Chapter 18

1.9K 194 8
                                    

Nayeon berusaha menyimak semua penuturan ayahnya melalui telpon, tapi yang dipikirannya hanya Yoongi yang beberapa jam lagi akan mendarat di London. Sudah 10 hari sejak Yoongi pulang ke Korea dan akhirnya hari ini, ia kembali. Memang lebih dari yang dijanjikan Yoongi padanya kalau akan pulang hanya 1 minggu tapi tetap saja Nayeon tak bisa menahan kerinduannya pada Yoongi.

Emily yang berada di seberang tempat tidurnya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuakan teman sekamarnya. Ia tahu jika Nayeon tidak fokus dengan pembicaraan dengan ayahnya karena ia terlalu senang karena Yoongi akan pulang.

"Baiklah appa, Nayeon akan telpon lagi. Bye." Nayeon memutuskan sambungan telponnya dan bersiap untuk pergi ke apartemen Yoongi untuk menyiapkan makan malam untuk menyamput kedatangan Yoongi.

"Kau sudah memberitahu Suga?" tanya Emily.

"Yoongi maksudmu?"

"Ya sama saja."

"Itu jelas beda, Suga nama panggungnya jika ia sedang menjadi seorang pianist. Aku lebih menyukai Yoongi."

"Itu bukan masalah Nana. Aku memanggilmu Nana dibanding Nayeon, cause I'm British."

"Baiklah terserah."

"Kau sudah memberitahunya kan?" tanya ulang Emily.

"Memberitahu apa?"

Emily meletakan gelas ice creamnya dan menatap Nayeon. "Jika kau akan pindah ke Korea setelah wisuda."

"Aku tidak bertemu dengannya 10 hari Emily, mungkin aku akan meberitahunya malam ini."

Sejujurnya Nayeon sudah ingin meberitahu tentang kepindahannya sejak hari pertama Yoongi pulang ke Korea. Namun, ia mengurungkan niatnya karena tidak ingin menganggu perjalan Yoongi. Ini keputusan besar untuk Nayeon, karena ia memilih untuk tinggal bersama Appa-nya di Korea.

Nayeon sangat berharap besar jika Yoongi juga akan kembali ke Korea, karena ia pernah bilang London hanya untuk tempat tinggal sementara.

"Aku akan pergi ke apartemen Yoongi, tak perlu menunguuku mungkin aku akan menginap."

"Baiklah. Stay safe and don't forget the pill."

"Emily! Aku perawan sampai aku menikah!"

"Kupegang omonganmu!"

.

.

.

Nayeon yang sedang berada di dapur menoleh saat pintu apartemen terbuka. Senyum Nayeon tak bisa dibohongi karena seketika merekah. Nayeon mencoba untuk menahan agar tidak berlari dan memeluk Yoongi erat.

"Oh kau datang?" ucap Nayeon seakan terlihat tidak begitu antusias.

Yoongi menaruh kopernya di pintu apartemen dan segera masuk menghapiri Nayoen yang berada di dapur. Dagunya tertumpuh pada tangannya yang berada di atas konter dan memperhatikan Nayeon.

"Normalnya, seorang istri menyambut suaminya pulang kerja dengan pelukan atau ciuman."

Nayeon masih sibuk memasak tanpa menoleh sedikit pun pada Yoongi. "Aku bukan istrimu, dan sesuai perjanjian jika lebih dari seminggu, tak akan ada ciuman selama sebulan, ingat?"

"Perjanjian macam apa itu? Aku tak pernah menyetujuinya."

"Yoongi! Aku serius." Nayeon menoleh Yoongi dan mempoutkan bibirnya.

Yoongi berjalan mendekati Nayeon tapi Nayeon terus saja menghindar dan lebih memilih melanjutkan memasak.

Yoongi bersandar pada pintu kulkas dan mempertihatikan Nayeon yang masih sibuk meninyiapkan makanan tanpa berkata sedikitpun karena menurutnya sia-sia jika pada akhirnya Nayeon selalu diam.

"Sudah selesai?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah selesai?"

Nayeon menoleh pada Yoongi yang masih bersandar di pintu kulkas. "Kau lapar?" nada Nayeon melembut.

"Bukan, maksudku boleh aku menciummu? Aku membutuhkannya saat ini."

Nayeon tersipu, ia tak bisa mengendalikan rona pipinya yang saat ini sudah memerah. Namun, ia juga tak tahan mlihat Yoongi yang sedari tadi menunggunya dengan sabar selama ia memasak.

Oh pria ini, benar-benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oh pria ini, benar-benar.

Nayeon menangkup wajah Yoongi dan menciumnya singkat, namun saat ia hendak melepaskannyanya, Yoongi menahan dengan memegang kedua pinggang Nayeon dan mencium bibir Nayeon.

"Aku merindukanmu." ucap Yoongi di sela-sela ciumannya.

"Aku juga merindukanmu. Kenapa kau lama sekali huh?" 

Yoongi tersenyum melihat wanita yang berada dipelukannya merajuk. "Terima kasih sudah memasakanku." bisiknya.

Masih dalam posisi yang sama, Yoongi bersandar dengan tangannya yang melingkar di pinggang Nayeon dan tangan Nayeon yang melingkar di leher Yoongi. "Perutku sangat lapar, tapi aku lebih membutuhkan wanita ini." Yoongi mengecup dahi Nayeon.

"Ayo kita makan." Nayeon berusaha menarik diri namun usahanya sia-sia, Yoongi masih menahannya.

"Asal malam ini kau tak pulang. Jika tidak aku akan menahanmu seperti ini sampai besok pagi."

"Baiklah Min Yoongi-ssi." 

***

Thank you guys for vote & comment!!

Melody✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang