Chapter 27

1.8K 184 17
                                    

Yoongi tak pernah tahu jika Nayeon masih menyimpan kekesalan. Nayeon benar-benar menutupinya dengan baik.

Kekesalan itu hilang dari Nayeon ketika ia sudah tak melihat wanita yang bernama Irene itu tidak menampakan lagi di kantor Yoongi.

Hari pertama Nayeon bekerja tidak begitu sulit, ia dengan mudah beradaptasi dengan rekan-rekan kerjanya.

Yang membuatnya sulit hanya Yoongi. Ia tak berhenti mencari cara agar bisa bertemu dengan Nayeon. Yoongi selalu mencari celah untuk bisa berdua bersama Nayeon.

Walaupun meja kerja Nayeon jauh dari ruangan Yoongi. Tapi Yoongi selalu memanggilnya ke ruanganya dengan alasan yang tidak masuk akal sebenarnya.

Nayeon memasuki ruangan Yoongi dan Yoongi mengunci pintu yang ada di belakang Nayeon.

"Bisakah kau terus memanggilku kesini?" ucap Nayeon sedikit kesal.

Yoongi tidak menghirauhkan ucapan Nayeon. Ia semakin menelusupkan kepalanya di leher Nayeon semakin dalam.

"Yoongi aku sudah bilang tidak bermesaraan saat di kantor." Nayeon sekuat tenaga untuk menahan eluhan karena Yoongi mulai menciumi garis lehernya.

"Aku janji ini yang terakhir. Untuk hari ini." ucapnya di sela-sela leher Nayeon.

"Hari esok, aku tidak akan menurutimu jika akhirnya akan seperti ini. Profesional Yoongi."

"Apa maumu Im Nayeon? kau menolak saat aku mengajakmu ke apartemenku, kau menolakku saat aku ingin bermesraan denganmu di kantor. Ada apa denganmu."

"Aku tak apa-apa? Apa maksudmu? Kita baik-baik saja Yoongi, sungguh."

Bukan tanpa alasan jika Nayeon selalu menolak ajakan Yoongi. Nayeon masih kesal namun ia tak terlalu menunjukan kekesalannya itu.

Tok! Tok!

Yoongi menjauhkan wajahnya dari tubuh Nayeon.

Nayeon segera menjauhkan diri dari Yoongi.

Yoongi menatap Nayeon dan menunjuk sofa, menyuruh Nayeon untuk duduk di sana seperti tidak telah terjadi apa-apa.

Yoongi membuka pintu dan seorang wanita langsung masuk sebelum Yoongi persilahkan.

Bae Irene.

"Yoongi apa-apaan? Kau tak biasanya mengunci ruanganmu." ucap Irene menatap Yoongi.

Wajah Yoongi seketika menegang dan Nayeon melihat perubahan itu. Nayeon kesal mengapa Yoongi tiba-tiba berubah saat mendengar nama dan melihat wanita itu.

What the hell is going on Yoongi!

Nayeon berdiri dari tempat duduknya. "Oh kalau begitu saya permisi dulu PD-nim, akan saya kerjakan tugas-tugas yang sudah anda berikan." Nayeon berjalan menuju pintu ruangan tanpa menatap Yoongi maupun Irene. Ia hanya menundukan kepala.

.

.

.

"Wanita itu bukan? Nayeon?" ucap Irene sambil tersenyum kecut.

Yoongi mengangguk mantap. "She's the only one."

"Dulu kau juga mengatakan itu padaku."

"Jadi saat ini apa maksdud kedatanganmu?" Yoongi mengalihkan pembicaraan.

"Aku hanya ingin bilang akan ada acara pembukaan resmi perusahaanmu akhir pekan ini."

"Aku tahu, tapi bisakah karyawanku saja yang mengurusnya."

"Aku hanya membantumu Yoongi. Lagipula sebagian besar karyawanmu juga sudah mengatahui itu."

Melody✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang