~~Happy Reading~~
.
.
.
Hakyeon segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ia sudah membuat keputusan, dan keputusannya adalah pergi dari istana ini. Tak ada toria manapun yang dapat ia percaya sekarang, jadi bagaimana dirinya akan aman? Ia harus mencari tahu sendiri jalan menuju dunianya.
Greb
"Hakyeon ah.." cegah Taekwoon menahan lengan Hakyeon yang sedang memasukan pakaiannya yang kemarin sempat ia kenakan. Hakyeon menghempaskan tangan Taekwoon, dan beranjak keluar dari kamar tersebut.
Tap
Tubuh Hakyeon terhenti, ia tak dapat menggerakannya sama sekali. Siapa lagi pelakunya jika bukan Taekwoon, namja tampan itu menahan yeoja itu dengan riamonya. "Aku tahu kau kecewa padaku, aku minta maaf. Tak seharusnya aku menjawab seperti tadi, aku sungguh minta maaf. Aku sadar aku egois, tapi izinkan aku memperbaikinya. Aku terlalu terkejut tadi. Aku akan kembali membicarakan hal ini dengan kedua orangtuaku dan tetap akan menikahi putri mahkota Bertoria," jelas Taekwoon walau hatinya berdenyut nyeri. Ia telah jatuh cinta pada Hakyeon, tapi gadis itu menolaknya terang-terangan. Jadi, ia tak boleh bertindak egois bukan? Ia akan merelakan perasaannya untuk gadis itu.
Saat merasa tubuhnya sudah tak tertahan oleh riamo Taekwoon lagi, Hakyeon melanjutkan langkahnya tanpa peduli dengan penjelasan namja itu sebelumnya. "Aku berjanji." Langkah Hakyeon terhenti, bisakah ia mempercayai pria itu lagi? Bisakah?
"Aku bersungguh-sungguh, Hakyeon ah. Maka, tetaplah di sisiku sampai kau benar-benar pergi," pinta sang pangeran. Walaupun sudah berpikiran jika yeoja itu mungkin saja tak mempercayainya, setidaknya ia masih ingin mencoba.
Tanpa disangka, Hakyeon melangkah kembali dan meletakan pakaiannya ke dalam lemariya lagi. "Kau bisa keluar sekarang," ujar Hakyeon yang langsung dituruti oleh sang pangeran. Namja itu keluar dari kamar Hakyeon dan tersenyum kecil menatap pintu kamar tersebut.
"Apa yang sudah aku lakukan? Hahh..,"keluh Hakyeon. Ia membaringkan tubuh ke atas ranjang dan mengguling-gulingkan tubuhnya. Ia berharap perkataan Taekwoon dapat ia percaya, ia tak akan memberikan toleransi lagi jika nanti namja itu kembali berbohong.
Hakyeon menghentikan aksi bergulingnya dan beralih menatap bintang yang terlihat dari jendela kamarnya. "Apa yang membuat hatiku terus berusaha mempercayainya? Dan apakah ia benar-benar mencintaiku?"gumamnya.
"Akhh..masa bodoh dengan semua itu," erangnya pelan sembari menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia harus istirahat agar pikirannya jernih kembali.
.
.
.
Matahari mulai tampak menyambut sebuah hari baru yang cerah. Kicauan burung-burung menghiasi pagi indah tersebut. Hakyeon yang memang sudah terbiasa bangun awalpun perlahan membuka kelopak matanya. Yeoja manis itu menatap jendela kamarnya yang terbias cahaya.
'Ah..Aku masih di sini,' batinnya. Padahal ia berharap disaat ia terbangun, ia sudah kembali ke dunianya, tetapi ternyata tidak. Ia masih setia berada di dunia toria ini. Walau enggan tapi ia tetap membangunkan tubuhnya, dan beranjak mendekati pintu balkon kamarnya. Ia menggapai knop pintu balkon itu dan membukanya, seketika angin sejuk menerpa tubuh mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN
FantasySeorang manusia yang seenaknya datang ke duniaku dan masuk ke kehidupanku. Sosok yang membuatku mulai mengerti, seorang pangeran itu juga makhluk hidup. Makhluk yang tak dapat hidup tanpa orang lain. Ia mengajarkanku apa makna dari kata bahagia. I...