Nayeon kembali tertidur di apartemen Yoongi, setelah akhirnya ia menceritakan semua yang sebenarnya terjadi padanya, alasan mengapa ia berhenti untuk terjun di dunia musik hingga bagaimana ia sangat mencintai Jungkook namun harus meninggalkannya untuk menikahi wanita lain.
Bahu Yoongi menjadi sandaran Nayeon yang sudah tertidur sedari tadi. Yoongi yang masih terdasar sama sekali tidak merubah posisinya karena takut jika akan membangunkan Nayeon, namun tak mungkin ia membiarkan Nayeon tidur di sofa dengan posisi seperti itu.
Setelah memastikan Nayeon jauh terlelap, Yoongi menggendong Nayeon masuk menuju kamarnya dan menidurkan Nayeon di ranjang king sizenya. Wajahnya yak berhenti berseri karena ia benar-benar biaa mendekati Nayeon.
"Akan sangat beruntung jika aku memilikimu." gumam Yoongi setelah memberikan kecupan lembut di dahi Nayeon.
.
.
.
Bukan tanpa alasan jika Yoongi bisa jatuh cinta pada Nayeon dengan waktu yang terbilang sangat cepat. Nayeon adalah wanita yang menurutnya sulit ditebak, seperti saat ini contohnya.
Yoongi terbangun dan tak melihat Nayeon di sampingnya. Ia mengingat-ingat kejadian semalam. Ya, mereka tak sengaja tidur bersama di satu ranjang, awalnya Yoongi berniat untuk tidur di sofa namun setelah ia mengecup dahi Nayeon dan beranjak pergi, tangannya ditahan oleh Nayeon yang terlihat masih setengah sadar.
"Temani aku-" Nayeon mengigau.
Yoongi tak bisa berkata-kata, ia tak menolak dan juga tak meng-iyakan. Namun, otak Yoongi seakan terhipnotis oleh ucapan Nayeon sehingga ia menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Nayeon.
Ia belum tertidur, Yoongi menyampingkan tubuhnya dengan tangannya sebagai tumpuhan kepalanya sambil memandangi wanita yang sudah terlelap disampingnya. Cukup lama sampai dimana Nayeon yang memiringkan tubuhnya menghadap Yoongi dan memeluk tubuhnya.
Yoongi tak bisa bergerak, ia sangat menyukai posisi itu. Dan akhirnya Yoongi pun membalas pelukan Nayeon dengan tak kalah erat, seolah takut jika Nayeon akan pergi.
Dan pagi hari, Yoongi terbangun tak melihat ada Nayeon di sampingnya, namun ia tersenyum bahagia mengingat kejadian semalam.
Ia beranjak dari ranjangnya dan pergi menuju dapur, dan tak ia sangka ia melihat Nayeon yang sedang memasak di dapur.
"Nayeon?" tatapan Yoongi tak percaya.
"Eoh- selamat pagi." Ucap Nayeon sambil terlihat malu-malu.
Nayeon tak berani menatap Yoongi, ia sangat malu mengingat kejadian semalam. Walaupun ia setengah sadar, ia ingat kejadian semalam dan lebih parahnya lagi saat ia bangun tadi pagi, ia berada di dalam pelukan Yoongi.
Yoongi yang menghunak kaos putih polos dengan celana panjang hitam berdiri bersandar pada dinding sambil memperhatikan Nayeon yang sedang memasak dari belakang.
"Sorry, aku tadi lapar jadi sekalian aku membuatkan sesuatu untuk sarapan." ucap Nayeon yang masih membelakangi Yoongi karna ia sedang fokus memasak.
"Tak apa, kau bisa melakukan apa saja tanpa meminta izinku di sini."
Nayeon menuju ke meja makan dengan membawa dua piring berisi french toast, namun saat melewati Yoongi, pria itu langsung mengambil alih kedua piring itu dari tangan Nayeon. Yoongi meletakan kedua piring di meja makan dan menahan tubuh Nayeon yang ingin melewatinya dengan tubuhnya.
"Tunggu sebelum kita makan, aku ingin bicara serius padamu." Yoongi mengangkat satu tangan Nayeon setinggi dadanya.
"Bi-bicara apa?"
"Aku menyukaimu." Tatapan Yoongi sangat serius dimata Nayeon.
"Ta-tapi kau tau sendiri jika aku baru saja-" Nayeon tak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"Tak apa, aku akan membantumu melupakannya dan membuatmu menyukaiku, tapi tolonglah untuk selalu disampingku."
Kalimat itu sontak membuat tubuh Nayeon bergetar, Nayeon merasa Yoongi bercicara dengan sangat serius. Jantung Nayeon seolah ingin keluar dari tempatnya, ia tak bisa berkata apapun, ia hanya bisa diam dan oerasaan aneh mulai menjalar di seluruh tubuhnya.
Nayeon hanya mengangguk.
"Terima kasih Im Nayeon." Yoongi mengecup dahi, dan kedua pipi Nayeon.
Ya, itu cukup membuat pipi, telinga, hingga leher Nayeon memerahm dan Yoongi sadar akan hal itu.
Yoongi tersenyum hangat padanya.
.
.
.
Semalam suntuk Nayeon memikirkan kata-kata Yoongi. Sungguh berat untuk Nayeon memulai hubungan kembali, ia takut akan berakhir seperti hubungannya dengan Jungkook. Nayeon membutuhkan seseorang untuk meluapkan semua perasaan campur aduk di dadanya, dan tiba-tiba ia merindukan appa-nya.
"Appa aku merindukanmu, sungguh." Ujar Nayeon saat menelpon appa-nya.
"Appa juga merindukanmu, segeralah pulang."
"Maaf appa baru menelpon sekarang." Suara Nayeon terdengar amat sedih di telinga appa-nya.
"Tak apa Nae-ya, appa tahu kau begitu sakit, percayalah itu tak akan lama, kau akan menemukan pria yang jauh lebih baik."
"Sepertinya Nayeon sudah menemukannya appa, tapi Nayeon takut akan berakhir seperti kemarin."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody✔
FanfictionPria yang ia cintai pergi meninggalkannya demi menikahi wanita lain. Hubungan yang mereka jalani selama 6 tahun harus berakhir. Namun, kesedihan Nayeon tak berlarut-larut ketika Yoongi tiba-tiba muncul dalam kehidupannya. "Her voice suddenly stuck i...