16

222 31 4
                                    


~~Happy Reading~~

.

.

.

"Apa benar sebutan pangeran di duniamu itu hamiji?" tanya Taekwoon pelan. Hakyeon yang kini sedang mengenakan sepatu terkekeh pelan, jadi namja itu percaya dengan kata-kata bodohnya itu? Padahal ia hanya tak sengaja melihat sebuah eksesoris kamarnya yang bertuliskan 'hamiji'. Ia bahkan tak tahu apa itu hamiji.

"Kenapa? Memangnya ada yang salah?" tanya Hakyeon seraya berjalan menghampiri Taekwoon. Namja itu meringis pelan, lalu kembali menjawab. "Hamiji itu kan hewan kecil yang berbulu, mana bisa pangeran disebut seperti itu di sana?" Hakyeon mengatup bibirnya menahan tawa, jadi hamiji itu hewan? Ya Tuhan, kenapa namja ini dapat tertipu olehnya?

"Kau memang terlihat seperti hewan itu," jawab Hakyeon enteng. Taekwoon melebarkan matanya tak percaya, ia disamakan dengan hewan berbulu itu? Tidak mungkin, dari sudut mana Hakyeon melihatnya sehingga dapat mengatakan dirinya mirip dengan seekor hewan? Ya.. tidak dari mana pun sebenarnya, karena yeoja itu tak tahu seperti apa bentuk hamiji itu.

"Yakk! Aku tidak mirip dengan hewan itu, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?" tanya namja itu tak terima. Hakyeon hanya tersenyum kecil lalu membalikkan tubuhnya meninggalkan sang pangeran. "Sudahlah, Taekwoon ssi. Aku malas berdebat denganmu," tuturnya malas.

Taekwoon berdecih kesal, masih saja ia berpikir kenapa yeoja itu mengatainya mirip dengan hamiji. "Yaishh.. yeoja aneh. Yak! Eoddiga??" tanyanya lantang. "Ingin berkuda, aku bolehkan meminjam kudamu?" pekik Hakyeon dari kejauhan. Taekwoon sejenak terdiam, berkuda? "Yakk! Tunggu aku, Hakyeon ah," ujar Taekwoon lagi lantang.

.

.

.

Hakyeon terus saja meringis. Hey.. ia ingin berlatih berkuda sendiri, kenapa namja ini mengikutinya? "Apa yang kau lakukan di sini, Taekwoon ssi??" tanya Hakyeon kesal. Namja itu menatapnya sejenak. "Tidak akan ada yang tahu jika tiba-tiba penyihir datang, jadi aku akan menjagamu." Ucapan Taekwoon membuat Hakyeon tersenyum sebal.

"Mereka itu mengincarmu kan? Jadi, aku akan baik-baik saja, kembali lah ke istana!" seru Hakyeon. Taekwoon terdiam sejenak sembari menatap Hakyeon. "Dari mana kau tahu jika mereka mengincarku?" tanya Taekwoon penasaran.

Hakyeon terdiam, dari mana? Ia pun tak tahu kenapa dapat mengetahui hal itu. Hanya berkata semuanya seperti yang terlintas di pikirannya. "Emm.. memangnya kenapa? Aku hanya asal bicara, memangnya aku benar?" tanyanya menatap Taekwoon.

"Sudahlah..kita ingin ke mana sekarang?" ujarnya mengalihkan pembicaraan. Aku menghembuskan napas pelan, lalu menatapnya. "Aku ingin ke tempat yang luas untuk berlatih kuda," jawab Hakyeon. "Heish.. kenapa tidak ke arena kuda saja? Di sana luas."

Hakyeon menggeleng-geleng. "Tak mauu.. aku ingin berkuda di luar istana," ujar yeoja itu. "Tidak bisa, Hakyeon ah. Di dalam istana lebih aman," jawabnya. "Waeyeo?? Kan ada kau.. ayo kita keluarr~" rengeknya.

Taekwoon berpikir sejenak, haruskah ia menuruti kata-kata yeoja itu? Tapi, di luar itu berbahaya, bagaimana jika penyihir itu menyerang mereka? Ahh.. tapi, kan ada dirinya. Kenapa ia harus takut? "Baiklah..ayo," ajak Taekwoon mengabulkan permintaan yeoja manis itu. Hakyeon merekahkan senyumnya lalu mengangguk-angguk senang.

Taekwoon menjalankan kudanya menuju gerbang istana, hal ini membuat Hakyeon mengikuti gerak-gerik Taekwoon sebelumnya, lalu mencoba menyentak tali yang ada digenggamannya. "Hiyaa," serunya.

I CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang