~~Happy Reading~~
.
.
.
Taekwoon dan Hakyeon kini sedang berada di dalam kereta kuda kerajaan yang sedang pergi menuju sekolah. Di dalam sana keheningan datang kembali, Hakyeon yang asik dengan buku bacaannya dan sang pangeran yang terus saja mencuri-curi pandang gadis yang duduk di hadapannya itu. Entahlah..mungkin sang pangeran sedikit menyesal akibat ulahnya tadi.
"Maaf, Pangeran. Tapi.. aku sedikit risih dengan tatatapanmu," celetuk Hakyeon pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari bacaannya. Jika toria lain melihatnya mungkin saja akan mengutuk ketidaksopanannya, tetapi apa boleh buat jika sang pangeran pun menuruti perkataan gadis itu dan menghentikan aksi curi-curi pandangnya dan beralih memandang ke luar jendela.
"Eum..soal tadi, aku benar-benar minta maaf. Aku tak tahu jika itu dirimu," sesal Taekwoon sembari menatap Hakyeon. Hakyeon menatap namja itu sekilas dan memutar bola matanya. "Lalu, jika saat itu bukan diriku kau akan melakukan hal itu tanpa penyesalan? Ya Tuhan.." ujar Hakyeon.
"A-ah.. bukan itu maksudku. Aku hanya..--/Sudahlah, tak apa. Aku hanya ingin kau tidak terlalu semena-mena kepada para pelayanmu. Kau harus ingat bahwa mereka juga rakyatmu." Taekwoon menatap yeoja mungil itu dengan tatapan teduh. Yeoja itu benar-benar berpikir dari segala sudut pandang, tak pernah ia menemukan yeoja seperti itu di dalam hidupnya.
"Ah cham! Apakah white prince itu benar ada, Pangeran?" celetuk Hakyeon seraya menatap Taekwoon. Taekwoon menatap yeoja itu sekilas. "Tentu saja, ia adalah keturunan bangsawan, mana mungkin aku tak tahu," jawabnya dengan nada sombong.
Hakyeon memicingkan matanya. "Lalu, apakah benar white prince itu tak membutuhkan cinta?" tanya Hakyeon lagi. Taekwoon terlihat sedikit berpikir. "Ya, awalnya dia pikir dia tak membutuhkannya tetapi....chakaman, dari mana kau tahu kisahnya? Kau bahkan bukan toria."
Hakyeon mengangkat sedikit buku yang sedari tadi ia baca. Taekwoon pun menatap buku itu, lalu tak lama bola matanya melebar. Ia segera menggapai buku tersebut.
"Eits, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Hakyeon seraya menarik buku tersebut agar tak dicapai oleh Taekwoon. "Dari mana kau mendapatkannya? Perpustakaan istanapun tak memiliki buku itu," tanya Taekwoon heran.
"Dari kamarmu," jawab Hakyeon enteng. Taekwoon yang mendengarnya semakin melebarkan kelopak matanya. "Yee?! Kembalikan padaku," pinta namja itu seraya berusaha menggapai buku tersebut lagi. "Eits, aniyaa. Aku ingin membacanya dahulu, bisakah kau meminjamkannya padaku?" pinta Hakyeon.
Taekwoon menggeleng, dan kembali berusaha menggapai buku tersebut. Hakyeon pun kembali menjauhkan buku tersebut dari jangkauan sang pangeran. "Sebentar saja, Pangeran. Aku akan mengembalikannya hari ini, aku janji," pinta Hakyeon lagi.
"Aniya. Tidak bisa!" kata Taekwoon sedikit kesal. Namja itu pun kembali berusaha menggapai buku tersebut, ia harus mendapatkannya mau tak mau.
'Ya Dewa, bagaimana buku itu bisa jatuh di tangannya? Semua isinya itu...akhh,' batin Taekwoon kesal. Dirinya sebenarnya tidak marah, ia hanya malu. Ia menghabiskan malamnya hanya untuk mengetahui beberapa hal yang ada di buku tersebut. Apakah seorang pangeran yang berpikir hidupnya telah sempurna membutuhkan cinta? Dan apa yang disebut perasaan cinta bagi seorang pangeran? Walaupun hingga saat ini ia masih belum mendapatkan jawabannya.
Brugh
Entah Hakyeon tersandung apa, yeoja itu kini terbaring di atas bangku penumpang dengan Taekwoon yang berada di atas tubuhnya. Kejadian ini sontak membuat keduanya saling menatap dalam keheningan. Tak ada yang berniat untuk bergerak apalagi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN
FantasySeorang manusia yang seenaknya datang ke duniaku dan masuk ke kehidupanku. Sosok yang membuatku mulai mengerti, seorang pangeran itu juga makhluk hidup. Makhluk yang tak dapat hidup tanpa orang lain. Ia mengajarkanku apa makna dari kata bahagia. I...