengan helm dipelukannya.
Kakinya melangkah begitu tenang, berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang tidak karuan. Tangannya meraih gagang pintu lalu mendorongnya kedalam.
"Assalamu'alaikum." Suara Luthfi terdengar begitu tidak bersemangat.
"Wa'alaikum Salam." Jawab Ibunya yang kebetulan sedang duduk di kursi jati dengan ukiran yang begitu indah. "Udah pulang Fi?" Lanjut Ibunya menatap Luthfi sekilas lalu kembali mengurut kakinya yang terasa begitu pegal.
Melihat hal itu membuat hati Luthfi langsung terenyuh, rasanya ia ingin menangis saja. Demi apapun ia tidak ingin melihat orang tuanya kecewa, terutama Ibunya, karena selama ini Ibunya begitu dekat dengannya. Luthfi merasa gagal menjadi manusia, kenapa ia harus mendapatkan penyakit yang seperti ini?
Apa Tuhan sedang menghukumnya?
Lalu apa kesalahan yang sudah ia buat?
Luthfi tidak mengerti.
Kaki panjangnya berjalan menuju kearah Ibunya yang masih terus mengurut pergelangan kakinya dengan pelan, guratan rasa lelah samar terpatri diwajah wanita paruh baya itu.
Luthfi langsung duduk bersimpuh didepan Ibunya, lalu memeluk kaki wanita paling ia cintai ini. Wanita didepannya ini langsung tersentak kaget merasakan pergerakan dari anak keduanya ini.
"Kenapa?" Tanya begitu lembut, hanya mendapat gelengan dari Luthfi yang menyembunyikan wajahnya di sela kedua lutut milik Ibunya.
"Ada masalah di sekolah?" Tanyanya lagi, dengan tangan hangatnya yang sudah tak halus lagi karena sudah terlalu banyak bekerja.
Dan itu sukses membuat mata Luthfi berkaca. Ya Tuhan bagaimana bisa ia sudah mengecewakan wanita yang begitu lembut ini.
Bahu Luthfi mulai terguncang, lalu isakan kecil keluar dari bibir lelaki berwajah garang itu.
Ia terisak, menyesal, menyesal sudah merelakan takdir seperti ini masuk kedalam kehidupannya, dan secara tidak langsung membuat kedua orang tuanya akan kecewa. Ia pun bahkan merasa jijik pada dirinya sendiri sekarang.
Luthfi pun merasa selama ini ia beribadah pun percuma, kalau hal yang sangat dilarang oleh penciptannya ia lalukan. Luthfi merasa menjadi manusia paling menjijikan didunia ini.
Bahunya berguncang lebih keras, isakannya sudah tidak terkendalikan lagi. Ia mengekspresikan, menumpahkan semua yang ada didalam hatinya, di depan sang Ibu.
"Maafin Upi Bu." Ucapnya dengan suara bergetar hebat.
✒✒✒
Selepas makan malam Biya langsung kembali kekamarnya, melewatkan jadwal rutin yang biasa ia lakukan setelah makan malam bersama Bunda dan Lia, yaitu menonton acara Talk Show dua komedian indonesia yang sangat terkenal itu, entahlah kenapa Biya begitu addict terhadap acara itu. Mungkin karena pembawaannya yang begitu santai dan tidak terlalu serius membuat Biya menyukai acara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luthfi✔
Teen FictionMencintai dalam diam bukanlah hal yang mudah. Mengungkapkan perasaan secara terang-terangan, juga bukan perkara yang gampang. 13 November 2017©