Part 10

398 23 3
                                    


Aku melangkahkan kakiku atas izinmu..
Bersama panas sinar mentari yg kau berikan..
Bersama angin yang menerpa tubuhku..
Biarkan doa yang menemaniku atas langkahku..
Walau terasa berat dalam dzikir kaupermudah..
Terasa lelah dalam sholat kau peringan
Terimakasih atas apa yang kau berikan padaku ya rabb..
Cintamu selalu ada dalam syukur ku..

"Tidak terima kasih " ucap fatwa dan membawa kopernya kembali berjalan. James memperhatikannya ingin mengikutinya. James terus mengikuti langkahnya namun ia lupa bagaimana dengan mobil yang ia bawa tadi?.

"Sial, " kata james dan balik arah, ke tempat mobilnya diparkirkan. Fatwa melangkahkan kakinya tanpa arah, saat berjalan menelusuri jalan yang begitu panjang.

" tolong.. Tolong.. " kata wanita itu berteriak minta tolong, melihat itu fatwa langsung menghampirinya.

"Ada apa dengan mu? " Tanya fatwa ,belum sempat menjawabnya tangannya langsung ditarik oleh wanita itu ubtuk masuk kedalam rumahnya. Namun belum sampai menginjak pintu masuk fatwa menghentikan langkahnya.

Ya allah, beri aku izin mu untuk membantu wanita ini ,bismillah

Sambil melihat lambang salip di depan pintu ini, fatwa yakin allah mengerti apa maksudnya.
Fatwa lalu masuk kedalam rumah itu walau dengan kaki gemetar, dilihatnya seseorang sedang sulit bernafas,

"Ambilkann plastik ? " kata fatwa, dan wanita itu segera pergi ke dapur untuk mengambil plastik, lalu memberikannya pada fatwa. Fatwa menaruh plastik itu ke mulut bapak tersebut dan nafasnya semakin cepat dan perlahan mulai teratur,

"Apa ada obatnya? " Tanya fatwa kepada Wanita itu menggelengkan kepalanya.

"Emang bapak saya sakit apa ? " kata wanita itu yang bingung.karena bapaknya baru kali ini sesak nafas.

"Saya Fatwa khumaira, saya kuliah di kedokteran, bapak anda sepertinya mempunyai penyakit jantung " jelas fatwa. Wanita itu sempat kaget, dan menangis karena terlalu takut kehilangan bpaknya.

"Saya Maria, terimakasih fatwa karena sudah membantu " kata wanita itu. Lalu fatwa mengangguk , ia lupa bahwa kopernya tertinggal diluar. Tiba-tiba supir rumah itu mengantarkan koper fatwa ke dalam.

" Maaf pak, mengapa dibawa ke dalam biarkan saya bawa pergi " kata fatwa dan mengambil kopernya. Maria sedikit menahan fatwa.

"Memang kau ingin pergi kemana ? " Tanya maria sambil memegang lengan fatwa. Fatwa hanya diam dan menunduk, tak menjawab ataupun memberikan reaksi apapun.

"Tinggalah disini, aku hanya tinggal bersama dengan bapak, " kata Maria yang menyuruh fatwa untuk tinggal disini. Fatwa berfikir, apasalahnya jika ia tinggal disini ,lagipula ia juga bingung untuk tinggal dimana.

" Terimakasih Maria " ucap fatwa, lalu maria mengajaknya ke kamar fatwa yang baru, fatwa menelusuri lorong rumah Maria, banyak sekali lukisan disana. Dan itu luarbiasa bagus. Lalu Maria berhenti di depan lukisan seorang wanita yang sedang sholat .

"Indah sekali.. Wajahnya begitu cantik siapa yang membuat ini?? " Tanya fatwa kepada maria, Maria tersenyum hangat pada pertanyaan  fatwa.

"Memang indah, tapi tekhnik melukisnya belum begitu benar, lukisan ini belum jadi seutuhnya " kata maria sambil memegang lukisan itu.
Fatwa sangat damai melihat lukisan itu wajahnya tidak begitu terlihat, mungkin karena belum jadi.

"Dia laki-laki yang tampan.. " lanjut Maria seperti membayangkan sesuatu yang membuatnya tersenyum manis. Fatwa hanya tersenyum kecil.

"Apa kau menyukainya? " Tanya fatwa, lalu Maria mengangkat bahunya, tapi fatwa mengerti dari bahsa tubuh maria jelaa sekali bahwa maria menyukai laki-laki yang melukis ini.

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang