Part 9

364 23 1
                                    


Termenung jauh ku memandang..
Wajahnya seperti harapan..
Hanya Allah yang dapat mengabulkan..
Karena ia yang menciptakan..
Ia adalah jawaban atas semua pertanyaan..
Ia adalah jawaban atas syurgaku..
Bersamanya aku mengerti ketika sujud
Aku meminta..
Ketika berdiri aku memuja, ya Allah izin aku mengenalmu..

Menatap malam adalah sebuah keindahan, ditambah kilau bintang dan satu bulan ditengahnya. James menatap malam, menatap bintang, bulan dan apa yang dimilikinya.

" apa allah yang membuat ini semua? Bagaimana dia bisa membuat ini semua?? Tapi yesus ku mampu menghidupkan orang meninggal, dia juga hebat, tapi mengapa fatwa lebih memilih allah dari pada yesus? Dimana ia menemukannya?? " kata james, menaikan kakinya ke meja. Dilihatnya Laptopnya yang dibiarkan hidup bersama secangkir kopi. Ia mengambil dan menyeruput sedikit kopi hitam tanpa gula.

'Jika kau ingin tahu siapa allah, kau harus mengenalnya lebih dekat james.. '

Tiba-tiba ia mengingat perkataan Fatwa, ia menaruh gelas kopinya tersebut. Lagi-lagi hatinya terusik.
Tiba-tiba ada tangan yang melingkar dilehernya.

" hello baby.. " kata celline dan duduk disebelah james.

'Aku tidak bisa menyentuhmu, karena kita bukan mukhrim '

Mengingat itu james langsung melepaskan kedua tangan celline dari lehernya. Celline bingung ada apa dengan kekasihnya itu.

" why? Kenapa enggak cerita sama aku? " kata celline yang mengerti bahwa ada sesuatu yang mengganggu fikiran james. James menatap matanya,

'Untuk ku menatap itu tidak sopan '

James memalingkan pandangannya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa semua perkataan fatwa selalu membayanginya.

"Apa ini? Ahh bodoh itukan dirinya, bukan kau celline, jadi kenapa aku tidak boleh menatapmu.. Benarkan?" kata james meminta pembenaran atas perkataannya barusan. Celline bingung dan memasang wajah anehnya .

" apa yang kau bicarakan james? Siapa yang kau maksud? Aku tidak mengerti " ucap celline dengan wajah polosnya. James tersenyum bodoh,  yeah.. Bodohnya dirinya mengatakan apa yang celline tidak ketahui.

" Kau bodoh itulah sebabnya kau tidak mengerti apa yang aku bicarakan " kata james dan berbaring ke ranjangnya yang besar itu. Celline mengangkat kedua bahunya. Dan sedikit menggaruk kepalanya. Mungkin james perlu istirahat atau mungkin juga dia kelelahan hari ini.

"Mengapa kau tidak menghubungiku hari ini? " Tanya celline yang menyenderkan kepalanya di dada james.

" celline aku ingin tidur cepat hari ini, bisa kau keluar dari kamarku? " usir james. Sungguh hari ini perasaannya sungguh tidak karuan. Bicarapun sudah tak nyambung. Celline mengangkat kepalanya, dan pergi dari kamar james. Tapi ia balik lagi.dan membuka pintu kamar james.

"Besok kau ikut ke gereja bersama kami bukan? Jangan lupa pakai baju yang aku belikan ." kata celline yang menongol sedikit di pintu.

" good night baby " ujar celline lanjut ..

"Night too, aku harap kau tidak balik lagi.huft " kata james dan menarik selimut tebalnya itu.

Dengan suara sepatu highhells yang dikenakan celline itu membuat ruangan menjadi bising.
" tante, celline pulang ya" kata celline yang menghampiri ibu james dan mr.alderman di ruang keluarga.

"Kemana james? Dia tidak mengantarmu pulang? " tanya mr.alderman sambil memakan kacang goreng yang ada di toples mejanya.

"Dia sangat lelah hari ini, dia bilang dia ingin tidur cepat " jelas celline pada Mr.alderman.
Memang biasanya james selalu mengantarnya pulang namun hari ini tidak.

*******

"Fatwa , Kemari abi ingin bicara padamu " panggil abi yang sedang duduk . jantung fatwa mulai berdetak lebih kencang dari biasany. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menyiapkan jawaban untuk pertanyaan abi .

"Ii.. Iya bi, " kata fatwa dengan terbata-bata.. Fatwa mendekati abi, dan duduk disebelah abi. Alisnya mengerut seperti akan disidang, urat-urat mulai menegang ,

"Fatwa, abi akan kirimkan kamu ke pesantren milik teman abi, untuk menjadi guru ngaji disana, " kata abi. Fatwa langsung menahan tangisnya. Apa yang harus dilakukan fatwa . ia menhan nafasnya dengan dalam.

"Fatwa abi sedang bicara! " ujar abi lanjut. Fatwa langsung memegang tangan abinya dan berlutut didepan abi azam.

"Abi maafkan fatwa, tapi fatwa sudah mengambik beasiswa itu abi, " sambil menangis fatwa menundukan kepalanya itu. Abi terlihat sangat marah.

"Abi , Fatwa mengerti Abi tidak mau kalau fatwa menjadi wanita yang tidak benar disana ,tapi fatwa berjanji pada abi, Abi sendiri yang pernah bilang pada fatwa bahwa Allah akan terus menguji keimanan hambanya. Dan Allah sedang menguji iman Fatwa abi, kenapa abi harus takut " lanjut fatwa yang menangis dipangkuan abinya itu. Suaranya nyaris hilang karena serak, fatwa tau sangat sulit untuk menentang kemauan abinya itu.

"Abi, Fatwa tidak pernah meminta apapun dari abi, fatwa mohon bi, ini adalah cita-cita fatwa ,"
Tangisnya menderu, abi melepaskan tangannya dan pergi meninggalkan fatwa, abi menuju kamar, dan umi keluar kamar.

"Abi ,abi kenapa? " tanya umi dan melihat fatwa sedang menangis dilantai.

"Jangan tunjukan wajahnya lagi dihadapanku ! "
Kata abi dan menutup pintu kamarnya. Umi menghampiri fatwa dan memeluknya .

"Umi " fatwa langsung memeluk umi , seperti meminta pembellaan. Aisyah datang dan langsung memeluk fatwa begitupun dengan adam dan fatima. Mereka menangis bersama.

"Fatwa apa tidak ada cara lain? Abi hanya sedang terbawa emosi fatwa" kata aisyah yang melarang fatwa untuk pergi. Fatwa hanya menangis sambil membenahi pakaiannya untuk dimasukan ke dalam koper.

" Fatwa, jangan seperti ini, Fatima,aisyah terlebih lagi umi akan sangat sedih fatwa " ucap fatima. Umi sendiri sudah tidak sanggup bicara. Dan hanya bisa menangis.

" ini sudah menjadi keputusan abi ,lagipula siapa yang berani menentang keputusannya ? "
Ujar fatwa , dan memeluk saudara-saudaranya .

Fatwa pun mulai melangkahkan kakinya dengan berat hati ia benar-benar tidak ingin seperti ini. Ia diam dan melihat pintu kamar abi, tak maukah abi azam melihatnya untuk yang terakhir? Airmata mulai menyesakan dadanya.
Semua menangis untuk kepergiannya.

"Masuk ! Kalian semua masuk ! " suruh Abi dan menutup pintunya. Sesungguhnya bai azam keluar untuk melihat fatwa pergi, bukan untuk menyuruh mereka masuk. Abi azam meneteskan airmatanya. Tapi keegoisan dalam dirinya mengalahkan rasa sedihnya kali ini.

"Fatwa, kau ingin kemana? " tanya ja'far yang melihat fatwa membawa koper bajunya. Fatwa hanya menangis,

"Ja'far, aku titip abi dan umi ya, bilang pada mereka ,kalau aku begitu mencintai mereka berdua. " ucap fatima. Ja'far semakin tidak mengerti ,dan mau kemana wanita ini.

"Fatwa jangan seperti ini, " kata ja'far , Fatwa hanya menangis dan terus melangkah.

"Lalu bagaimana dengan hati saya fatwa? "
Ujar ja'far seketika, membuat fatwa menghentikan langkahnya.

"Allah lebih tahu dengan hatimu ja'far, jika kita berjodoh insyaallah allah akan mempertemukan kita. " kata fatwa dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Kemana ia akan tinggal untuk sementara ini?
Fatwa duduk dipinggir jalan , untuk beristirahat.

"Minum ini, " kata seorang laki-laki yang memberikannya minum.


Bismillah ,semoga apa yang bisa menjadi pelajaran baik kalian ambil dan yang buruk mohon jangan diikuti.. Ini hanya sebuah cerita dan ambil inti dari ceritanya ya, bukan untuk menghasut atau apapun.. Terimakasih..

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang