Yoongi berdiri bersandar di ujung pintu menatap wanita yang masih tertidur lelap tempat tidurnya.
Hanya menggunakan celana pendeknya Yoongi tak bisa berhenti menatap wanita yang membuat harinya sangat indah. Ia bisa melakukannya seharian penuh. Ia juga bisa menyelinap masuk ke dalam selimut yang membungkus tubuh polos Nayeon dan melakukan kegiatan seperti semalam.
Tapi ia menahan.
Baginya Nayeon bukan wanita yang tanpa sengaja hadir dalam kehidupannya. Nayeon memang diciptakan untuk dirinya.
Nayeon terlihat cantik meskipun rambutnya yang acak-acakan; karena ulah Yoongi sendiri.
Semalam sangat luar biasa. Nayeon tak bisa memegang prinsipnya untuk tidak berhubungan badan sebelum ia menikah. Nyatanya hanya Yoongi yang bisa mematahkan prinsipnya itu.
Yoongi menghampiri Nayeon yang mulai terbangun dan menggeliat di tempatnya.
"Hei.." ucap Yoongi seraya mengecup sisi kepala Nayeon.
Nayeon tersipu malu mengingat kejadian semalam, yang sebenarnya belum pernah ia bayangkan.
Yoongi menempatkan tubuh di samping Nayeon dan memeluk tubuh mungil itu yang terbungkus selimut.
"Aku mau bicara sesuatu." lirih Yoongi di puncak kepala Nayeon.
"Katakan."
"Pertama, terima kasih untuk semalam. Kau memberikan malam yang paling luar biasa."
"Kau akan berkata seperti itu dengan wanita yang pernah tidur denganmu bukan?" potong Nayeon.
"Jangan menginterupsiku Im Nayeon, aku belum selesai bicara." tegas Yoongi seraya merapatkan tubuh Nayeon dengan tubuhnya.
Nayeon mengangguk pasrah.
"Kedua, aku mencintaimu. Kau milikku."
Nayeon tersipu mendengarnya.
"Yang ketiga.." ucapan Yoongi terhenti.
"Apa yang ketiga?"
"Ketiga. Aku berencana untuk pindah ke Korea. Aku sudah mendiskusikan dengan beberapa teman untuk membuat perusahan musik yang memproduseri lagu-lagu. Tapi itu masih rencana, aku akan setuju jika kau juga setuju."
Nayeon menyernyitkan kedua alisnya. "Kenapa menunggu persetujuanku? Bukankah itu mimpimu untuk bisa menjadi produser dan menciptakan lagu?"
"Aku tahu. Tapi saat ini itu bukan yang utama. Yang utama adalah aku bisa selalu bersamamu. Aku mengajakmu untuk pindah ke Korea setelah kau lulus. Kau juga bisa bekerja di perusahaanku nantinya."
Nayeon mendongak menatap Yoongi dan mengecup pipinya. "Sayang. Sebenarnya aku juga ingin mengatakan jika aku akan pindah ke Korea setelah wisuda nanti."
Yoongi melonggarkan pelukannya agar bisa menatap Nayeon jelas.
"Kau serius?"
Nayeon mengangguk mantap.
Yoongi memeluk erat wanitanya. Senyumannya tak bisa disembunyikan karena bahagia.
"Dan satu lagi. Jangan pernah berpikir jika aku sudah sering tidur dengan wanita lain. Karena semalam adalah yang pertama." goda Yoongi.
"Aku sudah menceritakanmu tentang masa lalu ku, tentang hubunganku yang sudah ku jalani selama 6 tahun. Tapi aku belum mendengar sedikitpun cerita tentang mu."
Jari-jari Yoongi menyentuh permukaan kulit punggung Nayeon. Membuang tatapannya pada jari-jarinya itu.
Ia tak menjawab.
Nayeon menghembuskan nafas kasar. Ia tahu Yoongi selalu menghindari jika ditanyai tentang masa lalu.
Nayeon hanya ingin tahu siapa wanita itu. Apa yang membuatnya Yoongi sangat tidak ingin membicarakannya sedikitpun tentangnya padanya.
Nayeon menarik diri pada pelukan Yoongi dan turun dari tempat tidur. Mengambil bajunya yang tergeletak di lantai dan memakainya.
Terlihat dari raut wajah Nayeon yang menunjukan kekecewaan. Nayeon keluar dari kamar dan Yoongi tidak menahannya.
.
.
.
Irene percaya hubungannya dengan Yoongi belum selesai. Bahkan ia tidak ingat alasan mengapa hubungan mereka putus beberapa tahun lalu.
Dulu Yoongi sangat peduli padanya, melindunginya, menghiburnya jika ia sedang ada masalah. Tapi itu dulu, sebelum Suho- teman kampusnya saat di Paris, memaksanya untuk berkencan dengannya.
Tidak semua kesalahan ditimpahkan pada Irene. Karena saat itu Irene dan Yoongi menjalani hubungan jarak jauh, sehingga muncul kesenggangan pada hubungan mereka.
Irene tidak pernah serius pada Suho, karena ia tahu Suho juga tak akan pernah serius.
Saat ia tahu jika orang tuanya menjodohkannya dengan Yoongi, Irene luar biasa bahagia. Karena pada akhirnya Yoongi bisa kembali menjadi miliknya.
Namun, Yoongi berubah. Sikapnya sudah tidak seperti dulu kepadanya.
Yoongi aku akan menunggumu. Kau hanya salah paham saat itu. Aku tahu kau masih sangat peduli terhadapku. Kau masih memiliki hatiku Min Yoongi, sampai kapan pun.
Irene menangis sepeninggalan Yoongi saat ia sebelum kembali ke London.
Ia sudah berkali-kali menjelaskan pada Yoongi jika semua itu hanya salah paham. Namun, Yoongi tak pernah mendengarkannya.
***
Ada longgar sedikit jadi bisa nulis hehe😁
Bonus buat kalian yang setiap minggunya nunggu update'an cerita ini. Love youu❤
![](https://img.wattpad.com/cover/132614131-288-k341429.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody✔
FanfictionPria yang ia cintai pergi meninggalkannya demi menikahi wanita lain. Hubungan yang mereka jalani selama 6 tahun harus berakhir. Namun, kesedihan Nayeon tak berlarut-larut ketika Yoongi tiba-tiba muncul dalam kehidupannya. "Her voice suddenly stuck i...