Chapter 30

1.8K 184 7
                                    

Hampir seharian ini Nayeon berada di ruangan Yoongi. Bahkan Nayeon tak diizinkan keluar ruangannya meskipun itu jam istirahat, karena Yoongi memesan makanan untuk mereka berdua yang diantar di ruangannya.

Yoongi sedang menggarap lagunya dan tentu saja ia akan meminta Nayeon untuk menuliskan liriknya.

Hubungan mereka kembali membaik setelah berbaikan 2 minggu lalu. Bahkan Nayeon sudah bertemu dengan orang tua Yoongi yang pada akhirnya mereka merestui hubungan anaknya tersebut dengan Nayeon.

Bahagia bukan kepalang saat Im Nayeon tahu kalau Yoongi memberitahu Nayeon jika eomma-nya ingin bertemu dengan Nayeon.

"Kau tak ikut?"

Yoongi menggeleng. "Eomma hanya ingin bertemu denganmu."

"Ta-tapi aku terlalu gugup. Kau tahu sendiri saat pertama kali kau membawaku bertemu dengan orangtuamu, tanganku tak berhenti bergetar jika kau tak menggenggamnya." Nayeon sedari berputar dengan gelisah di ruangan Yoongi.

Yoongi hanya mengantar Nayeon sampai depan restoran mewah tempat Nayeon akan bertemu dengan eomma-nya.

"Ini masih 30 menit lebih awal, jadi kau bisa ikut denganku ke dalam menemaniku sampai eomma-mu datang." Nayeon menatap Yoongi dengan wajah memohon.

Yoongi tahu jika saat ini Nayeon sedang berusaha meminta dirinya untuk menemaninya, dan jika ia menuruti permintaan Nayeon, wanita itu tak akan melepaskan dirinya untuk pergi sehingga dengan terpaksa Yoongi harus ikut makan malam bersama eomma-nya, yang seharusnya itu hanya untuk Nayeon dan eomma-nya saja.

Yoongi menggeleng tegas. "Kita akan menunggu di sini sampai eomma datang. Aku akan pulang ke apartemen selagi kau makan bersama eomma. Aku akan menjemputmu setelah selesai makan. Just call me, you got it?" Ucap Yoongi.

Nayeon menggelengkan kepalanya dengan kesal. Kali ini ia mengalihkan wajahnya dari Yoongi.

"Aku tak butuh tumpanganmu! Aku bisa pulang sendiri." kesal Nayeon selagi mengganti flat shoesnya dengan pumps yang ia sudah bawa di mobil Yoongi.

"Baiklah. Wanitaku memang wanita yang mandiri." goda Yoongi.

Bukannya membuat hati Nayeon semakin baik namun, Yoongi lebih membuat kekesalan Nayeon bertambah.

"Bye." Nayeon hendak membuka pintu di sampingnya, namun tangan Yoongi menahannya sehingga tidak bisa bergerak.

Dengan cepat Yoongi menyerbu bibir Nayeon dengan kecupannya.

"Lipstick ku hilang." Kesal Nayeon setelah Yoongi melepaskan kecupan yang mungkin sudah ke-10 kalinya.

"Lebih baik daripada aku membuat dressmu yang cantik ini kusut." Yoongi tersenyum miring.

Yoongi mendapatkan tatapan tajam Nayeon. Sungguh Nayeon benar-benar kesal kali ini.

Nayeon segera membuka pintu dan turun dari mobil Yoongi sebelum ucapan Yoongi benar-benar terjadi.

.

.

.

Nayeon meremas-remas telapak tangannya yang berkeringat, ia sudah menunggu dari 15 menit yang lalu di meja yang berisikan 2 kursi tersebut.

Ia menunggu eomma Yoongi dengan kegelisaannya yang tak kunjung hilang. Sudah beberapa kali pelayanan menuangkan air mineral di gelasnya namun dan selalu ia habiskan sekaligus.

Ia melihat wanita paruh baya yang sudah ia temui sebelumnya memasuki restoran. Dengan segera ia menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan untuk mencoba menenangkan diri.

Nayeon berdiri dan memasang senyum terbaiknya saat seorang wanita paruh baya berjalan menuju mejanya.

"Selamat malam Nyonya Min." sapa Nayeon.

Wanita paruh baya tersebut juga tak kalah menampakan senyumnya. "Malam Nayeon. Apa kabar? Dan bisakah kau berhenti memanggil Nyonya Min, panggil saja eomma."

Nayeon membelalakan matanya, terkaget dengan ucapa eomma Yoongi.

Nayeon masih menampakan raut wajah yang bingung.

"Nayeon-ah cepat atau lambat kau akan menjadi menantuku jadi kau harus membiasakannya."

Nayeon masih juga belum paham dengan keadaannya saat ini.

Nyonya Min tersenyum melihat raut wajah Nayeon. "Yoongi sudah memberitahu eomma jika dia sudah melamarmu, jadi tak perlu ditutup-tutupi lagi." Jelas Nyonya Min.

Shit.

What the heck Yoongi?!

"Oh itu-" Nayeon menjawab dengan keragu-raguan, karena sebenarnya Yoongi sama sekali tidak melamarnya. Atau belum.

"Iya sayang. Eomma tahu keadaan Nayeon yang sudah kehilangan ibu sejak kau masih sangat muda jadi eomma di sini ingin membantu Nayeon untuk merencanakan acara pertunangan kalian."

"Nayeon masih belum memikirkannya eomma. Karena Nayeon dan Yoongi sendiri masih mengerjakan project, jadi kami masih belum memutuskannya."

"Begitukah?" ucap Nyonya Min dengan nada kecewa.

"Bahkan jawaban kalian berdua sama." lanjutnya.

"Yoongi baru saja membuka perusahaannya, jadi Nayeon tak ingin menganggunya dulu untuk membahas ini." ucap Nayeon. Ia berusaha memikirkan alasan-alasan lain yang masuk akal.

"Baiklah eomma akan memberikan kalian waktu tidak lebih dari 6 bulan. Setelah itu tak ada alasan lagi untuk menunda acara pertunangan."

Nayeon hanya pasrah memberikan senyuman menyetujui. Ia sungguh tak mengerti apa yang ada di dalam kepala Yoongi yang tiba-tiba berkata jika ia sudah melamarku.

Setelah 2 jam makan malam dan mengobrol, Nyonya Min memutuskan untuk pulang. Ia menawarkan tumpangan untuk Nayeon tapi Nayeon menolak dengan alasan Yoongi akan menjemputnya.

Nayeon berbohong. Ia tak menelpon Yoongi untuk menjemputnya. Ia hanya ingin sendiri memikirkan pertunangan yang Nyonya Min maksud.

Jujur saja Nayeon keberatan. Bahkan kelulusannya belum genap sebulan namun sudah dihadapkan dengan pertunangan.

Nayeon masih menginginkan karirnya. Ia bahkan belum sempat memikirkan masa depannya dengan Yoongi. Ia hanya memikirkan menjadi   song writer terbaik.

Nayeon belum ingin kembali ke rumah. Ia masih ingin merasakan udara Seoul yang mulai pergantian musim ke musin gugur.

Dan sesuatu yang terlintas dipikirannya saat ini, mungkin beberapa teguk soju dapat menghilangkan kepenatannya.

***
FYI! Story ini diperpanjang beberapa chapter!

Thank you so much yang udah suka story ini! Love you❤

Melody✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang