~~Happy Reading~~
.
.
.
Hakyeon PoV
Sudah tiga bulan berlalu sejak kembalinya diriku ke dunia asalku, dan semua kenangan berada di dunia toria masih tergambar dengan jelas di dalam pikiranku. Akh..aku tak tahu kapan aku dapat melupakan semuanya.
Setelah aku kembali dari dunia toria aku kembali kehilangan pekerjaanku. Ya..sudah jelas mereka memecatku, karena pasalnya aku sudah menghilang lebih dari seminggu. Seminggu yang amat berarti bagiku.. Lupakan saja, aku harus kembali bekerja jika tak ingin kehilangan pekerjaanku lagi. Oh tidak jangan sampai itu terjadi, bukan hanya satu-satunya harapanku, pekerjaan ini adalah impianku sejak dulu.
"Hakyeon ssi, daepyeo-nim memanggilmu ke ruangannya."
Aku tersentak kaget, ada apa daepyeonim memanggilku? Kurasa selama ini tugasku berjalan lancar. Aku tetap melatih para trainee dan juga menciptakan koreo baru sesuai dengan perintahnya. Atau..ah, tidak. Aku tidak boleh berpikir macam-macam, mungkin akan ada projek baru.
"Hei, kenapa kau melamun?" aku mengalihkan pandanganku menatap wanita peruh baya itu lalu tersenyum kikuk. "Maafkan aku hehe." Kulihat ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, lalu berjalan meninggalkanku.
Karena tak ingin terus bertanya-tanya tentang alasan daepyeo-nim memanggilku, kulangkahkan kakiku menuju lift untuk mencapai ruangannya yang terletak tiga lantai di atas tempatku berada.
Ting
Pintu lift terbuka. Segera kulanjutkan langkahku menuju ruangannya yang berada di ujung koridor. Sekertarisnya yang setia berada di depan ruangan daepyeo-nim tersenyum menyambutku, dan tentu saja kubalas senyumannya seraya membungkukkan tubuh.
"Maaf, Daepyeo-nim. Apa anda memanggil saya?" tanyaku pelan setelah mengetuk pintu beberapa kali.
"Masuklah, Hakyeon ssi."
Setelah mendapat persetujuan langsung kulangkahkan kakiku memasuki ruangannya. Kulihat ia sedang membaca beberapa laporan dan segera menutupnya saat aku duduk di kursi yang berada di hadapannya.
"Ada yang harus aku bicarakan padamu."
"Silahkan, Daepyeo-nim."
Hakyeon PoV End
.
.
.
Entah sudah keberapa kali Hakyeon menghembuskan napas sedih. Bagai tersambar petir, pekerjaan yang ia rasa sudah amat cocok dengannya dan berjalan dengan sangat lancar selama dua bulan ini kembali hilang dari genggamannya. Ia bahkan sangat terkejut saat sang pemimpin agensi tiba-tiba saja memberhentikannya. Ia butuh penjelasan yang detail, namun sang pemimpin hanya berkata jika ia telah menemukan pelatih yang lebih hebat darinya. Benar-benar alasan yang memuakan! Setidaknya jika memang sudah ada yang lebih baik darinya, aka katakalah padanya untuk lebih berusaha lagi. Tapi, apa-apaan ini?
"Hahh.. aku memang tidak akan pernah berhasil. Tapi kenapa? Sifat cerobohku bahkan telah hampir menghilang," keluhnya sedih dengan kepala yang ditumpukannya di atas lengan. Sudah lebih dari sejam dirinya berdiam diri di dalam cafe yang letaknya tak jauh dari gedung agensi lamanya itu, namun sampai saat ini ia belum berniat berhenti menopang kepalanya di atas meja. Mungkin ia masih belum dapat menerimanya.
Digerakan lengannya turun dari bawah kepalanya, kemudian ditatapnya sebuah ukiran di pergelangan tangannya yang tanpa disadarinya berubah berwarna merah. "Taekwoonie, apa kau masih mengingatku?" lirihnya. Perlahan senyumannya merekah, lalu dibangkitkan kepalanya yang sudah lelah bertumpu tanpa berhenti menatap ukiran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN
FantasySeorang manusia yang seenaknya datang ke duniaku dan masuk ke kehidupanku. Sosok yang membuatku mulai mengerti, seorang pangeran itu juga makhluk hidup. Makhluk yang tak dapat hidup tanpa orang lain. Ia mengajarkanku apa makna dari kata bahagia. I...