Rangkaian mawar putih dan lampu-lampu hias telah dipajang sesuai keinginan io. Janur kuning dan karangan bunga besar telah terpajang di depan gedung Mounth day ceremony . James masuk bersama Maria melihat persiapan pernikahan mereka ,
"Pak yang ini taruh disudut sebelah sana aja ya, karena bunga ini special dari temen saya " ucap Maria menunjuk sebuah rangkaian bunga kecil berbentuk hati yang utuh, " memang kau dapat bunga itu dari siapa? " Tanya James yang penasaran karena bunga itu terlihat begitu special untuk Maria. Maria hanya tersenyum dan kembali mengatur semua persiapan pernikahannya. Beberapa menit kemudian tibalah seorang wanita dengan baju warna putih selaras dengan hijab yang dikenakannya. Wanita itupun berjalan ke arah Maria dengan anggun dan pelan, "hai Maria " ia melambaikan tangannya kepada Maria yang sibuk menaruh bunga, lampu, dan aksesoris lainnya di dinding. Maria tak mendengar apa yang dikatakan wanita itu dan tetap fokus dengan apa yang dikerjakannya, wanita pun berniat ingin mengagetkan Maria dari belakang, dengan berjalan mindik-mindik wanita itu memulai aksinya, namun belum juga tangan wanita itu sampai ke bahu maria ,renda pakaian yang dikenakan wanita itu rupanya tersangkut dipaku bunga dan membuat wanita itu hampir terjatuh, "ya ampun , " seketika hal itu membuat maria terkejut dan langsung membalikan tubuhnya, namun apa yang dilihatnya membuat maria lebih terkejut. Karena wanita itu kini berada di pelukan james ,rupanya james yang spontan membantunya saat wanita itu hendak terjatuh.
" fatwa ," ujar maria dan mengulurkan tangannya ke arah fatwa, fatwa pun menyambut uluran tangan Maria dan langsung berdiri disampingnya Maria. "Fatwa apa yang kau lakukan? Kau tahu hal tadi bisa membahayakan dirimu, bagaimana kalau kau terjatuh dan kepalamu terbentur meja ini, kau pikir ini lelucon? Ingin mengagetkan Maria dan membuatmu jatuh? Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau kenakan ? Kau pikir kau berpakaian mini yang tidak akan tersangkut ? Kau ini !! " Ucap James tanpa henti dan membuat dua wanita dihadapannya tercengang. Maria yang mulai mengerutkan dahinya karena melihat sikap James yang tidak biasa terhadap fatwa . "James, tapi fatwa baik-baik saja, kenapa kau begitu khawatir padanya?" tanya maria, james hanya diam dan wajahnya terlihat begitu kesal dan pergi meninggalkan mereka berdua ditempat.
"Maria ,aku minta maaf, gara-gara aku semuanya jadi kacau " ucap fatwa yang menundukan kepalanya karena merasa telah membuat kekacauan."Fatwa ,apa yang kau katakan? Harusnya saya bersyukur karena kau baik-baik saja " jawab maria dengan tenang .fatwa tersenyum mendengar jawaban itu dari maria. Mereka berduapun melanjutkan pekerjaan mereka.
" james sangat terlihat khawatir padamu " ucap maria memcahkan keheningan diantara mereka berdua. Fatwa terkejut mendengar ucapan maria kepadanya.
"Umm.. Maria apa kau sudah menyiapkan menu apa yang akan kau sajikan untuk acara pernikahanmu? " fatwa yang mencoba mengalihkan pembicaraan mereka . maria yang semakin penasaran dengan sikap berlebihan yang ditunjukan james untuk fatwa.
"Apa kau sangat dekat dengan james? Kapan kalian dekat? " maria yang menanyakan kembali pada fatwa . membuat fatwa bingung harus menjawab apa. Fatwapun meraih kedua tangan maria, ditatapnya matanya dengan lembut. Dan iapun mencoba menjawab pertanyaan maria " bukankah kau akan menjadi seorang istri? Dan apakah kau sedang meragukan calon imammu maria? " mariapun langsung terdiam mendengar ucapan fatwa.
