Beberapa jam setelah Yoongi berangkat ke bandara, Nayeon membersihkan apartemen Yoongi sebelum ia akan kembali ke apartemennya.
Nayeon memasuki studio Yoongi, mengaggumi sejenak ruangan yang sering aku habiskan bersama dengan eomma appa-nya dulu. Ia merasa bersalah karena membenci appa-nya ketika masih bermain musik setelah eomma-nya meninggal.
Bahkan ia memutuskan bersekokah jauh untuk tidak mengingat eomma-nya dan itu kesalahan terbesarnya. Nyatanya ia bertemu dengan seorang pianist, hingga jatuh cinta pada pria itu. Hal yang paling ia ingin jauhi, pada akhirnya kembali melekat pada dirinya.
Nayeon meraih ponselnya di saku jeansnya setelah ada tanda pesan masuk. Nayeon tersenyum melihat nama pengirim pesan, tentu Yoongi.
Yoongi :
Aku merindukan mu.Nayeon :
Yoongi kita baru berpisah 5 jam.Yoongi :
Aku tahu. Tapi aku sudah merindukanmu.Nayeon :
Aku sedang sibuk dengan tugas akhir. So, call me soon tepat setelah kau mendarat.Nayeon kembali ke apartemennya, walaupun Yoongi memperbolehkan dirinya untuk tetap tinggal di apartemennya. Ia menyiapkan materi untuk ujian lisan karena pekan depan ia akan ujian. Menurutnya lebih mudah fokus pada kuliah saat Yoongi tidak berada di dekatnya untuk menggagu konsentrasinya. Bukan berarti ia membenci saat Yoongi di dekatnya, ia sangat menyukainya.
.
.
.
Tepat setelah mendarat Yoongi langsung menghubungi Nayeon, satu-satunya wanita yang ia rindukan saat ini.
"Baiklah. Jangan tidur terlalu malam oke? Aku merindukanmu." Yoongi menutup teleponnya bersamaan dengan seorang wanita yang tiba-tiba merangkul lengannya dari belakang.
Tak salah lagi, wanita itu Irene.
"Kau merindukanku? Aku juga merindukanmu." Sontak Yoongi terkejut dengan kedatangan Irene yang tiba-tiba.
"Kau tahu aku pulang? Aku tak memberitahumu."
"Ibumu yang memberitahuku dan memintaku untuk menjemputmu."
Yoongi meraih tangan Irene yang masih berada di lengannya dan melepaskannya. "Begini Irene, aku minta maaf sebelumnya tapi-"
"Yoongi bisakah kita sampai di rumahmu dulu sebelum kau beebicara? Aku tahu kau pasti lelah."
Yoongi menghela nafas pelan. "Baiklah."
Dari awal Yoongi memang sulit menerima Irene, ia mencoba untuk merasa nyaman jika berada di dekatnya namun itu sebelum Yoongi belum bertemu dengan Nayeon.
Saat ini, setelah ia bertemu Nayeon ia tidak mencoba lagi untuk mencari kenyamanan itu. Mungkin satu-satunya alasan ia pulang ke Korea karena ingin membicarakannya kepada orangtuanya bahwa ia sudah memiliki wanita pilihannya.
.
.
.
Jungkook masih berada di kantornya saat mendapat kabar jika Yeri terjatuh di lantai kamar mandi. Suasana rumah sakit menjadi kelabu saat dokter yang menangani Yeri keluar dari ruangan pemeriksaan.
Baik orangtua Yeri dan Jungkook sudah berada di rumah sakit menunggu putri serta menatu kesayangan mereka.
"Maaf bayinya tidak bisa diselamatkan." Ucap dokter. "Pasien masih belum sadar namun sudah bisa dikunjungi."
Satu kalimat yang cukup membuat semua orang tercengang setelah mendengarkannya. Jungkook memeluk eomma-nya yang menangis.
"Maafkan Jungkook eomma." Lirih Jungkook.
Usia kandungan Yeri menginjak umur 5 bulan sebelum akhirnya ia harus merelakan kepergian bayinya. Jungkook tak henti-henti meminta maaf pada orangtuanya dan orangtua Yeri karena merasa tidak dapat menjaga Yeri dengan baik.
Ia bersalah. Yeri melakukan apapun demi bayi yang dikandungnya tetap bisa tumbuh, ia menyayangi bayinya meskipun tak tahu kemana ayah dari bayinya. Tak peduli dengan siapa ia melakukannya, ia hanya ingin bayinya bisa tumbuh bersamanya.
Bahkan Jungkook harus merelakan hubungannya dengan Nayeon demi bayi itu, tapi kenapa ia baru sadar saat bayi itu tak ada. Apa yang ia korbankan sia-sia.Jungkook menangis. Tak tahu sebenarnya ia ingin menangisi siapa. Dirinya? Nayeon? Yeri? Atau bayi itu?
***
![](https://img.wattpad.com/cover/132614131-288-k341429.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody✔
FanfictionPria yang ia cintai pergi meninggalkannya demi menikahi wanita lain. Hubungan yang mereka jalani selama 6 tahun harus berakhir. Namun, kesedihan Nayeon tak berlarut-larut ketika Yoongi tiba-tiba muncul dalam kehidupannya. "Her voice suddenly stuck i...