Part 11

381 22 0
                                    

Mungkin sebenarnya laki-laki itu sudah tahu siapa yang dimaksud oleh temannya itu walaupun belum ada bukti dari bayangannya saat ini.

" sayang, kamu ngapain disini, ? " james menoleh seketika setelah mendengar bicara celline kekasihnya yang sepertinya sedikit curiga dengan wanita yang juga berada disamping james.

" hy.. Kenalin saya maria " wanita itu mengulurkan tangannya dengan senyum tipisnya. James menarik tangan kekasihnya itu dan pergi kembali ke gereja menemui mama dan papa james disana, tidak lupa james memberikan isyarat pada maria bahwa ia akan menemuinya nanti siang.

Merekapun kembali kerumah, hari ini memang adalah hari istirahat untuk james, biasanya ia menghabiskan waktunya bersama celline, namun akhit-akhir ini ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk mencari tahu gadis bercadar itu.

" apa kau dekat dengannya? " james menoleh perlahan kearah celline yang sedang meminum sebuah cup juicenya itu. James mengangguk dan menjelaskan siapa gadis yang berada bersamanya tadi, bahkan james bercerita banyak tentang maria kepada celline.

" Temanku akan bertunangan siang ini, dan aku ingin mengajakmu pergi bersamaku"

Ingin rasanya ia menolak, karena james sudah berjanji akan menemui maria siang ini, tapi ia mengurungkan niatnya dan menyetujui untuk pergi bersama celline ke acara pertunangan stella. Stella adalah sahabat celline dan juga sahabat james sekaligus.

Waktu cepat sekali berputar, dengan memakai gaun berwarna hitam dan sepatu silver yang sangat serasi dengan make up tipis yang dipakai oleh celline membuat dirinya akan menjadi titik focus pada pesta itu.

Wanita itu berdiri sempurna, terlihat bingung dengan gerak-geriknya yang serba salah.

" fatwa, kau.., kau ada disini? Dengan siapa?" fatwa menoleh kearah james ia pun tersenyum ,

" dengan temanku, kau sendiri? " kata wanita itu , dengan nada suaranya yang lembut. Belum sempat james menjawab , kedatangan maria memecahkan pembicaraan mereka berdua.

"James ini adalah wanita yang aku bicarakan padamu "

Mata james sedikit terbuka lebar, benarkah dugaannya bahwa wanita itu adalah fatwa?? James tertawa geli karena tak menyangka bahwa apa yang dia fikirkan adalah benar,

"Bagaimana bisa kau kenal dengannya? " lalu maria menceritakan kejadian bagaimana fatwa dan maria bisa berteman bahkan sangat dekat sekarang, james sedikit bingung ketika maria bicara bahwa fatwa tinggal dirumahnya? Apa itu adalah sebuah kenyataan. Mungkin ada alasan mengapa fatwa berani mengambil keputusan yang bertentangan dengan hatinya.

--------

Hari mulai malam, sejak mulainya pertunangan ini fatwa hanya duduk dikursi sendirian, lagipula yang bertunangan adalah sepupu dari maria, karena itu fatwa bersedia hadir ke acara ini.

" kenapa? " mendengar kata itu membuat fatwa sedikit bingung.

"Apa maksudmu james??

" kenapa kau pergi dari rumah? " fatwa terdiam tak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh james. Baginya cukup hanya ia dan hatinya saja yang tau mengapa ia pergi dari rumah. Fatwa adalah wanita yang lebih suka menyimpan perasaannya , sakitnya, dan tangisnya sendiri tanpa ada orang yang tahu.

Wanita yang cukup misterius untuk mengetahui charakternya. James mencoba mengenalnya lebih dekat bahkan sampai saat mereka dekat seperti sekarang ini,  namun hasilnya adalah nihil. James tidak mampu mengartikan siapa wanita ini dan bagaimana dia sebenarnya? Apakah dia benar-benar sepolos yang james ketahui saat ini atau hanya menutupi kemunafikannya ? Semuanya masih terlihat samar untuk james.

" Saya tidak akan memaksa jika kamu tidak ingin menjawabnya "

"Terimakasih " ujar fatwa. James mengambilkan minuman soda untuk fatwa dan memberikan minuman itu padanya.

" siapa kau sebenarnya? " tanya james yang membuat fatwa nyaris tersedak akan pertanyaannya yang aneh itu, dengan tenang bersama senyumnya itu fatwa menjawab

" tanyakan pada hatimu siapa aku.. Karena hati tidak akan pernah salah dalam menilai seseorang " jawabnya yang membuat james memaku mendengar nya.

Selama yang james tahu ia adalah wanita yang tertutup , ia baik hati dan.....masih tanda tanya untuk dirinya menjawab pertanyaan tentang siapa fatwa ?

--------
Semuanya telah rapih 2 koper baju telah siap untuk besok. Besok adalah keberangkatan fatwa ke amerika dan keberangkatan james juga. Namun sebelum berangkat ia ingin sekali menemui abi dan uminya terlebih dahulu sebelum ia pergi. Fatwapun mematikan lampu kamarnya dan mulai memejamkan matanya hanya kata " selamat malam" yang diucapkan maria yang terakhir didengarnya.

Rupanya malam tak ingin lama-lama ia begitu cepatnya berlalu. Fatwa telah berpamitan pada maria dan juga bapak ( bapak maria ) sehabis sholat subuh ia pergi dari rumah yang menjadi penampung hidupnya selama 3 hari belakangan ini.

Pagar itu masih tertutup, fatwa mendekati rumah sederhana itu, ia membuka pagar itu dengan ragu, dan mendapati abi dan adam yang ingin pergi ke masjid .

"Assalamualaikum abi " sapanya dengan gemetar, pastilah abinya belum memaafkannya.

"Walaikumsallam, " jawab abinya dan berlalu darinya, fatwa menarik tangan abinya itu dan mencium punggung tangan abinya. Beberapa detik ia mencium tangan abinya walaupun ia tau bahwa kepergiannya tidak pernah direstui oleh abinya itu, percayalah dalam lubuk hati abi azam yang paling dalam menaruh kekhawatiran yang besar pada putrinya itu.

" Maafkan fatwa abi, percayalah pada putrimu ini, fatwa akan selalu menjaga kehormatan abi, umi, dan saudara-saudara fatwa bi, " setetes airmata jatuh dari sudut mata abi azam.

" buatlah abimu ini bangga saat kau pulang nanti " fatwa menatap mata abinya mendalam mencari kebenaran dan ketulusan yang terlihat jelas dimata itu walaupun ada ketidak relaan dalam hati yang mengganjalnya. Apa boleh buat jika itu sudah kemauannya. Abi azam sudah tidak bisa berbuat apapun.

Berlalu dan melangkah jauh dari fatwa membuat sesak didada fatwa, " ya allah kau tidak pernah mengajarkan hambamu untuk menangis , ini adalah takdir yang kau berikan dan harus kujalani " ucapnya. Fatwa memeluk adam " titip salam ka fatwa pada umi ya adam , ka fatwa sayang sekali pada umi dan abi " satu kecupan dikening adam itu sudah cukup menghilangkan rasa rindu adam . dengan berat hati fatwa melangkahkan kakinya pergi dari tempat dimana ia dibesarkan, dimana ia menumpahkan segala kehidupannya . dan ia harus mengkikhlaskan apa yang sudah menjadi pilihan.

Suasana bandara begitu ramai, sebentar lagi pesawat akan terbang. James berpamitan pada papa dan mamanya,

" kau akan kembali untukku kan? " tanya celline yang sebenarnya berat melepaskan james.

"Jika tuhan menginginkannya.. " jawab james dan mencium dahi celline yang masih berstatus menjadi kekasihnya itu. Fatwa mengalihkan pandangannya ketika melihat itu.

Apa yang paling disukai manusia kalau bukan berbuat dosa?..

Pesawat mulai meluncur, dengan seribu kenangan mereka akan meninggalkan setitik airmata yang tertinggal di negara kelahirannya.

Tidak dengan restu, bahkan doa dari orangtua fatwa sekali pun. Pastinya ini adalah hal yang sungguh sulit untuk fatwa,

Tapi apa boleh buat ia harus terus melanjutkan keputusannya dengan komitment yang kuat.

Ia percaya hanya allah yang tak pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun..
" kau tahu james? Allah itu lebih romantis dari sebuah cinta " ujarnya dan dengan hati yang mantap kini fatwa ikhlas dengan apa yang akan terjadi di waktu yang berbeda.

Enjoy reading...

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang