Yuhuuu gua comeback😄 ada yang rindu kah? Wkwkwkwk😂
Masih ada yang melek kah?.-.
Maapkan eikeh yang suka ngaret up, you know lah sifat manusia kadang suka males😂
Happy reading~
✒✒✒
Bel istirahat telah berkumandang sepuluh detik yang lalu, para penghuni kelas pun berbondong-bondong keluar untuk menuju yang konon katanya surga di sekolah -kantin-, tak terkecuali pun dengan Biya.
Setelah lepas dari godaan-godaan receh dari Saghara, gadis itu langsung ngacir keluar untuk mengisi perutnya yang lumayana lapar. Ia berjalan sendirian tanpa teman berbaur dengan murid lain yang kebetulan ingin ke kantin juga.
"Lo tau gak? Katanya si Luthfi taken loh." Indra pendengarannya menangkap sepintas kalimat yang di lontarkan oleh tiga orang siswi yang berjalan tepat di depannya.
Luthfi taken?
"Luthfi akan paskib?" Tanya gadis yang menguncir kuda rambutnya.
"Iya, yang mukanya garang tapi gemesin itu." Jawab si temannya yang mempunyai rambut hitam sebahu.
"Emang dia jadian sama siapa?" Tanya gadis yang memilik potongan segi panjang itu.
"Sama Sania." Jawab si rambut sebahu.
"Demi apa?"
"Yang anaknya holkay itu?"
"Yang kulitnya mulus banget, kalo ada lalet juga pasti bakalan kepleset itu?" Ucap si rambut kuncir kuda.
"Anjir lebay banget lo kutil!" Kata gadis yang memiliki rambut sebahu.
"Lah emang bener kan? Dia punya kulit mulus bening lagi, gua kapan coba kaya gitu?" Si rambut kuncir kuda berusaha membela dirinya sendiri.
"Mana bisa lo kaya gitu, liat lo aja sekarang dekil kaya gini."
"Sialan lo!"
"Kalo emang beneran taken mereka cocok lah, yang satunya imut yang satunya garang melengkapi hahaha." Ucap si rambut segi panjang dengan tawa garing, membuat kedua temannya langsung menoyor gadis itu
Mendengar semua percakapan ketiga siswi di depannya, membuat nafsu makan Biya langsung menghilang. Tiba-tiba ia merasa tidak semangat, dan ada... ada yang seperti di remas di dalam sana, membuatnya merasa sesak dan sakit.
Biya berbalik arah, kemudian merogoh saku rok sekolahnya, lalu mengambil benda persegi untuk menghubungi seseorang.
"Za dimana?"
✒✒✒
Firza berulang kali menghela nafas melihat dua sejoli yang sedang kasmaran di depannya tanpa mengindahkan eksistensinya disini. Ia merasa seperti obat nyamuk melihat Sania yang begitu manja dan memberi perhatian pada Luthfi yang duduk tepat di depannya.
Ya Firza menjadi obat nyamuk di hadapan sepasang kekasih ini. Poor you Firza!
"Oh come on! Please jangan jadiin gua obat nyamuk please!" Firza berucap kemudian memutar bola matanya malas melihat Sania yang kini sedang menyuapi Luthfi, oh come on kenapa Luthfi mendadak jinak?
"Cari pacar biar bisa di suapin, iya gak?" Luthfi mengerlingkan matanya kearah Sania, membuat gadis itu langsung bersemu.
Sementara Firza sendiri sedikit melongo melihat tingkah Luthfi yang menurutnya sedikit... ah ralat banyak berubah, tidak kaku seperti biasanya.
Luthfi kesambet kah?
"Eh jangan salah gua udah punya cewek. Tapi cewek gua yang kali ini beda, dia sibuk jadi bisa setiap saat sama gua. Gua sebagai pacar si maklum kalo yayang Kend..."
"Kendall Jenar? Yayaya serah lo Ja, berhayal aja terus pacaran sama Kendall Jenar, padahal cuma bisa mandengin potonya yang bejibun di kamar lo, sungguh mengenaskan." Selak Luthfi langsung membuat Firza meringis malu.
Firza merogoh saku bajunya saat merasakan ponselnya bergetar.
Biy-ahh
📞 Memanggil...Deg!
Firza mengalihkan pandangannya pada sepasang kekasih di depannya, kemudian langsung menempelkan benda pipih itu telinga kanan-nya saat ia sudah menekan tombol hijau.
"Za dimana?" Suara pelan Biya menyambut telinganya. Dan sukses membuat hatinya sedikit mencelos.
Kemudian dengan buru-buru Firza mematikan sambungan telepon, lalu berpamitan pada Luthfi dan Sania.
✒✒✒
Sunyi kelas menyambut kedatangan Firza, karena memang semua penghuni kelas sedang melepas penat mereka untuk pergi ke kantin atau ke lain sebagainya. Kecuali gadis yang kini sedang menumpuhkan kepala pada kedua lipatan tangannya.
Firza yang langsung duduk di bangku yang berada di samping Biya, atau lebih tepatnya tempat duduk milik Saghara.
Merasa ada pergerakan Biya pun langsung mengangkat kepalanya, langsung mendapati senyum penuh perhatian dari Firza. Suasana hatinya mendadak semakin muram. Dan kekesalanya terhadap Firza kemarin menguap begitu saja.
Ia menggeser duduknya menjadi menyamping menghadap Firza. Seolah lupa dengan kekesalannya terhadap Firza kemarin ia memumpuhkan keningnya pada bahu lelaki itu dan membuat rambut cokelat panjang miliknya tergerai menutup wajahnya.
Biya butuh sandaran.
"Gua denger dia taken? Bener ya Za?" Ucap Biya dengan pelan.
Usapan pelan dari tangan Firza di rambutnya, membuat Biya langsung bisa menyimpulkan jawaban dari lelaki itu.
"Mencintai dalam diam itu sakit ya Za?"
"Lo terlalu di butakan oleh Luthfi, tanpa lo tau di sini ada yang tulus dan jelas-jelas sayang sama lo." Ujar Firza dengan gamblang. Namun itu hanya dalam hatinya saja.
✒✒✒
Hayoo yang kemaren nyangka upi suka sama Biya siapa?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luthfi✔
Teen FictionMencintai dalam diam bukanlah hal yang mudah. Mengungkapkan perasaan secara terang-terangan, juga bukan perkara yang gampang. 13 November 2017©