part 15

341 24 0
                                    


Daun daun itu terkumpul dengan rapih dan siap untuk dibakar. Pagi hari buta umi Azam telah menyapu halaman rumahnya itu. Hampir setiap hari, karena jika tidak maka daun daun yang tidak tau diri itupun akan membuat rumahnya seperti rumah tak berpenghuni. Dikumpulkannya dedaunan itu lalu dibakarnya.

Debu yang mengambang membuat umi Azam yg telah rapuh terbatuk. " Uhukk..uhukk.. "

Mendengar suara umi yang terbatuk membuat wanita itu keluar. Wanita dengan balutan jilbab hitam dengan Bros kecil dan menselaraskan pakaiannya, membuat wajahnya bersinar.
Dengan sigap wanita itu membawakan segelas air putih untuk umi Azam.
"Umi ya Allah, kemarikan biar Fatima saja yang melanjutkan "  ucap wanita itu. Dia adalah Fatima ,kini penampilannya berubah ,ia memutuskan untuk menutup auratnya sejak incident yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

Flash back on

Laki laki itu datang dengan membawa uang 1m .ia datang bersama kedua orang tuanya. Niatnya datang kerumah sederhana itu untuk melamar gadis itu.

" Maaf.. bawa saja kembali uangmu nak, kami tidak membutuhkannya.. "

" Sudahlah, uang ini tidak sedikit, biarkan kami menikah .. jangan terlalu sombong " ujar laki laki itu yang menyodorkan kembali koper itu.

" Maaf tuan Samuel, tapi kami tidak ingin anak kami menikah dengan laki laki tak bertanggung jawab seperti mu , " jawab wanita paruh baya itu. Gadis itu mulai merasa takut ,kerutan di alisnya terlihat jelas. Melihat umi dan abinya yang tidak menyetujuinya menikah dengan kekasihnya. " Tolong jangan paksa kami bertindak kasar padamu nak, tolong.. cepat pergi dari sini " lanjut wanita itu. Karena marah orang tua Samuel langsung memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Begitupula dengan Samuel. Umi Azam merasa tidak pernah dihormati oleh Samuel, selama ini ia hanya membawa pengaruh buruk untuk putrinya Fatima. Lagipula umi dan Abi Azam merasa telah mengambil keputusan yang benar.

Melihat kepergian mereka, Fatima langsung beranjak pergi untuk mengejar Samuel yang diperkirakan nya belum jauh dari rumahnya itu.
" Fatima mau kemana kau?? " Ucap Abi
Namun suara itu tak lagi dihiraukan oleh Fatima.

"Samuel tunggu .. " ujar Fatima. Mendengar itu membuat langkah Samuel terhenti dan menoleh kebelakang. Dilihatnya wanita itu dengan nafas yang tak beraturan karena latihan kecil tadi.

"Untuk apa Fatima? Sudah untung aku ingin menikahimu !! Lagipula aku sudah pernah bilang padamu, bahwa kita tidak perlu menikah!! " Ujarnya dengan nada yang amat kesal. Mata hijaunya menajam menatap wanita dihadapannya lalu ia memalingkan wajahnya .

" Samuel, Fatima tau, pasti kejadian tadi membuat kau marah, tapi.. seharusnya kau lebih bisa meyakinkan umi dan abiku, Samuel aku tidak ingin menjalin hubungan tanpa pernikahan " ujarnya dengan nada sendu entah sejak kapan air mata itu menetes dipipi mulus Fatima. Ada rasa tidak tega ketika melihat Fatima menangis , dengan lembut Samuel menyingkirkan anak rambut yang mulai basah karena airmatanya.

" Pernikahan hanyalah sebuah status, selagi kita saling mencintai, tidak ada yang salah sayang " ucapnya lembut. Namun Fatima tetap kekeh dengan keinginannya yang menginginkan Samuel menjadi imamnya. Saat itu matanya dibutakan oleh sebuah kata cinta..

Hingga akhirnya mereka terjerumus kelubang dosa yang sangat besar. Karena keadaan yang mengahruskan Fatima harus menikah dengan Samuel. Dan mereka berfikir bahwa melakukan kesalahan itu adalah satu satunya jalan agar mereka bersatu. Sejak menikah perlahan Fatima sadar akan perbuatannya yang menjijikan itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup auratnya. .

Flashback off..

---------

Malam dengan dingin yang menusuk kulit fatwa membuatnya tak bisa tidur . Matanya tetap terjaga sepanjang malam. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari apartemen itu. Mencari udara segar yang mungkin akan ia dapatkan diluarsana.

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang