18. Awal kisah dengan el

1K 80 5
                                    

Sejak insiden jam tangan itu, Athaya benar-benar menjauhi el, dan El pun seperti tak nafsu lagi untuk menjahati Athaya. Mereka benar-benar semakin jauh!!

Namun disuatu hari saat pelajaran Pak Edi dimulai, Athaya dan Meysha malah mengobrol.

"Tha tau gak?" ucap Meysha

"Tahu apa?"

"Itu loh tha, si Bryan Domani kayaknya pacaran deh sama si Ersya."

"Terus?" tanya Athaya, ia tahu Meysha begitu nge fans pada aktor berdarah campuran itu.

"Aku cemburu Tha!!" tegas Meysha

"Begitulah perasaan ku saat melihat El dengan wanita lain," bisik Athaya. Meysha menyipit, tersenyum sinis.

"Beda lah, Bryan itu baik, kalo si El boro-boro. Nggak pantes dipertahanin!!" seru Meysha

"O ya? Emang Bryan kenal kamu?bahkan kamu hidup aja dia gak tahu." Athaya tertawa geli menggoda sahabatnya itu.

"Iiiiii Athaya!!" Mey kesal sambil menggebrak meja, otomatis seluruh siswa di kelas itu menoleh ke sumber suara.

Athaya menepuk jidatnya, terlihat pak Edi langsung menghampiri mereka

"Tha gawat" bisik Meysha. Athaya menunduk malu

"Orang Aceh, pindah kamu duduk nya sama... Rafael!! Dan kamu Meysha dengan Gery!!" teriak Pak Edi dengan lantang sambil diikuti gelak tawa sekelas.

"Pak saya gak mau sebangku sama bison betina!!" komentar Gery

"Emang aku mau gitu hah!!"

"Pak gimna kalo dituker, biar saya duduk dengan Gery." Athaya ikut-ikutan berkomentar.

Semua mata pun tertuju pada gadis itu, bagaimana bisa dia menolak sebangku dengan orang yang dia sayang? El berdiri

"Pak!! Saya ingin orang Aceh itu yang sebangku dengan saya!!"

pandangan semua orang pun pindah haluan pada El, semua menyuraki Athaya

"Cieeee alien sebangku sama pangeran!!!" teriak Januar, semua tertawa lepas.

"Athaya kamu dengan Rafael!! Pindah sekarang!!" ulang pak Edi.

Athaya dan Geri pun bertukar tempat, Athaya dengan Rafael, dan Meysha dengan Gery.
Sungguh hari itu adalah hari yang tak terduga bagi Athaya.

Athaya duduk di samping El dengan wajah masih menunduk, El menggeserkan bangku Athaya agar lebih dekat dengan bangkunya. Athaya menoleh.

"Apaan sih!!" Athaya berniat menggeser lagi bangkunya ke posisi awal, namun bangkunya sudah di tahan El, agar Athaya tak bisa menjauh.

"Biasanya kalo deket sama aku mukanya merah, kok sekarang tegang?" tanya Rafael berbisik, takut pak Edi mendengar. Athaya tak merespon

"Tenang, aku gak bakal nyuruh kamu ngerjain pr aku, karena utang budi atau ngejahatin kamu lagi. Maaf ya Ay soal jam kamu dan atas segala kesalahan aku." kali ini Athaya menoleh

"Aku udah biasa maafin kamu El, terus kamu ngulangin lagi dan aku maafin lagi terus kamu ngulangin lagi, dan gitu seterusnya.. " jawab Athaya datar.

El mendekatkan wajahnya pada Athaya, pandangan mereka bertemu dan Athaya tak ingin melepaskan pandangan itu.
El mengucapkan sesuatu dengan serius.

"Utang budi kamu aku anggap lunas Ay, dan mulai sekarang aku ijinin kamu buat mencintai aku!!"

Athaya tertegun, ia merasa waktu langsung berhenti saat itu. Jantungnya berdegup semakin kencang, ia takut El mendengarnya. Ia tak percaya pria itu mengatakannya, apa itu benar? Apa hanya akal-akalannya saja?apa El mulai tertarik padanya??

Athaya masih tak merespon, ia memalingkan wajahnya memandang ke papan tulis sambil seulas senyum terlihat disana.

El meraih tasnya dan mengambil sesuatu didalamnya, terlihat ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru tua dan meletakannya di depan Athaya.

"Apa ini? Jebakan lagi?" Athaya menebak.

"Buka aja."

"Aku lagi gak mau bercanda El"

"Emang aku lagi ngelawak?"

"Aku lagi gak ulang tahun El!"

"Aku gak pernah bilang itu kado ultah. Buka cepet!!"

Athaya menghela berat, ia meraih kotak itu dan membukanya.
Ternyata itu adalah sebuah bross berbentuk alien yang digambarkan lucu.

"Aku pasangin!!" El merebut bross itu dari tangan Athaya, dan menggantikan bross yang tertempel di jilbab Athaya dengan bross pemberiannya.

"Aku pesen khusus bross ini loh dari seminggu lalu, abis bentuk alien gak ada di mal mal." Athaya masih tertegun tak percaya apa yang sudah dilakukan pria ini padanya.

"Hy, bicara sesuatu!! Minimal bilang kamu suka hadiah ini gitu.." El cemberut

"Ini pasti mahal El," jawab Athaya.

"Sama-sama!!" ucap El ketus

"Makasih El." Athaya tersenyum.

"El aku juga punya sesuatu buat kamu," seru Athaya. El berbalik, terlihat Athaya menyodorkan misting makanan ke arah El.

"Apa ini? Untuk aku?" Athaya mengangguk.

El membukanya, terlihat seperti brownies yang sudah dipotong-potong dan di susun rapi di dalam misting.

"Kamu suka?" tanya Athaya.

"Apapun Ay, apapun pemberian dari kamu aku suka!!" lagi-lagi Athaya tersenyum.

Kalian pasti heran kenapa mereka yang tidak memerhatikan penjelasan pak Edi tidak ditegur, tidak seperti pada Meysha dan Athaya tadi.
Jawabannya kalian pasti tahu, karena sekali lagi para guru takut pada Rafael, karena dia anak dari kepsek Bahkan guru kiler seperti pak Edi pun takut. El sudah mau di kelas pun itu sudah suatu anugerah :))

****

Keesokan harinya saat jam istirahat, seperti biasa Athaya dan kawan-kawan lebih memilih nimbrung di kantin, dan Athaya menceritakan peristiwa kemarin yang dilakukan El sambil memperlihatkan bross pemberian El.

"Hati-hati Athaya mungkin itu jebakan BATMAN!!" Meysha memperingatkan.

"Tapi apa salahnya sih mencoba untuk percaya Tha, mungkin dia nyesel udah ngilangin jam kamu waktu itu." pendapat Rere

"Kalau aku sih gak percaya Re, aku tau betul El yang jago PHP in cewek, emang gak punya pacar, tapi gebetannya itu loh dimana-mana" jelas Meysha.

"Jangan jadi propokator gak baik!!" ucap seseorang tiba-tiba.
Mereka membalikan badan dan ternyata itu El, bersama rombongannya si Januar, Gery dan Nuril.

El duduk di samping Meysha, terlihat Meysha yang ketakutan sementara Athaya dan Rere hanya diam tak berdaya sambil melihat apa yang akan dilakukan pria itu.

"Omongan kamu tadi emang gak salah, aku akuin itu. Tapi aku harus tambahin dikit aja, denger baik-baik ya," ucap El datar sambil tersenyum sinis

"Aku emang sering permainin cewek-cewek, tapi ke Athaya aku gak main-main!!" El memperjelas dan langsung pergi, dan sebelumnya ia melihat ekspresi Athaya, el tersenyum. Tak ada yang berani koment saat itu, Semua hening mendengar apa yang barusan dikatakan Rafael.

****

Gimana ceritanya part ini?? Butuh banget masukan yak,aku pasti hargain banget setiap koment dari kalian

Maksih udah baca sampai part ini :)))

About ATHAYA ✔#pastelwattpadseries Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang