Chapter 12

1.9K 224 7
                                    

Dengan langkah terburu Yoongi memasuki gedung rumah sakit, wajahnya terlihat pucat karena gelisah.

Beberapa saat yang lalu, ia mendapat telepon dari Emily- teman sekamar Nayeon, bahwa Nayeon jatuh tak sadarkan diri saat berada di kampus.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya dengan nafas yang masih memburu.

"Dokter bilang dia kecapaian, sudah 3 hari tidur dan makannya tidak teratur." Ujar Emily.

"Dia terjaga untuk mengerjakan tugas akhirnya?"

Emily mengangguk.

Mereka berada di luar ruang gawat darurat menunggu Nayeon untuk sadarkan diri.

Sudah beberapa hari ini Yoongi tak bertemu Nayeon, alasannya karena Yoongi berada di luar kota untuk menghadiri konser temannya.

Namun, baru saja ia kembali di London ia harus mendapatkan berita buruk.

Hatinya sakit melihat gadisnya terbaring lemah.

Dia tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
.

.

.

Yoongi benar-benar marah pada Nayeon pasalnya Nayeon sangat keras kepala.

Nayeon yang masih berada di perpustakaan terpaksa harus mengikuti kehendak Yoongi, yang memaksanya untuk pulang.

"Aku tak apa-apa Yoongi-ahh, aku baik-baik saja."

"Kau baru saja keluar dari rumah sakit, dan sekarang kau masih tetap untuk terjaga?! Kau bercanda?!"

"Aku harus segera menyelesaikannya, bulan depan aku harus tes lisan."

"Kau masih perlu istirahat Im Nayeon!"

Yoongi tak mengerti, betapa resahnya Nayeon beberapa hari ini. Appa-nya jatuh sakit karena bekerja terlalu keras untuk membuat lagu, Jungkook yang masih tetap menelponnya, dan tugas akhir yang harus cepat ia
selesaikan.

"Pulanglah! Aku bisa menjaga diriku sendiri!" Kesal Nayeon sehingga mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tak ingin ia ucapkan, karena sesungguhnya ia membutuhkan Yoongi untuk disampingnya saat ini.

Jujur saja saat ini ia ketakutan melihat tatapan tajam Yoongi. Tapi ia tetap mempertahankan egonya.

"Kau akan pulang bersamaku sekarang."

Yoongi mengambil secara kasar tas ransel Nayeon yang berisi laptop dan bukunya dari tangan Nayeon. Menggenggam tangan mungil itu dan menariknya.

"Kau tak bisa seenaknya menyuruhku! Kau bahkan bukan siapa-siapa ku."

Langkah Yoongi terhenti. Ia membalikan tubuhnya sehingga bisa menatap Nayeon.

"Akan kubuat aku siapa-siapa mu." Tegas Yoongi.

Tubuhnya bergetar mendengar kata-kata Yoongi. Walaupun seribu kali pun ia menolak Yoongi, tubuhnya tak pernah bisa menolaknya.

Ia memasukan Nayeon di kursi penumpang mobilnya. Nayeon menurut.

Tak ada satupun kata yang terucap dari bibir keduanya.

"Untuk apa kesini?" Tanya Nayeon yang menyadari mereka berhenti di depan apartemen Yoongi.

Yoongi mengambil tas ransel Nayeon yang ia taruh di kursi penumpang belakang.

Yoongi menatap wajah Nayeon lekat. "Sementara kau akan tinggal bersamaku, agar aku bisa mengontrolmu."

"Apa maksudmu tinggal bersamamu?"

"Ya, demi kesehatanmu aku akan menjagamu agar tidak bekerja terlalu keras."

"Kenapa tiba-tiba? Kau bahkan belum meminta persetujuanku!"

Yoongi melengos keluar mobil tanpa mendengar ocehan Nayeon.

"Ya! Aku bicara denganmu Min Yoongi!"

Nayeon mengikuti langkah Yoongi yang memaski apartemennya sengan kesal.

Greb

Sedetik setelah Nayeon melewati pintu masuk apartemen Yoongi memeluknya. Sangat erat.

Sedangkan Nayeon hanya bisa mematung. Ia tak membalas ataupun menolak.

"Aku tak bisa benar-benar marah padamu," bisik Yoongi. Suara khas Yoongi mendesir memasuki lubang telinga Nayeon.

"Kumohon jangan sakit lagi." lanjutnya.

Nayeon belum mengeluarkan sepatah kata apapun dari bibirnya.

"Maaf aku tadi membentakmu. Aku bersalah," kali ini suara Yoongi benar-benar lembut. "Apa aku membuatmu takut?"

Nayeon menggeleng di dada Yoongi. "Hanya sedikit." Ucapnya.

Nayeon tersenyum. Ada perasaan yang berbeda di dada saat ini dan ia tidak bisa benar-benar mengatakannya.

Sepertinya aku mulai mencintainya.

Nayeon membalas pelukan Yoongi. Ia melingkarkan tangannya ke leher Yoongi. Ia berjinjit sehingga bisa mendekatkan wajahnya pada wajah Yoongi. Lalu ia mengecup pipi kanan Yoongi.

Sedangkan pria itu hanya mengeluarkan smirk-nya. Ia tahu, walaupun Nayeon tak berkata apapun, ia tahu jika Nayeon mulai menyukainya. Atau mungkin mencintainya.

***

Thank you for vote & comment❤

Melody✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang