28

184 26 15
                                    


~~Happy Reading~~

.

.

.

"Wahh wah..Putra Mahkota Jung Taekwoon? Hebat sekali!"

Tepukan tangan terdengar dari sosok serba hitam tersebut. Beberapa makhluk yang mengelilinginya dengan dandanan serupapun ikut bertepuk tangan dan bersorak. Bagaimana tidak? Sosok makhluk yang dikatakan sebagai makhluk terhebat di dunia ini dapat mereka lumpuhkan.

"Arghh! Lepaskan aku!" erang Taekwoon memberontak. Tubuhnya kini sedang dalam kukungan sihir Lee Donghun, masih ingat dengan dirinya? Benar, sang raja kerajaan hitam. Sosok yang berada di balik serangan Hakyeon beberapa saat lalu. Sosok yang amat membenci kerajaan Tandtoria. Sosok yang menyimpan dendam pada keluarga Taekwoon.

Semua sorakan terhenti kala Donghun mengangkat tangannya mengisyaratkan mereka untuk diam. Senyumannya semakin merekah kala Taekwoon menatapnya tajam. Sihir yang mengukung sang pangeran memang sudah dipersiapkan sedemikian rupa dengan jangka waktu yang amat lama, dengan begitu Taekwoon tak akan dapat menggunakan riamonya sedikitpun jika sudah terkena sihir tersebut.

"Paduka raja, bagaimana dengan pecundang satu ini?" Atensi sang raja pun teralihkan kepada beberapa pengawalnya tersebut, begitu juga Taekwoon. Kelopak matanya seketika melebar, Panglima Tae. Namja yang dibawa oleh kedua penyihir tersebut adalah panglimanya.

"Bawa ia kesini, biarkan dia melihat tampang kesakitan dari pangerannya ini ahahaha," perintahnya tertawa senang. Akhirnya, saat-saat yang ia impikan sejak dahulu terwujud, ia dapat melihat sosok yang amat dibencinya ini tersakiti. Atau mungkin nanti akan lebih dari itu?

Tatapan sedih amat terlihat dari sorot mata Taekwoon. Ia merasa gagal sebagai seorang pangeran, ia tidak dapat melindungi rakyatnya sendiri. "Kau sedih? Baguslah kalau begitu. Tapi, tenang saja.. sebentar lagi kau tidak akan merasakannya lagi. Kau tahu kenapa? Karena kau tak akan hidup lagi..ahahaha!" perkataannya sungguh tidak lucu sama sekali. Untuk apa ia tertawa? Senang? Tidak, sosok seperti Taekwoon tidak akan berhenti sampai di sini, ia akan terus berusaha untuk mengalahkan sosok hitam itu.

"Akhh!!"

"Ahjussii.." decit Taekwoon tertahan kala melihat sosok panglimanya yang mengerang kesakitan saat salah satu dari mereka meluncurkan sihir kepada tubuh lemah yang terkapar di tanah itu. Bahkan dapat ia lihat jika sang ahjussi sudah tidak dapat membuka matanya lagi. Ia tatap si Donghun itu dengan tatapan yang amat tajam. Emosinya, emosinya sudah tak dapat dibendung lagi. Makhluk bodoh itu sudah keterlaluan.

"Kalian! Berani-beraninya kalian menyakitinya! Tak akan kubiarkan, arggh!! Makhluk bodoh! Kalian sudah keterlaluan!!" bentak Taekwoon dengan terus menahan sakit saat Donghun terus saja membacakan mantra dan melemparkan sihir kepadanya. Dan hal tersebut malah semakin mengundang tawa bagi para penyihir lain yang menyaksikan tontonan tersebut.

"Ahaha lihat dia. Teruskan saja! Toh kau yang akan kehabisan energi ckck. Aku akan kembali ke tempat ritual, kalian jagalah makhluk sok hebat ini. Aku akan kembali sesaat lagi." Setelah mengucapkan hal tersebut, Donghun berjalan menjauh meninggalkan Taekwoon dan Panglima Tae. Ia berjalan menuju tempat ritual dilaksanakan, letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tadi, hanya berkisar 300-500m.

"Baguslah..sedikit lagi," lirihnya menatap langit. Bulan sebentar lagi akan full berwarna biru, dan itu tandanya ritual mereka sebentar lagi akan sempurna.

I CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang