4. Perasaan Athaya

1.5K 142 25
                                    

  Keesokan harinya saat di sekolah tepatnya saat Athaya, Meysha dan Rere sedang nongkrong di kantin, disana Athaya menceritakan tentang peristiwa kemarin yang menimpa dirinya dan Rafael.

"Kamu baper?" tanya Rere menyipit.

"Kalian gak liat apa yang dilakuin El ke aku, dia baik banget ternyata," jawab Athaya sendu

"El itu playboy!"tegas Meysa

"Jahat!" tambah Rere

"Kamu gak boleh cinta dia!"suara Rere meninggi.

"Tapi bagaimana jika sudah, dan itu dimulai dari kemarin?" jawab Athaya lemas.

"Kalau begitu rahasiakan," tegas Meysha

"Jangan sampai dia, teman-temannya, atau bahkan siapapun ada yang tahu kecuali kita," jelas Rere.

"Kenapa?" tanya Athaya polos.

"Kamu bakal dibully Tha!" jawab Meysha pelan.

"Alien sekolah suka kamu El!!"

teriak Gery tiba-tiba pada El yang sedang duduk diujung kantin, ternyata dari tadi Gery duduk disebelah Meysha!! Dan menguping semua pembicaraan mereka. Otomatis teriakan Gery mengundang Rafael untuk mendekat ke tempat duduk Athaya.

"Mana yang suka aku?" ucap El tersenyum sinis.

"Ini nih nih si alien!" jawab Nuril

"Pasti kamu baper ya tentang kemarin?" tanya Rafael sambil mencondongkan wajahnya kearah Athaya yang saat itu sedang menunduk,

El menatap Athaya dengan tatapan khas playboy nya yang katanya mampu membuat setiap cewek luluh. Faktanya El memang mempunyai mata kecoklatan yang indah. Athaya masih menunduk tak mau menatap Rafael karena saat itu jantung nya sudah berdegup kencang.

"Kamu tahu kenapa kemarin aku lakuin itu, bantuin kamu?" tanya Rafael sambil menegakan lagi tubuhnya,

Athaya masih belum menjawab, ia hanya bisa menatap El yang saat itu wajahnya sudah berjauhan dengan El.

"Supaya kamu punya utang budi sama aku, jadi aku bisa nyuruh kamu apapun karena kamu punya utang nyawa sama aku!"

"Heh Rafael jahat kamu ya!" hardik Meysha, sambil bangkit mensejajarkan tubuhnya dengan El.

"Mey, sabar Mey" rayu Rere, sambil mengikuti Meysha bangkit.

"Diem Re dia harus tahu gimana caranya hidup pake hati!"

"Meysa!" tegur Athaya dengan nada lembut, namun tak bergerak dari posisi duduknya.

"Aku yang salah minta bantuan ke dia kemarin, dia bener! Aku berhutang budi sama dia," ucap Athaya.

"Dan kalo tentang aku yang suka kamu, aku akuin itu bener," jawab Athaya polos

"Tapi mungkin itu adalah kesalahan terbesar aku, kalo aku gk boleh suka sama kamu, bantuin aku supaya benci kamu, atau cukup kasih tahu aja caranya," tambah Athaya sambil menatap tegas Rafael.

"Aku bakal bantuin kamu buat benci aku, tapi dengan cara aku! Kamu tunggu aja permainannya," jawab Rafael datar lalu pergi sambil diikuti oleh Gery, Nuril dan Januar.

   'Permainan? Permainan apa? Tuhan aku pengen pindah!'

teriak Athaya dalam hati, dan tak terasa air matanya jatuh. Rafael berhasil buat dua hari pertamanya disekolah hancur!! Meysha dan Rere duduk kembali menenangkan Athaya.

    Persis seperti kemarin, Athaya pulang dengan  mata sembab lagi.

"Nangis lagi? Sekarang karena siapa?orang yang sama? Cowok apa cewek? " sindir Kak Zahra.

"Aku gak apa-apa."

"Karena dia udah minta maaf lagi?" tebak Kak Zahra.

"Ini masalah aku kak," tak ada respon dari Kak Zahra.

Ia tahu adiknya tidak akan menceritakan apapun. Yaps, Athaya tidak akan menceritakan keburukan Rafael meskipun dia ingin. Athaya mau di mata kakaknya, Rafael selalu dipandang baik. Kalaupun tidak, mending tak usah saling kenal sekalian.

    Esoknya saat ulangan kimia, dan sudah saatnya dikumpulkan, El menyuruh Athaya untuk menukar LJK nya dengan LJK milik Rafael, yang ia isi asal-asalan.

"Ingat Ay, utang budi!" El mengingatkan.

"Sumpah jahat kamu El!" Meysha ikut-ikutan

"Berisik!" bentak El.

Mau tidak mau Athaya menukarnya dan ia tahu resiko terbesar adalah nilainya pasti buruk, karena itu adalah jawaban seorang Rafael, bukan maksud menghina, namun itu faktanya. Kasarnya, Rafael adalah anak kepsek yang bodoh!!

Hingga pada pembagian hasil ulangan kemarin, mata Athaya memanas saat melihat hasil ulangannya terpampang nilai dua yang dilingkari pulpen merah.
Seumur hidup sebodoh-bodohnya seorang Athaya, tidak pernah mendapatkan nilai sekecil itu. Ya paling kecil lima atau enam, itupun biasanya kalau ulangannya mendadak. Namun disisi lain, Rafael terlihat begitu bahagia atas nilai yang bukan hasil kerjanya.

"Ciee yang udah ngerasain dapet nilai 2!" Rafael terbahak-bahak mengejek Athaya

Athaya tidak menghiraukannya, karena jika ia terus menjawab, ia akan mempermalukan dirinya sendiri, Athaya tidak seberani itu.

****

"Ger kembaliin celana aku!" pinta Athaya pada Gery yang sedari tadi tidak mau mengembalikaan celana olahraga Athaya, padahal setelah ini adalah pelajaran olahraga.

"Gery kembaliin gak?" Meysha ikut-ikutan.

"Yaudah ni ah capek," jawab Gery melempar celana itu berniat mengembalikan.

Namun sial selalu menimpa nasib Athaya, belum sempat ia menggapai lemparan celana itu, sebuah tangan sudah meraihnya duluan. Siapa lagi kalo bukan Rafael yang selalu ingin membuat Athaya bosan hidup.

"El balikin," pinta Athaya ragu,

"Aku balikin saat pulang sekolah." Rafael tersenyum sinis.

"Tapi kan pelajarannya sebentar lagi," ujar Athaya

"Bagus kalo gitu." Rafael pergi ke luar tanpa menghiraukan teriakan Meysha.

Terlihat Athaya yang hanya bisa pasrah dan menyiapkan diri untuk dimarahi Pak Tedy.

Saat pelajaran olahraga dimulai, hanya Athaya tidak memakai baju olahraga, yang membuat Pak Tedy melangkah ke arahnya.

"Ganti baju Athaya!" sentak guru berpostur atletis itu.

"Ta..tapi pak, celananya ketinggalan. Maaf pak,"sesal Athaya

"Menjauh dari lapangan, dan kamu akan saya tidak hadirkan." Pak Tedy marah lalu kembali ke tempat semula ia berdiri.

Athaya menutup kesalahan Rafael lagi, dan tadi ia tak mau membantah karena ia takut Pak Tedy akan semakin marah padanya.

Akhirnya ia meninggalkan lapangan dan lebih memilih tinggal saja di kelas, terlihat juga Rafael yang tersenyum menang akibat kejadian itu.

****

"Nih." Rafael menyerahkan celana olahraga Athaya saat pulang sekolah.

"Aku punya salah apa sih sama kamu? " tanya Athaya lembut sambil memerima celananya

"Salah kamu cuma satu," jawab Rafael.

Athaya melirik, "Apa?"

"Kamu cinta sama orang yang salah!" tegas Rafael.

"Kalau menurut kamu cinta aku itu sebuah kesalahan, aku minta maaf. Itu bukan kemauan aku," jawab Athaya sendu.

"Kamu kenapa sih malah suka sama aku? Karena aku ganteng? Atau karena kaya?"tanya Rafael

"Kalau karena itu, aku mungkin bisa nyari lagi yang lebih ganteng sama yang lebih kaya," jawab Athaya

"Terus apa dong alasannya?"

"Aku gak tahu." Athaya menunduk lalu melangkah pergi.





Jangan lupa comment ya guys, jangan berhenti di part ini ya😂makasih udah baca😄😄

Salam_IchaNissa
  
 

About ATHAYA ✔#pastelwattpadseries Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang