Tak terasa Athaya berlari, tanpa sadar ia sudah berada di suatu tempat yang terlihat seperti museum lukisan, dengan banyaknya kain kanvas, dan cat lukis.
Belum lagi lukisan yang sudah jadi, ditempelkan sempurna di dinding menggunakan paku. Ruangan itu berada dibelakang perpustakaan, otomatis tidak banyak cahaya matahari yang masuk kedalamnya. Apalagi ruangan itu hanya mempunyai satu jendela dan satu pintu yang sempit, kira-kira ukuran ruangannya sekitar 4×6 meter.
'Athaya baru tahu ruangan
Itu!'Athaya melihat sekitar tampak sepi ia tahu, ruangan ini jarang dilewati. Sepertinya ruangan ini sedang kosong, akhirnya kesempatan itu ia gunakan untuk menangis sejadi-jadinya melepaskan semua tangisan yang ia tahan selama ini. Athaya menangis sambil menjerit, sepertinya ini adalah tangisannya yang paling dahsyat.
"Umi!Abi! Athaya lelah, capek! Athaya pengen pulang!!"rengeknya sambil menghapus airmata yang terus mengalir.
***
"Tha kamu darimana aja sih?"
Tanya Meysha pada Athaya yang telah kembali tanpa memberitahu Meysha kemana tadi ia pergi, Athaya hanya terdiam dan duduk lesu.
Sebenarnya jika saat itu bukan pelajaran sejarah, ia pasti lebih memilih menetap diruangan tadi. Tapi tidak, ia menyukai sejarah! Mungkin kesedihannya akan kabur jika otaknya ia gunakan berfikir kritis pada apa yang dijelaskan pak Handoko selaku guru sejarah di Sekolahnya.
Dan semenjak hari itu, Athaya menjadikan tempat tersebut sebagai secret room nya, dan ia tak pernah memberitahu siapapun tentang tempat itu, hanya dirinya, tuhan dan kesedihannya yang tahu tempat itu.
Setiap pulang sekolah, Athaya selalu menyempatkan waktu untuk keruangan itu, terkadang ia merapikan lukisan-lukisan, alat lukis atau hanya sekedar ingin melamun saja sambil merasakan hawa dingin ruangan itu. Kecuali hari rabu, ia tak pernah pergi kesana. Penyebab satu-satunya adalah PMR. No problem, hanya satu hari dalam seminggu.
****
"Kantin yuk Tha," ajak Meysha.
"Nggak deh Mey, aku disini aja."
"Oh yaudah kalo gitu aku ke kantin dulu ya," pamit Meysha
Athaya hanya mengangguk tanda mengiyakan.
Sepeninggal Meysha, Athaya hanya memainkan gadgetnya. Melihat-lihat beranda instagram orang lain, atau hanya melihat berapa banyak followers nya sekarang di semua akun sosmed yang dia punya.
"El, kemarin kamu ketangkep polisi lagi?" tanya Gery
"Iya, lagi sial aku kemarin. Bokap jadi ngamuk deh," jawab El sambil terkekeh.
"Gak ada kapoknya kamu El," ucap Januar.
"Haha gitu deh,"
El melirik pada Athaya yang tak begitu jauh dari posisi duduknya sekarang. "Aku juga gak bakal kapok sama masalah yang satu itu."
Entah apa yang membuat Athaya melirik, namun itulah yang terjadi. Ia merasa seperti ucapan itu menyindirnya, namun ketika Athaya melirik pada El, pria itu malah mengedipkan sebelah matanya. Sontak Athaya terkejut, ia memalingkan pandangannya ke arah lain, apa saja. Yang penting bukan pada cowok itu.
Jangan baper Athaya, jangan baper!!
Jangan berhenti di part ini ya guys, mkasih udah baca😍😍
Salam_IchaNissa
KAMU SEDANG MEMBACA
About ATHAYA ✔#pastelwattpadseries
Teen FictionRank #9 in funfiction 21 nov 2018 #35 in masasma 21 nov 2018 SAAT AKU MELINDUNGIMU DENGAN CARA YANG MENYAKITKAN ~ Rafael "Dan kalo tentang aku yang suka kamu, aku akuin itu bener,"jawab Athaya polos "Tapi mungkin itu adalah kesalahan terbe...