~~Happy Reading~~
.
.
.
"Pangeran, maafkan hamba. Tadi hamba lancang menyebut nama pangeran," ujar Hakyeon yang kini sedang berjalan di belakang Taekwoon. Taekwoon menghentikan langkahnya sejenak. "Hmm," dehemnya seraya melanjutkan langkahnya.
Hakyeon tersenyum kecil, lalu beranjak mengikuti langkah sang pangeran. Pada saat perjalanan menuju gedung sekolah, yeoja itu dapat melihat pelatih Lee sedang terbang bersama seekor rysing. Iapun kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu, pelatih Lee berkata jika dirinya adalah toria terpilih yang ditakdirkan menjadi pemimpin para penunggang rysing.
Ia masih tak dapat mempercayainya, karena pada dasarnya ia tahu bahwa dirinya bukanlah seorang toria. Lagipula bagaimana ia bisa menjadi seorang pemimping para penunggang rysing hanya karena kalung yang diberikan rysing itu? Yeoja itu menggelengkan kepalanya pelan seraya melepaskan genggamannya pada kalung pemberian rysing yang ia kenakan di lehernya. Lalu, ia menolehkan kepalanya guna menyusul sang pangeran yang mungkin sudah sedikit jauh darinya, namun sepertinya dewi fortune sedang tak berpihak padanya. Ia tak dapat melihat punggung lebar namja tampan itu lagi sekarang. Bodohnya ia karena terlalu terpana oleh rysing sampai lupa ia sedang berjalan bersama pangeran tadi.
"YaTuhan, apa yang harus kulakukan?" serunya pelan sembari memperhatikan sekeliling hutan yang lumayan lebat itu. Beberapa saat kemudian, muncullah beberapa yeoja yang berasal dari kelas yang sama dengannya, hal ini tentu membuat Hakyeon menghembuskan napas lega. Gadis itu mengikuti langkah tiga yeoja tersebut karena ia tahu jika mereka juga akan pergi ke sekolah. Namun, sepertinya mereka menyadari keberadaan Hakyeon, perlahan mereka mulai membalikkan tubuh mereka guna melihat siapa gerangan toria yang mengikuti mereka.
"Kenapa kau mengikuti kami?" tanya salah seorang yeoja dengan nada sedikit membentak. Sontak Hakyeon terkejut, pasalnya ia hanya ingin kembali ke sekolah, kenapa mereka terlihat tidak menyukainya?
"Apa kau tak punya mulut?! Ohh..Aku rasa ia sedang menguntit kita," sahut salah satu yeoja lainnya. Mendengar penuturan yeoja tersebut membuat Hakyeon segera menggeleng-gelengkan kepalanya membantah. "Tidak..Bukan seperti itu, aku hanya tersasar dan ingin kembali ke sekolah. Aku yakin kalian juga akan pergi kesana, jadi aku berpikir untuk mengikuti kalian," jelas Hakyeon.
"Tersesat?" Hakyeon mengangguk pasti. "Kalau begitu, selamat menikmati malam di sini, gadis genit!" ujar salah satu yeoja seraya melayangkan riamonya. Seketika akar-akar pohon yang berada di belakang Hakyeon mulai menjalar mengikat tubuhnya. Karena akar-akar yang sangat kuat itu terus menarik dirinya, ia akhirnya jatuh terduduk di bawah pohon tersebut.
"Ahaha rasakan itu, murid baru. Kau ini seenaknya saja datang dan menggoda pangeran, kau pikir kau ini siapa?" seru salah satu yeoja. "Hei, apa yang kau lakukan padaku? Cepat lepaskan ini... yakk aku tidak menggoda pangeran, yakkk tolong akuu!" pekik Hakyeon seraya meronta-ronta agar terlepas dari akar-akar yang mengikatnya. Namun, ketiga yeoja tersebut malah meninggalkannya dengan tawa yang semakin menggelegar.
"YaTuhan.. Kenapa para toria itu sangat jahat? Aishh.." Hakyeon terus saja menggerak-gerakkan tubuhnya agar terlepas dari akar-akar itu, namun usahanya benar-benar tak membuahkan hasil apapun. Akar-akar itu tetap mengikatnya dengan erat.
"Kenapa tak ada toria yang terlihat di sini? Ya Tuhan..Bagaimana dengan pangeran?" keluh Hakyeon.
.
.
.
Hari mulai sore, suasana panas kini terasa mulai sejuk. Hakyeon yang lelah berusaha untuk melepaskan diripun akhirnya menyerah, kini ia tertidur bersender pada pohon di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN
FantasíaSeorang manusia yang seenaknya datang ke duniaku dan masuk ke kehidupanku. Sosok yang membuatku mulai mengerti, seorang pangeran itu juga makhluk hidup. Makhluk yang tak dapat hidup tanpa orang lain. Ia mengajarkanku apa makna dari kata bahagia. I...