"Kurasa aku merindukan London." ucap Yoongi saat Nayeon turun dari tempat tidurnya.
"Kenapa?"
"Karena aku bisa tak membiarkanmu turun dari tempat tidurku sampai pagi. Tak seperti sekarang. Aku harus mengantarmu pulang malam ini juga."
Nayeon menatap Yoongi sambil merapikan rambutnya. Ia mengecup pipi Yoongi yang sedang bersandar di sandaran tempat tidur.
"Bersyukurlah kita masih sering bersama." Nayeon terkekeh pelan.
"Percayalah setiap detik aku selalu bersyukur saat kau sedang bersamaku."
Nayeon mencium bibir Yoongi. Lembut dan penuh perasaan terima kasih. "Saatnya kau antar aku pulang." ucap Nayeon saat Yoongi mulai memperdalam ciuman mereka.
Dalam perjalanan pulang, Nayeon hanya diam, ia fokus pada jalan yang terlihat dari jendela mobil.
Tentu Yoongi tahu jika Nayeon sedang tidak bersamanya. Pikiran Nayeon tak berada di sampingnya meskipun sedari tadi Yoongi menggenggam telapak tangan Nayeon sambil menyetir.
Yoongi meremas tangan Nayeon, sehingga membuat wanita mengalihkan perhatian kepada Yoongi.
"Kau kemana?" tanya Yoongi datar
"Aku disini."
"Tidak. Kau tidak bersamaku tadi. Apa yang kau pikirkan, babe?"
"Bukan sesuatu yang penting."
"Apapun yang kau pikirkan penting untukku."
"Sungguh Yoongi. Itu bukan apa-apa."
"Katakan." ucap Yoongi penuh dengan tekanan.
Nayeon membuang nafas kasar. "Kemarin setelah pulang untuk makan malam bersama ibu mu, aku minum dan mabuk. Appa bilang jika Jungkook yang mengantarku pulang."
"Bu-bukan karena aku menghubunginya. Sungguh. Dia tak sengaja melihatku disana."
Nayeon khawatir melihat perubahan raut wajah Yoongi. Ia bahkan tak berani menatap prianya itu.
Yoongi melepaskan genggaman tangannya pada Nayeon dan beralih pada setir mobil. Ia juga tak menatap Nayeon.
"Aku tahu."
Seluruh tubuh Nayeon membeku. Yoongi tahu jika ia bersama Jungkook, namun Yoongi tak mengatakannya.
"Dan pemandangan itu menyakitiku." lanjut Yoongi.
"Kau membiarkan Jungkook membawaku?" nada suara Nayeon meninggi.
Yoongi menepikan mobilnya. Saat ini ia fokus pada wanita di sampingnya.
"Itu bukan mauku. Aku mencarimu karena kau tak mengangkat telfonku, aku menelfon eomma dan bilang jika kau sudah pulang sejak tadi. Dan tak sulit mencarimu Nay, tapi kau mabuk dan melontarkan kata-kata benci untuku.""Aku tahu ini terlalu cepat untuk kita. Tapi aku hanya menginginkanmu dan aku akan menunggu."
Air mata Nayeon sudah jatuh sejak Yoongi mulai bicara. Dan dia belum pernah merasakan kepedihan orang lain sampai Yoongi muncul di kehidupannya. Yoongi membuat Nayeon merasakan apa yang Yoongi rasakan, sakit, sedih, maupun bahagia.
"Come here." Nayeon menarik Yoongi ke dalam pelukannya. Memeluk erat prianya, merasakan aroma tubuh Yoongi.
"Aku tak akan memintamu untuk menikah denganku-"
Seolah sebuah pisau baru saja ditanamkan di dada Nayeon setelah mendengar ucapan Yoongi. Bukan itu yang Nayeon inginkan.
Melihat kepedihan diwajah Nayeon, Yoongi segera meluruskan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody✔
FanfictionPria yang ia cintai pergi meninggalkannya demi menikahi wanita lain. Hubungan yang mereka jalani selama 6 tahun harus berakhir. Namun, kesedihan Nayeon tak berlarut-larut ketika Yoongi tiba-tiba muncul dalam kehidupannya. "Her voice suddenly stuck i...