End

320 35 30
                                    


~~Happy Reading~~

.

.

.

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan um?" tanya Taekwoon lembut mengusap pucuk kepala Hakyeon lembut. Pasalnya sejak Hakyeon duduk di pangkuannya dan memeluk tubuhnya yeoja mungil itu tidak mengucapkan barang sepatah kata.

"Diamlah..aku ingin seperti ini dulu."

Taekwoon tersenyum teduh mendengarnya. Ia tak menyangka jika Hakyeon dapat dengan mudah memaafkannya. Perlakuan singkatnya tadi pasti membekas di dalam benapnya, tapi dengan mudah ia memaafkannya. Betapa rendah hatinya.

"Apa kau tak ingin tidur? Bahkan pagi hampir menjemput," tanya Taekwoon sembari mengecup pucuk kepala Hakyeon. Bukannya menjawab, Hakyeon justru mengalungkan lengannya pada leher Taekwoon dan kembali menyamankan tubuhnya.

"Ayo tidur, aku lelah.." lenguhnya pelan. Taekwoon terkikik pelan lalu menggendeong tubuh Hakyeon dan menidurkan tubuh keduanya ke atas ranjangnya.

"Mimpi indah, Putriku. Maaf aku membuatmu lelah.."

"Berisikk," tutur Hakyeon mengeratkan pelukannya. Taekwoon yang sadar akan kesalahannya mengatup bibirnya menahan senyum. Baiklah.. sepertinya seorang pangeranpun harus bisa mengalah demi sosok putrinya.

.

.

.

Pagi telah datang sedari tadi, bahkan matahari sudah semakin terik, namun hal itu tidak membuat kedua makhluk yang masih asik bergulat di atas ranjang terbangun. Sebenarnya, bukan keduanya, hanya salah satu dari mereka karena pada dasarnya Taekwoon telah terbangun sejak tadi.

Beberapa kali ia mencoba untuk melepaskan pelukan Hakyeon, namun ia tak berhasil. Semakin keras ia mencoba untuk melepaskannya, maka semakin kuat pula Hakyeon memeluknya. Entahlah sebenarnya yeoja itu tertidur atau tidak. Yang pasti akibat kelakuannya ini Taekwoon tidak jadi mendatangi kerajaan hitam pagi ini. Hmm..atau memang ia sengaja melakukannya? Entahlah..

"Eunghh..Wooniee," lenguh Hakyeon pelan saat tidurnya mulai terusik. Taekwoon tersenyum menatapnya, Hakyeon amat imut saat ini. Disentuhnya beberapa anak rambutnya guna membereskannya. Tak lama mata indah itu terbuka, menyesuaikan cahaya yang memasuki retina matanya, lalu mengalihkan pandangannya menatap Taekwoon.

"Tidur nyenyak?" Hakyeon mengangguk, lalu ia menggapai tangan Taekwoon di kepalanya dan meletakannya ke atas pinggangnya. "Bagaimana jika aku kembali ke bumi?" pertanyaan Hakyeon yang tiba-tiba itu sontak membuat Taekwoon tersentak. Namun, tak lama senyuman kecil terpatri di wajah tampannya.

Direngkuhnya tubuh Hakyeon lebih erat. "Aku sudah memikirkannya, Yeonie. Dan aku tak keberatan, jika ini keputusanmu maka aku harus menghargainya. Tapi, kau harus ingat jika aku akan selalu mencintaimu," jawabnya lembut.

Hakyeon terpaku dengan jawaban sang pangeran. Kenapa namja di hadapannya ini berkata demikian? Akhh..jika begini, ia semakin sulit melepaskannya. Disembunyikannya kepalanya di dada sang pangeran. Sedih jika mengingat tentang hal itu, ia benar-benar tak ingin meninggalkan sosok yang amat dicintainya.

"Aku juga amat mencintaimu, Woonie. Tapi, maaf hiks ini semua demi kebaikan semuanya. Aku tak mau..tapi aku harus." Isakan Hakyeon membuat hati Taekwoon teriris perlahan. Jangan tanyakan bagaimana rasanya hatinya saat ini, karena perasaannya tidak dapat diandaikan dengan kata-kata. Amat sakit.

"Kapan kau akan pergi?"

"Secepatnya, karena aku tak mau sampai mereka mengambil alih diriku," jawabnya lirih. Taekwoon menarik pelan kepala yeoja di pelukannya itu, lalu mempertemukan kedua bibir mereka sekedar untuk mengecup.

I CANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang