~~Happy Reading~~
.
.
.
Hari pernikahan sang putra mahkota Kerajaan Tandtoria akan laksanakan sebentar lagi, semua persiapan untuk resepsi pernikahan telah dipersiapkan dengan sangat cepat. Upacara ini memang tidak dirayakan dengan besar dan meriah, bahkan terkesan diadakan secara tertutup. Hanya toria-toria penting saja yang diundang oleh anggota kerajaan.
Para toria guardian atau para pengawal bahkan sudah menjadikan wilayah istana sebagai clean zone atau daerah bersih yang terlindungi portal keamanan, hal ini bertujuan untuk mencegah makhluk lain masuk ke wilayah istana saat upacara diselenggarakan.
"Memangnya aku pantas mengenakan gaun ini?" tanya Hakyeon kepada ketiga temannya. Mereka yang sedang membenahi beberapa tataan gaun Hakyeon pun mengangkat kepala mereka untuk menatap sang putri, lalu mengangguk. "Tentu saja sangat pantas, Putri. Anda terlihat sangat cantik," puji Jiah.
Hakyeon mengerucutkan bibirnya kesal. "Aku serius, katakan sejujurnya karena aku sedikit merasa tidak nyaman dengan gaun ini," keluhnya sembari mengangkat kedua tangannya tak nyaman. Gaun pernikahaannya ini sangatlah mewah, bahkan ia dapat bertaruh bahwa aksesoris di tengah gaunnya ini adalah berlian asli.
"Apakah ada masalah?" intruspi seseorang membuat ketiga pelayan Hakyeon menjauhkan diri mereka dan menundukkan kepala. Ternyata sosok yang datang adalah Taekwoon dan sang pangilma Tae. Pangeran Taekwoon juga sudah terlihat siap dengan tuxedo putihnya, ia terlihat amat tampan hari ini. Tentu saja karena hari ini adalah hari spesial.
"Ah aniya.. tidak ada apa-apa," jawab Hakyeon spontan. Taekwoon yang baru saja melihat sosok calon istrinya itu pun menatap kagum, yeoja mungil itu terlihat amat cantik dengan balutan gaun pernikahan. Dewa sangat baik terhadap dirinya sampai-sampai memberikan dirinya bidadari cantik seperti Hakyeon.
"Apa ada yang salah? Ahh..aku semakin tidak nyaman dengan semua ini," keluhnya sembari menundukkan kepalanya. Mengerti dengan pasti bahwa sang pangeran membutuhkan waktu bersama sang pujaan hati, ketiga pelayan Hakyeon dan juga panglima Tae keluar dari ruang rias tersebut. "Tenanglah, kau terlihat amat mempesona," ujar sang pangeran dengan senyumannya.
Hakyeon mengangkat kepalanya guna menatap sang calon suami. "Terima kasih," tuturnya pelan sedikit malu. Taekwoon semakin merekahkan senyumannya. "Kau tahu Hakyeonie? Aku berhasil mengetahuinya," ucapnya. Hakyeon mengerutkan dahinya, mengetahui apa?
Mengerti dengan raut wajah bingung Hakyeon, Taekwoon terlihat semakin senang. "Akhirnya aku mengetahui apa maksud dari bahagia, Yeonie ah." Perlahan senyuman merekah di wajah manisnya, "Jinjja?? Woaa.. kau hebat sekali, Woonie. Apa itu? coba katakan padaku!" desaknya sembari menatap Taekwoon penuh rasa penasaran.
"Arti bahagia menurut diriku adalah saat di mana kau datang ke dalam kehidupanku." Ucapan Taekwoon sontak membungkam mulut Hakyeon, entah kenapa tubuhnya terasa terhenti sejenak saking terkejut. "Kau mengajarkanku tentang makna kehidupan yang sebenarnya. Sekarang aku tahu bahwa kita semua adalah makhluk hidup yang saling membutuhkan, jadi tidak ada kata makhluk sempurna di dunia ini. Karena sekeras apapun kau berusaha dan sesempurna apapun kehebatanmu, kau tetap membutuhkan orang lain," lanjutnya dengan menatap tepat ke kedua manik indah itu.
Sang pangeran mengulurkan tangannya guna menggenggam kedua tangan Hakyeon. "Jadi, jangan pernah tinggalkan aku karena kau adalah sumber kebahagiaanku, Yeon ah," ujarnya penuh harap. Hakyeon tersenyum lembut, ternyata namja di hadapannya ini dapat bertutur manis juga. Dan apa itu, Hakyeon tak percaya namja itu seenaknya membuat dirinya tersanjung. "Tentu saja, Woonie ya. Aku...akan selalu bersamamu, gomawo." Setelah mendengar penuturan Hakyeon, Taekwoon langsung memeluk erat tubuh mungil yeoja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN
FantasySeorang manusia yang seenaknya datang ke duniaku dan masuk ke kehidupanku. Sosok yang membuatku mulai mengerti, seorang pangeran itu juga makhluk hidup. Makhluk yang tak dapat hidup tanpa orang lain. Ia mengajarkanku apa makna dari kata bahagia. I...