Akhirnya selesai juga😥 ya ampun acu juga uring² sendiri ini part dibuat setengah² karena mood nulis gak ada😂
Ini yang baca gak pada bubar kan?😂
Kalo engga, berarti kalian tipe yang setia aseeek.⚠Long chapter
⚠Typo everywhere
⚠Kelebihan huruf
⚠Kekurangan huruf
⚠Bahasa belibet.Selamat membaca~
✒✒✒
Genap satu minggu sudah Luthfi dan Firza berbaikan, kini kedua sudah seperti dulu lagi, meskipun pada saat diawal masih ada rasa canggung, lebih tepatnya Firza yang merasakan. Lelaki bertubuh mungil itu terkadang dengan reflek menjauh saat orang-orang masih mencemooh Luthfi dengan blak-blakan, dan itu kadang sukses membuat Luthfi merasa sedih, dan Firza pun langsung dilanda rasa bersalah. Namun perlahan Firza benar-benar berubah, jika dulu akan menjauh, namun kini dia akan membalas segala cemooh semua orang kepada Luthfi dengan garang.
Pernah sekali Firza sampai mengajak tetangga kelasnya yang mengejek Luthfi ia ajak duel, dengan tampang garang yang tidak sinkron dengan tubuh mungilnya Firza berjalan dengan angkuh dan langsung face to face dengan si pengejek itu.
Awalnya si pengejek yang diketahui bernama Samuel Christianson Simanjuntak itu memandang remeh Firza, namun perlahan menciut saat merasakan aura yang begitu ganas dan serius dari Firza. Dan kalau saja Luthfi tidak langsung menarik Firza saat itu, mungkin kepalan tangan Firza yang sudah mengeras dari tadi mendarat pada wajah lelaki bermarga Batak itu.
Bersyukurlah kau wahai Samuel, kalau saja Luthfi tidak menarik Firza menjauh, wajah tampanmu sudah amburadul.
Beralih ke Biya. Kini hubungannya dengan Luthfi pun semakin dekat, apalagi setelah Luthfi mengajaknya hangout pada hari itu, keduanya sudah seperti orang pacaran, kemana-mana selalu berdua, dan itu sukses membuat Irianto jadi uring-uringan.
Mantan cinta pertamanya itu kini… entahlah gencar sekali mendekatinya, bahkan tak jarang memberi perhatian, membuat Biya merasa ambigu sendiri, apa ini hanya untuk sebatas teman atau lebih? Kalau lebih jujur Biya sudah tidak merasakan apapun lagi terhadap Irianto, ia sudah punya Luthfi yang kini sudah didepan matanya.
Biya juga terkadang dibuat pusing oleh kedua lelaki itu, terkadang mereka dipertemukan dalam satu situasi dan selalu terjadi adu mulut yang sangat tidak bermutu, dan berakhir ia harus pergi dengan Firza untuk menghindari omongan-omongan tidak berguna dari keduanya.
Entahlah Biya merasa dirinya seperti dengan diperebutkan sekarang.
Tanpa sadar pipinya memanas memikirkan itu.
Tring!
Biya tersentak mendengar dentingan notifikasi, yang masuk pada ponselnya. Jemari lentiknya perlahan membuka lockscreen, dan langsung muncul pop up dari pesan Whatsapp.
Upi😻
Bsk, gua ada ssuatu buat lo 19.37Biya tidak membalas, namun senyum lebar terpatri dibibir ranum gadis itu.
Luthfi akan memberinya sesuatu? Kenapa terdengar begitu manis? Ah Biya jadi tak sabar menunggu hari esok.
✒✒✒
Kaki kedua insan berbeda jenis ini melangkah, menapaki ubin putih koridor sekolah untuk menuju kelas masing-masing. Tidak apa pembicaraan diantara keduanya, karena memang masih terlalu pagi dan terlalu malas untuk bersuara yang tidak begitu penting.
"Biya!" Si gadis langsung menoleh saat mendengar namanya diserukan. Biya menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Firza yang berada disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luthfi✔
Teen FictionMencintai dalam diam bukanlah hal yang mudah. Mengungkapkan perasaan secara terang-terangan, juga bukan perkara yang gampang. 13 November 2017©