"Kau benar "-
-
-James yang duduk disebuah starbucks di dekat gedung tersebut. Menikmati secangkir kopi hitam untuk menenangkan hatinya yang sedang kacau. "Pelayan " ucapnya memanggil seorang pelayan yang tengah berdiri di ujung sana. " ia tuan, ada yang bisa kamu bantu? "
"Beri aku sebuah bir termahal yang ada disini" ucapnya, dan pelayan tersebut memenuhi pesanan james. Dituangkannya segelas bir itu kedalam gelas yang tengah dipegang oleh james. Sata james ingin meneguknya tiba-tiba saja ada yang menarik gelas itu dari tangan james. "Apa ini james,? Kau mabuk? " ucap fatwa. James hanya mengeluarkan senyum kecilnya dan menarik kembali gelas itu dari tangan fatwa. Tapi fatwa tidak menyerahkan gelas itu begitu saja, hingga mereka memperebutkan gelas itu dan berakhir di lantai.
"Ap yang kau lakukan? ""Apa yang aku lakukan? Apa yang kau lakukan james? Kau pikir ini main-main? "
"Main-main ? Bukankah untukmu semua memang hanya permainan? Cintaku ,hidupku, semua telah kau mainkan dan bahkan untuk pernikahanku pun kau andilkan dalam permainanmu !! "
Matanya sendu, fatwa terdiam dan tak bicara sepatahkatapun , james yang mengacak-acak rambutnya yang tertata rapi , wajahnya terlihat kacau, ia menyenderkan keplanya di lengan bahunya yang ditaruhnya di atas meja .
"Ini, ambilah " fatwa yang memberikan sebuah al -quran kecil di hadapan james.
"Ada waktu yang tidak bisa kita habiskan bersama james, tapi kau tau benar dilubuk hatiku aku sangat mencintaimu ,tapi bukan berarti kita harus bersatu, aku mencintai mu karena allah, dan atas izin allah, kaupun begitu, jadi kau tak perlu bersikap seperti ini james. Kau harus bahagia, dan jika dengan tidak melihatku kau bahagia, aku akan pergi james, besok aku akan ke roma untuk menetap disana ,"
Mendengar kata-kata terakhir yang dikatakan oleh fatwa membuat james mengangkat kepalanya dan menatap fatwa dengan erat. Rasanya ia ingin sekali memeluk wanita yang berdiri tegak di hadapannya namun apalah dayanya yang tak bisa berbuat apa".. Hanya dengan fatwa ia tak berani melakukan apapun. Ia merasa bahwa seorang fatwalah yang sanggup membuatnya tunduk dan bahkan sangat menghormati fatwa. James hanya menganggukan keplanya dan mengalihkan pandangannya.
"Pergilah, semoga kita sama2 bahagia" ucap james tanpa melihat fatwa sedikitpun. Dengan langkah pelan fatwa pergi meninggalkan james sendiri.
'Ada nafasku dalam setiap hentakan langkahmu,.. Semakin kau menjauh semakin hilang kehidupanku, teruslah berjalan pelan agar sakit itu tak membuatku semakin tersiksa.. Jangan berlari terlalu jauh agar aku masih bisa menghirup kehidupan dan masih memiliki harapan untuk bersamamamu..,aku berdoa pada tuhan, agar tuhan dapat memberikan suatu waktu dimana takdir mengizinkan kita untuk bersama.. Meski nantinya kau dan aku hanyalah sebatas teman biasa.. '
Assalamualaikum guys...
Apa kabar kalian para readers ,
Who is allah sudah update nih..
Jangan lupa vote dan comment nya ya..

KAMU SEDANG MEMBACA
Who is Allah?
AcakCintailah siapapun yg ingin kau cinta, karena suatu saat kau pasti akan meninggalkannya