part 16

358 28 0
                                    


Hampir sudah 1 tahun gadis kecil itu berteman dengan penyakitnya. Tumor yang kini semakin menyebar keseluruh tubuhnya. Rasa sesak di dada yang menghujam jantungnya telah sering ia rasakan. Sakitnya kemo ,pemeriksaan , sudah menjadi makanan untuknya. Matanya lelah tak terpancar aura semangat lagi dalam dirinya. Ia hanya berpasrah jika ia harus mati.
Gadis asal indonesia ini dengan mata hitam kecil ditambah bulu bulu lentik di sekitar matanya yang indah kini terlihat sayu.

"Hello Alexa, how are you? " ujar dr. Liang

Dokter Liang adalah kepala dokter di-Presbyterian University Hospital of Columbia and Cornell, dimana tempat kami melakukan pelatihan. Dr. Liang berasal dari negri panda. Cina. Mata yang sipit dan kulitnya yang putih menambahkan khas warga cina dalam dirinya.

" Morning, " ucap fatwa masuk kedalam ruang kemoterapi alexa. Alexa sangat senang dengan kedatangan fatwa. Karena ia merasa kehadiran fatwa membawakan secercah harapan yang telah lama hilang. Diikuti oleh james yang langsung memberikan boneka kuda poni berwarna pink itu untuk alexa.

"Thank you " ucap alexa senang.
Setelah pemeriksaan suhu badan dan rongent dada, james mengajukan untuk melakukan ekokardiogram  atau yang disebut sebagai pemeriksaan listrik pada jantung.

" alexa, kita akan mengadakan pemeriksaan baru untuk kamu, kau maukan membantu kita?"
Ucap james dengan lembut pada gadis kecil itu. Alisnya mulai mengerut ,terlihat jelas ketakutan yang mendalam di bola matanya.

"No..no..no.. ! Jangan takut sayang, kau bilang kau percaya padaku bukan? alexa jangan pernah takut akan kematian, karena semua manusia ,semua orang pasti akan mengalaminya sayang.., kau ingat apa kataku?"
Ucap fatwa yang mencoba meyakinkan gadis itu.
"because the life and death of a person is a destiny and no one can stop it. You always say that" ujarnya

Fatwa tersenyum dan mencium keningnya,
"Bagaimana? Apa kau masih takut ? " tanya fatwa yang mrmastikan bahwa gadis itu menghilangkan rasa takutnya. Butuh waktu 10 menit untuk menjawabnya, fatwa memandang dalam mata gadis itu, lalu menganggukan kepalanya kecil. Gadis itu berusaha melawan rasa takutnya dan tersenyum ragu.
"Good girl, " ujar fatwa, semua dokterpun keluar dari ruangan itu, alexa juga perlu istirahat karena nantinya ia akan mengalami tahap tahap dalam penyakitnya.
Sampai di ambang pintu ,fatwa menoleh ke arah gadis yang sedang berbaring itu,
Kerutan dimatanya menunjukan senyum kecil di sudut bibirnya. " Mengeluhlah pada Allah tentang apapun yang kau rasakan, alexa .. Sesungguhnya dia adalah teman terbaikmu " ucap fatwa sebelum menutup pintunya. Gadis itu menitikan airmata dan tersenyum yakin.

-------

"Huuuuufttt... " tarikan nafasnya dalam , james menghampiri wanita yang sedang menutupi airmatanya.

" mengapa kau menangis fatwa?" wanita itu semakin tersedu sedu, ia menggenggam kuat pakaiannya "Alexa is a small angel james, an angel..!!" ujar fatwa sambil menghapus airmatanya.

"Karena dia adalah malaikat, aku yakin dia bisa melawan penyakitnya fatwa.. " ucap james mencoba menenangkan fatwa. James tahu ada rasa tidak yakin yang menyelimuti diri fatwa ,karena nantinya yang akan menangani operasi ke dua alexa adalah fatwa dan team dokter Liang.

" Dr. Fatwa, !! Alexa... "

----------

Suara doa tahlil dicampur dengan tangisan yang menderu, membuat suasana semakin duka. Ayat ayat al Qur'an dan doa yasin dilantunkan untuk menghantarkan kepergian.
" Yasiin.. Wal-Qur’āni Al-Ĥakīm.... " , satu hari telah berlalu sejak kepergian umi azam, aisyah,fatima, adam dan tentu saja abi azam yang paling terpukul , melihat abinya membuat aisyah merasa sesak, tentu saja ia sedih kehilangan uminya, tapi melihat wajah abinya membuatnya tak berdaya. Apalagi melihat adam yang masih membutuhkan kasih sayang umi, walaupun adam sudah remaja,justru saat saat inilah peran umi "untyunqodzūn Wa-in nasya’nughriqhum falaa shoriikho lahum walaa hum yunqodzūn.."
Para warga berdatangan untuk membatu aisyah dan fatima menyiapkan besek untuk para tamu yg berdatangan.
" Fatima, biar ibu saja yang merapihkan ,istirahatlah nak, jaga bayimu itu "
Ujar bu rahman yang datang sejak siang hari.
Fatima mengangguk petanda mengerti.
"Adam kemari " mendengar itu adam pun langsung menghampiri aisyah, dan menolong aisyah menghantarkan kue kue dipiring kecil.
"Ayo bawa ini kesana " ujar aisyah.

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang