⚠ Typo bertebaran.
⚠ Bahasa belibet.
⚠ Kelebihan huruf.Pahami sendiri aja ya😂
✒✒✒
From : Upi💕
Thanks biya😊Awalnya Biya mengerutkan dahinya membaca pesan dari Luthfi, apa maksud lelaki itu? Terima kasih untuk apa? Namun sedikit kemudian senyum mengembang dibibir ranumnya, saat sebuah pemikiran melintas dikepalanya.
Omelannya terhadap Firza tadi siang mempan juga ternyata.
Biya bersyukur Firza mau mendengarkannya, dan tidak melihat permasalahan hanya dari satu sisi.
Segala sesuatu pasti ada sebab akibatnya kan?
✒✒✒
Sudah dari pukul dua siang tadi Luthfi stay dirumah Biya. Hari ini ia ingin mengajak Biya hangout, beruntunglah karena hari ini tanggal merah meskipun bukan weekend, jadi waktunya pas untuk pergi hanya sekedar menyegarkan pikiran dan sebagai ucapan terima kasihnya pada Biya yang ikut berkontribusi untuk membuat dirinya dan Firza berbaikan kembali.
Semalam kalau boleh jujur Luthfi masih tidak percaya kalau Firza kembali menghubunginya, pasalnya sejak masalah itu datang, Firza sama sekali tidak pernah menghubunginya barang sedikit pun.
Semalam juga lelaki mungil itu mengatakan banyak sekali minta maaf, bahkan sampai datang langsung kerumah. Yah, seorang Firza jika sudah merasa bersalah dan menurutnya tindakannya itu keterlaluan, dia tidak akan segan-segan untuk meminta maaf langsung, mungkin ini juga yang menjadi salah satu kunci awetnya hubungan persahabat dirinya dan Firza yang begitu langgeng.
Malam tadi Firza menjabarkan semua apa yang ada dihati dan pikirannya, lelaki itu mengatakan kalau tidak seharusnya dia bersikap seperti itu, dia merasa egois tidak mau sekalipun mendengarkan penjelasannya. Bahkan Firza pun sampai mengatakan kalau dia bukan sahabat yang baik dan tidak tau diri.
"Fi!"
"Luthfi!"
Luthfi tersentak kaget saat merasakan sedikit dorongan dibahunya, ia menoleh mendapati Biya yang sudah siap dengan outfit-nya yang membuat gadis itu terlihat cantik dan menggemaskan, dan tanpa sadar matanya tidak mau lepas pandangan dari Biya, dan itu sukses membuat Biya malu sendiri.
"Ngeliatinnya jangan gitu." Biya cemberut lalu menundukan kepalanya malu.
"Ah sorry sorry." Luthfi mengusap tengkuknya sambil meringis.
Sementara Biya mati-matian menahan senyumnya agar tidak terlalu lebar.
"Udah siap?"
Biya mengangguk.
"Gak ada yang ketinggalan?"
Kali ini dia menggeleng membuat Luthfi semakin gemas, kenapa hari ini Biya terlihat begitu menggemaskan?
"Bunda lo kemana? Pamitan dulu, takut gak berkah." Ucap Luthfi dengan tertawa kecil.
"Ada, bentar gua panggilin dulu."
"Bun! Aku mau pergi ni!" Seru Biya.
"Idih anak perawan teriak-teriak gitu, gak boleh." Seruan Biya langsung disambut oleh Bundanya, yang kini sedang berjalan kearah Biya dan Luthfi yang kini sudah bersiap akan pergi.
Biya nyengir kuda.
"Tante Biya-nya saya bawa dulu ya? Bolehkan?" Izin Luthfi dengan sopan.
"Emang mau kemana sih? Kalau mau main disini aja, Tante kesepian, Lia gak ada dirumah." Ucap Bunda sambil sedikit merajuk membuat Biya langsung menatap horror wanita yang melahirkannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luthfi✔
Teen FictionMencintai dalam diam bukanlah hal yang mudah. Mengungkapkan perasaan secara terang-terangan, juga bukan perkara yang gampang. 13 November 2017©