Part 29 : Jangan Berharap Pada Manusia

1.1K 112 27
                                    

Komen sebebas-bebasnya.
Buat gua seneng kek, biar bisa fast up kaya gini.



✒✒✒

"Ih sebel banget kenapa gak sesuai sama gambarnya coba?"

Sudah yang kesekian kalinya gerutuan keluar dari mulut gadis bernama Sabiya Anwar ini. Beberapa menit yang lalu ia dipanggil oleh salah satu guru, ada paketan Biya katanya, gadis itu dengan segera mengambil. Ya sudah kebiasaan Biya jika memesan sesuatu pasti akan ia kirim alamat Sekolahnya, biar lebih gampang katanya, karena sebagian waktunya ia habiskan disekolah, apalagi sekarang Sekolahnya sudah menganut sistem Full Day.

"Tau barangnya kaya gini mah gak usah beli. Ih sebel deh gua." Gerutunya lagi terlihat begitu kesal. Membuat Luthfi yang sedari tadi ateng disampingnya pun menghela nafas. Mereka ada dikelas Biya saat ini.

Biya begitu kesal karena ia memesan sebuah sepatu pada online shop, di foto sepatu tersebut sangat lah menarik membuat hati Biya ingin sekali membelinya, dan akhirnya Biya pun membeli namun saat barang yang ia pesan itu sampai padanya, benar-benar diluar ekspektasi, tidak seperti apa yang ia harapkan.

"Kalo gak mau kecewa, jangan berharap sama manusia." Ujar Luthfi dengan santainya, langsung mendapat tatapan aneh dari Biya.

Pungung tangan Biya terulur menyentuh dahi Luthfi, lalu menuju bokong miliknya, dan dengan polos menatap Luthfi. "Gak panas, adem." Katanya. Langsung mendapat usakan rambut dari Luthfi hingga rambutnya terlihat berantakan.

Luthfi terkekeh, "gemesin lo ya!"

"Berantakan Fhi!" Biya cemberut unyu.

Luthfi tersenyum lebar, melihat tingkah kekanakan Biya ini.

"Lagian tumben banget lo ngomongnya bener." Biya menatap Luthfi lucu.

"Lah emang kemarin-kemarin gua ngomong gak bener?"

Biya menggeleng lucu, membuat Luthfi lagi-lagi ngusak rambutnya.

"Luthfi berantakan ih!"

Luthfi tertawa kecil. "Kalo gak mau ngerasain kecewa, jangan berharap sama manusia."

"Hm iya iya." Biya mengangguk.

"Yaudah, kekantin kuy. Setengah jam lagi nih." Ajak Luthfi.

"Kuy!"

Mereka berdua pun bangkit dari duduknya, lalu mulai melangkah menuju kantin.

✒✒✒

Luthfi dan Biya bercanda disela memakan makanan mereka, membuat atensi yang berada dikantin terkadang tertuju kearah mereka. Entahlah terlihat sweet, meskipun dulu Luthfi dirumorkan memiliki kelainan seksual, tapi para gadis yang berada disini, tidak menampik pesona seorang Luthfi yang terlihat garang namun menawan.

"Gabung boleh?" Suara itu mengintrupsikan keduanya. Obsidian Luthfi dan Biya langsung menangkap Irianto yang kini berada didepan mereka, dengan semangkuk bakso beserta es dan tak lupa senyum tipis tersemat dibibir lelaki itu.

Baru saja Luthfi ingin membuka suara, namun langsung diserobot oleh Biya. "Boleh, duduk aja Rian." Ucap Biya riang.

Luthfi langsung menampakan wajah betenya, lalu kembali melanjutkan makannya dalam diam.

"Gak ganggu kan?" Kata Irianto sembari menaruh makananya dan duduk diberhadapan dengan Biya dan Luthfi.

Pemandangan yang mengiris hatinya memang, mau bagaimana lagi daripada makan sendirian.

"Gak papa, selo aja. Kaya sama siapa aja." Biya nyengir.

Irianto mengangguk, lalu mulai menyuapkan bakso kedalam mulutnya. Begitu pun dengan Biya.

Dear Luthfi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang