Chapter 14

1.8K 215 8
                                    

Kau sedang apa?" tanya wanita uang baru saja memasuki ruangan kedap suara itu.

"Membuat lagu. Sini...coba dengarkan."

Nayeon duduk di kursi piano di samping Yoongi. Ia memperhatikan bagaimana Yoongi dengan lilai menekan setiap tuts tuts piano, ia tak bisa melepas tatapannya pada ekspresi Yoongi saat bermain pianonya, sangat tampan.

Nayeon menikmati pemandangan itu. Melody lembut dan halus yang Yoongi mainkan untuknya serta wajah tampan pria diaampingnya mungkin menjadi satu-satunya hal terbaik yang pernah ia alami.

"Jadi, bagaimana?"

Tanpa Nayeon sadari Yoongi sudah berhenti memainkan jari-jarinya.

"Eoh..itu- aku sangat menyukainya." dengan gugup Nayeon mengalih pandangannya.

"Benarkah?" Nayeon mengangguk.

"Sudah berapa wanita yang hatinya tersentuh saat kau memainkan piano?" Nayeon mencoba menekan jari-jarinya pada tuts-tuts piano secara acak, agar ia tak perlu menatap Yoongi, yang hanya melihatnya bisa membuat jantungnya ingin lepas.

Yoongi terkekeh. "Itu pertanyaan atau sindiran?"

"Jawab saja." Nayeon masih bermain dengan tuts piano.

"Tak banyak-" Yoongi memperhatikan raut wajah Nayeon yang terlihat kecewa. "Mungkin 10 atau lebih." goda Yoongi.

"Oh.." Nayeon menghela nafas.

"Hanya itu?"

"Kau mengharapkan aku bertanya apa lagi? Berapa wanita yang sudah kau cium? Berapa wanita yang sudah tidur denganmu? Atau berapa wanita yang pernah kau cintai?"

Nayeon sangat kesal, ia mengharapkan jika hanya dirinya yang pertama kali Yoongi mainkan piano secara khusus. Walaupun itu terlihat sangat egois.

Yoongi menangkup wajah Nayeon dengan kedua tangannya- memaksa Nayeon agar menatapnya. Sekilas ia beralih ke bibir mungil Nayeon lalu menatap mata wanita itu.

Sangat dekat, sampai-sampai mereka bisa saling merasakan nafas mereka.
Nayeon terlonjak karena pergerakan Yoongi yang tiba-tiba.

Cup

Nayeon merasakan bibir Yoongi menyapu bersih bibirnya. Ini pertama kalinya Yoongi menciumnya. Sangat lembut, sampai-sampai Nayeon tak ingin melepasnya.

"Kau yang pertama, kau wanita yang pertama aku buatkan lagu. Walaupun kau bukan satu-satu yang tersentuh saat aku memainkannya." Ucap Yoongi di bibir Nayeon.

Nayeon menggenggam erat kemeja Yoongi saat pria itu kembali menekan bibirnya. Memejamkan matanya saat Yoongi mulai melumat bibirnya.

Satu tangan Yoongi turun di pinggang Nayeon, menarik lembut agar bisa lebih dekat dengan tubuhnya.

Yoongi melepaskan ciumannya sesaat, "Omong-omong aku masih perjaka." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Aku tahu."

.

.

.

"Kau harus pulang dalam minggu inip!" Terdengar suara wanita paruh baya di seberang telepon.

"Tidak bisa eomma. Aku memutuskan untuk membatalkan perjodohan."

"Batal ataupun tidak, kau harus pulang! Kita perlu membicarakannya." Tegas eomma Yoongi.

Yoongi tak bisa mengelak, walaupun sudah beberapa kali ia  mencoba namun pada akhirnya ia akan menuruti perkataan eomma-nya.

"Min Yoongi eomma mohon pulanglah. Meskipun kau membatalkan pertunangan, setidaknya kau bicara baik-baik dengan keluarga Bae."

"Baiklah eomma."

.

.

.

Yoongi sedang sibuk merapikan pakaiannya dan memasukannya di suit case-nya. Nayeon hanya bisa menatapnya dengan wajah murung. "Berapa lama?" Ucapnya pelan.

"Mungkin 1 minggu. Tak akan lama."
"Hanya 1 minggu tidak lebih." Yoongi terkekeh pelan.

Ia mensejajarkan tubuhnya dengan Nayeon. Mencium singkat bibir wanita itu.

"Aku tak tahu sayang. Mungkin juga bisa lebih." Yoongi memegang kedua bahu Nayeon.

"Baiklah tapi tak ada ciuman dalam satu bulan." Nayeon melipat kedua tangannya di dada.

"Yak! Itu sama sekali tak adil! Bagaimana bisa kau lakukan itu?!"

"Itu cukup adil, kau meninggalkanku lebih dari satu minggu!"

"Jadi aku tak boleh bertemu dengamu selama satu bulan?"

"Aku hanya bilang satu bulan  tanpa ciuman, bukan berarti satu bulan tak bertemu."

"Tapi aku tak bisa. Setiap bertemu denganmu, aku tak bisa menahan untuk menciummu." Yoongi tersenyum nakal.

"Yoongi! Tak mau tau pokoknya itu hukuman-"

Yoongi menangkap bibir Nayeon dengan bibirnya. Tangannya memeluk erat pinggang Nayeon agar tak dapat menjauhi dirinya.

Nayeon menjauhkan wajahnya agar bisa menatap Yoongi. "Kau tak kabur kan? Kau tak pergi untuk bertemu kekasihmu yang lain di Korea?"

Yoongi menyatukan kembali bibirnya dengan milik Nayeon. "Kekasihku hanya di sini." bisik Yoongi di bibir Nayeon.

***

Thank you udah vote serta komentar-komentarnya
❤💜💚💙💛

Melody✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang