Keesokan harinya, saat disekolah, tepatnya saat jam pelajaran pertama, El lagi-lagi telat. Dia masuk tapi dengan membawa Bianca,
'ada apa ini?kenapa El bawa mantannya?apa mereka udah balikan terus mau mengumumkannya?' Tanya Athaya dalam hati.
"Maaf pak saya telat, saya harus mencari dulu siswi tak beradat ini," sindir El pada Bianca.
Semua siswa di kelas itu hening melihat El yang saat itu berwajah tegang.
"Sakit El!" ronta Bianca, karena tangannya ditarik El dengan kuat menuju kursi Athaya.
"Cepet minta maaf!" sentak El
"Kenapa harus minta maaf?" tanya Bianca merasa tak bersalah.
"Lupa? Ok aku ingetin. Kemarin aku ngeliat kamu ngunciin Athaya di toilet" jelas El.
'El ngeliat?apa dia juga ngeliat tentang aku sama Aristo?'
hatinya tak henti-henti bertanya.
"Kamu dikunciin Tha?" tanya Meysha. Athaya hanya diam tanda ia membenarkan semuanya."Cepet minta maaf! Atau aku kunciin kamu di toilet sampe besok," ancam El.
"Iya iya. Athaya aku minta maaf ya." ucap Bianca sambil mengulurkan tangannya
"Iya gak apa-apa ko."
" Puas kamu El?" tanya Bianca kesal.
"Lumayan, sekarang keluar kamu, balik ke kelas kamu. Dan jangan pernah gangguin siapapun lagi!" sentak El mengusir Bianca dengan kasar.
Ya begitulah Rafael, bukan Rafael namanya kalo gak bikin orang sakit hati.
Setelah itu kelas kembali seperti semula, dalam benak Athaya timbul rasa kagum,
'El belain aku!!'
Perasaan Athaya kembali merekah dan melupakan tentang hari kemarin, kebahagiaan dengan Aristo, tiba-tiba semua hilang dan hanya tertuju kepada El lagi.
Athaya menatap El dari arah belakang sambil tersenyum. Saat sudah pergantian pelajaran, guru yang bersangkutan tidak hadir karena harus mengunjungi pesta pernikahan temannya, jadi kemungkinan kelas bebas sebebas-bebasnya.
Ada yang lebih berkumpul main game mobile legend bareng, ada yang baca buku, khusus para cewek berkumpul buat ngegosip atau ngomongin hal yang tidak penting seperti ngebahas kapan upin-ipin tumbuh rambut?atau tentang kapan Dora tumbuh dewasa.
Namun berbeda dengan Athaya, ia lebih memilih untuk jajan ke kantin bersama Meysha dan diem disana sampai istirahat, sambil menceritakan topik hangat, yaitu tentang Aristo!
"Serius itu ka Aristo Tha?" tanya Meysha tak percaya tentang Aristo yang mengajak Athaya ke Monas.
"Yaiyalah, masa lelembutannya sih."
"Terus terus kalian jadian?"
"Iya kali jadian, ya nggak lah."
"Tapi kayaknya dia suka kamu deh Tha." tebak Meysha
"Ah tau ah Mey pusing!" Athaya menyerah.
Masih pada hari itu, tepatnya saat pelajaran terakhir, Ada pr matematika yang harus dikumpulkan dikertas selembar. Dan tepat sekali, El mencari gara-gara lagi.
"Ay mana kertas kamu? Buat aku aja, soalnya aku belum ngerjain." Pinta El
"utang budi Ay!" Tambah El mengingatkan lagi.
Padahal sudah beberapa bulan yang lalu, dan El masih saja menggunakan utang budi sebagai senjatanya? El pengecut!!
"Terus kalo Athaya dihukum gimana? Kamu emang gak kasian El?gila parah kamu El!" Meysha kesal.
"Udah gak apa-apa Mey aku dihukum, allah pasti membantu aku," jawab Athaya sambil menyerahkan PR nya pada Rafael.
"Yang tidak mengerjakan silahkan kedepan!!" ucap guru matematika itu.
Akhirnya Athaya ke depan dan satu-satunya siswa yang tidak mengerjakan pr. El hanya diam tersenyum menang.
"Nona Laurinda, silahkan anda keluar hormat pada tihang bendera selama setengah jam!"
"Ya pak," jawab Athaya
tertunduk, ia pun menuju lapangan untuk memenuhi hukuman.Rafael memang jahat membiarkan Athaya yang terkena hukuman hormat pada bendera, yang lebih parahnya itu adalah jam terakhir dimana matahari sedang panas-panasnya. Athaya hormat sambil menatap keatas bendera dengan mata menyipit karena silau.
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkahan kaki mendekat dan terasa ada yang menempel dikepalanya. Athaya menoleh, ternyata itu adalah Aristo yang memakaikannya topi.
"Pakai ini supaya panasnya berkurang," Aristo menyarankan
"Ar? Makasih ya, ini berguna banget." Aristo hanya tersenyum.
Kemudian ia melangkah ke depan Athaya, menghalangi sinar matahari dengan tubuh tingginya agar sinar matahari yang menyengat itu mengenai tubuhnya, dan tidak mengenai Athaya.
"Ar ngapain?"
"Teduh gak sekarang Tha?"
"Iya."
"Aku gak bakal biarin siapapun nyakitin kamu, termasuk matahari Tha," jelas Aristo.
"Aku gak apa-apa Ar, kamu pasti harus masuk kelas." jawab Athaya.
"Gurunya lagi gak ada Tha, aku disini aja mau ngelawan matahari."
"Nanti kalo Pak Edi nanya, gimana? bisa-bisa hukuman aku ditambah Ar." Pak Edi itu selaku guru matematika tadi.
"Aku bakal jawab, lagi dihukum juga."
"Kalo kamu pingsan gimana?" tanya Athaya
" ya kamu gendong aku ke UKS, sekali-kali cewek dong yang gendong cowok pingsan haha."
"Aku serius Ar!"
"Jadi kamu maunya kamu gitu yang pingsan, supaya aku gendong?" canda lagi Aristo
"Iya!" jawab Athaya
"Yaudah aku bakal terus stay disini, supaya pas kamu pingsan jatuh nya bukan ke tanah, tapi kepelukan aku hehe," goda Aristo
"Hahaah ok ok."
Mendadak hukuman Athaya menjadi indah karena kehadiran Aristo, hukuman yang semula terasa melelahkan menjadi terasa suka cinta, eh suka cita maksudnya. Aristo memang pintar merebut hati Athaya, terkadang Athaya heran kenapa orang sesempurna Aristo dijadikan orang terpopuler kedua setelah Rafael? Apa karena Aristo kurang ganteng? Tapi dia keren, menarik, manis dan itu seharusnya menjadi ke khasannya.
Gimana nih dear part kali ini? Seru gak? Atau malah flate? Tapi aku udah berusaha kok.
Comment ya jangan malu-malu😂
Salam_IchaNissa
KAMU SEDANG MEMBACA
About ATHAYA ✔#pastelwattpadseries
Novela JuvenilRank #9 in funfiction 21 nov 2018 #35 in masasma 21 nov 2018 SAAT AKU MELINDUNGIMU DENGAN CARA YANG MENYAKITKAN ~ Rafael "Dan kalo tentang aku yang suka kamu, aku akuin itu bener,"jawab Athaya polos "Tapi mungkin itu adalah kesalahan terbe...