2. Maaf Athaya

2.1K 169 65
                                    

Dua jam kemudian, tepatnya jam sepuluh pagi. Terdengar ketukan pintu kelas yang langsung dibuka dan terlihat seorang siswa yang sepertinya terlambat.

"Silahkan duduk," ucap guru fisika yang saat itu sedang mengajar.

Dalam benak Athaya timbul tanya,

mengapa anak itu tak dihukum padahal ia sudah sangat terlambat ?

Namun ia hanya bisa berkata dalam hati. Dan satu lagi, sepertinya Athaya kenal siswa itu

dia yang tadi menciumku!!

Sontak Athaya menunduk kaget sambil menyentuh pipinya yang baru beberapa jam lalu terkena sebuah bibir yang tak disengaja.

****
Saat jam istirahat, itulah waktu dimana semua siswa merasa merdeka dari jajahan para guru, saat dimana kantin penuh sesak oleh para siswa yang antri ingin segera memesan makanan, tak terkecuali Meysha dan Athaya.

"Mey!!"

seru seorang siswi di belakang mereka dengan pakaian ketat dan rok di atas lutut, harus diakui Jakarta memang sudah banyak terpengaruh oleh budaya kebarat-baratan.

"Oh hey Re, tebak hari ini aku dikasih hadiah apa oleh tuhan yesus?" tanya Meysha pada Rere.

"Emmh makanan?" Rere mencoba menebak.

"No no Rere lihatlah, apa kau tidak melihatnya? Tuhan memberiku teman sebangku!!" jawab Meysha riang.

"Oh inikah? Hey aku Rere." Rere mengulurkan tangannya pada Athaya

"Athaya Laurinda, Aceh!" jawab Athaya.

Tak butuh waktu lama untuk dekat dengan Rere, jujur dia berbeda dengan Meysha. Rere itu lebih dewasa, anggun, sopan dan kalem.

"Apa sekolah di Jakarta tak punya aturan?" celetuk Athaya tiba-tiba.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Setiap sekolah pasti mempunyai aturan," jawab Rere.

"Tapi tadi ada siswa telat tak dikasih hukuman apapun?"
tanya lagi Athaya,

sejenak semua terdiam, Meysha mengingat-ngingat siapa yang dimaksud Athaya itu.

"Oh apa maksudmu el?" tebak Meysha

"Mungkin, aku gak tahu namanya," jawab Athaya.

"Iya yang ganteng itukan?" Meysha memantapkan.

Athaya mengangguk, ia menjadi teringat lagi ciuman itu. lalu ia menunduk sambil tersenyum malu dan pipinya sudah mulai memanas lagi, sial! Ada apa dengannya hari ini?

"Perlu kau tahu Tha, dia itu bernama Rafael Mahardika Prasaja, siswa paling tampan, tajir dan yang parahnya lagi dia anak kepala sekolah," Meysha mencoba menjelaskan kesempurnaan dari orang bernama Rafael itu.

"Anak kepsek, bukan berarti bisa melanggar aturan kan?" tanya lagi Athaya.

"Aku setuju, tapi keselnya semua guru malah takut sama dia. Jadi dia seenaknya, dia itu sombong, songong, playboy, nakal dan sok ganteng," tambah Rere

Yaps, Rafael Mahardika Prasaja. Satu-satu nya spesies siswa jenis langka yang dilindungi oleh para fans nya, terkenal karena ketampanannya dan status nya sebagai anak kepala sekolah. Namun sebagian besar dalam dirinya buruk, bersifat arogant, playboy, merasa paling berkuasa, dan pemarah.

Dan kalian juga harus tahu sisi gelap nya yang lain, hobby ke klub malem, mabuk-mabukan, keluar masuk penjara karena sering balapan liar, ya meskipun ia selalu dibebaskan oleh polisi setelahnya karena om nya adalah seorang tentara.

Ok lupakan tentang keburukan Rafael yang tidak ada habisnya, kita kembali ke sekolah tepatnya di kantin tadi. Tiba-tiba dari arah belakang Athaya, terdengar sebuah suara..

"Kayaknya sekolah kita sebentar lagi mau kiamat nih ada ustadzah gini!"

Ternyata itu adalah Rafael, subjek yang baru saja mereka bicarakan, untungnya dia tidak mendengar apapun.
Athaya tidak menoleh ia tahu sindiran itu untuknya.

"Ustadzah nya gagu el!" tambah Januar salah satu rombongan Rafael.

"Dia anak baru di kelas kita El, namanya Athaya dari Aceh, udah deh jangan digangguin," tegas Meysha.

"Athaya? Cewek ko namanya Athaya? Maklum sih ya dari kampung. Niat pengen kasih nama gaul malah jadi aneh haha kacau tuh orang tuanya," celetuk Rafael asal sambil diikuti gelak tawa ketiga temannya.

Athaya bangkit lalu berbalik dengan wajah memerah.
"Kamu boleh ejek aku, tapi jangan pernah hina orangtuaku. Memang kenapa jika namaku seperti nama pria? nama itu adalah doa orangtua untuk anaknya dan kamu..."

Athaya tak sanggup meneruskan kata-katanya, karena air mata sudah duluan menghiasi amarahnya dan menyesakkan dada, ia lebih memilih meninggalkan mereka dan menangis di kelas kemudian diikuti oleh Meysha dan Rere.

Terlihat Rafael hanya bisa diam, bahkan tadi saat pertama Athaya berbalik, Rafael terlihat sangat terkejut, hanya satu yang ia pikirkan

cewek itu yang tadi pagi aku cium!!

Rafael menyentuh bibirnya sambil tersenyum.

"Woy, kenapa kamu senyu.-senyum El?" tanya Gery heran

Rafael tersentak lalu menjauhkan jari dari bibirnya yang sedari tadi ia tempelkan.
"Nggak, gak apa-apa."

Catatan:
El= Rafael
Tha=Athaya

About ATHAYA ✔#pastelwattpadseries Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang