Assalamu'alaikum🙏
Lama tak jumpe ye😄 masih ada kan yang stay di lapak ini?😄 gua harap sih ada wkwkwk.
Maapin eike yang lama update, ide ada tapi males nulis tuh enaknya di apain?😂 gua lagi kenapa penyakit itu akhir²😂 makanya lama update wkwkwk.
Udahlah jangan banyak cingcong, langsung cus baca aja.
Happy reading~
✒✒✒
Bel pelajaran terakhir sudah berkumandang sejak satu menit yang lalu. Biya buru-buru membereskan peralatan sekolahnya yang kini berserakan di atas meja akibat ulah Saghara, teman sebangkunya. Lelaki banyak tingkah itu selalu begini hobby sekali merusuh apa yang ia punya, dan selalu berakhir ia sendiri yang harus membereskan.
Sebenarnya Biya kalau boleh jujur sudah tidak kuat sedari kelas sebelas ia mendapat jatah duduk dengan Saghara, dan selalu menjadi bahan rusuh lelaki bertubuh jangkung ini.
Yang membuat Biya semakin tidak kuat, Saghara terus menerus mengoceh bahkan tak jarang memberi gombalan receh ala lelaki itu, dan membuat Biya ingin sekali menjejalkan cengek pada mulut Saghara agar berhenti mengoceh. Dan yang parahnya lagi perbuatan lelaki itu selalu luput dari pengawasan guru.
Entah jurus apa yang Saghara buat. Mampu membuat guru gelap mata, apalagi guru wanita, apa karena muka dia kaya Oppa-oppa korea? Biya akui Saghara not bad lah di bandingin dengan Luthfi.
Setelah selesai Biya langsung bangkit dari duduknya untuk segara menuju parkiran, Firza pasti sudah menunggu. Ia tidak mau lelaki penuh perhitungan itu akan mengoceh karena ia terlambat beberapa menit bahkan hitungan detik pun Firza hitung hhh.
"Eh kemana?" Saghara menjawil lengan Biya yang melintas di sampingnya.
Biya menghentikan langkahnya, lalu menoleh kebelakang. "Pulang,"
"Bareng bang Ghara aja kuy," Ajak Saghara lalu mengerlingkan sebelah matanya, membuat Biya langsung memutar bola mata malas.
"Ogah! Yang ada gua di ajak muter-muter dulu bukan pulang." Biya kembali melanjutkan langkahnya.
"Elah biasanya juga cewek demen kaya gitu, di ajak jalan dulu, baru pulang. Ngedate gitu kerennya."
"Serah lo tiang!" Biya terus berjalan tanpa memperdulikan Saghara yang masih mengoceh di belakang.
Biarkan babang Ghara bahagia.
"Hari ini gak langsung pulang gak papa?" Biya berjengit mendengar suara dari sampingnya, kemudian ia menoleh kearah samping mendapati Firza yang kini sedang menatap aneh kearahnya.
"Kenapa lo? Kaget banget gitu?"
"Iyalah goblok! Lo ngagetin, gak biasanya juga lo ada sini." Biya nebok gemas lengan Firza.
Firza meringis, "eh itu tangan enteng banget ya,"
"Bodo!"
"Hari ini gua gak langsung pulang, mau beli jersey dulu. Lo ikut apa enggak?" Tanya Firza.
"Lama gak?"
"Enggak, cuma beli jersey doang."
"Em bentar, gua mikir dulu." Biya terdiam seolah memikirkan sesuatu.
"Sama Luthfi juga."
"Oke!" Sahut Biya dengan cepat, membuat Firza langsung mengacak-acak rambut gadis itu dengan gemas.
Biya selalu saja paling cepat kalau sudah berbau tentang Luthfi.
✒✒✒
Biya dan Firza sudah nangkring dengan manisnya dimotor Vixion milik Firza. Menunggu Luthfi yang kini belum muncul juga, padahal lingkungan sekolah mulai berangsur sepi banyak yang sudah pulang, entah kemana lelaki garang itu. Padahal Biya sudah dag dig dug hari ini ia akan jalan bersama Luthfi meskipun ada Firza yang nyelip di antara mereka, atau lebih tepatnya malah ia yang nyelip antara Firza dan Luthfi? Ah sudah lah yang penting bisa jalan bersama Luthfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luthfi✔
Teen FictionMencintai dalam diam bukanlah hal yang mudah. Mengungkapkan perasaan secara terang-terangan, juga bukan perkara yang gampang. 13 November 2017©