part 23

332 30 2
                                    


Mata itu bersinar, berkaca penuh haru karena dirinya dibebaskan, ya polisi membebaskan fatwa dari hukuman, namun satu yang fatwa tidak mengerti bagaimana dirinya bisa dibebaskan. Tapi sekali lagi inilah pertolongan yang allah berikan padanya. Ia percaya jika ia ikhlas dalam menerima apapun bentuk ujiannya maka jalan dan bantuan akan datang padanya. Kakinya melangkah keluar dengan senyuman dan airmata. Karena tahun ini adalah kepulangannya ke tempat kelahirannya indonesia. Rasanya rindu sudah membelenggu dirinya. Ia sangat merindukan keluarganya. Merindukan abi, umi, aisyah, fatima, dan tentunya adiknya adam yang pasti sudah besar kini.
"aku tahu pasti james yg tela membebaskanku"
Pikirnya, dalam perjalanan menuju apartemen,
Ia sangat bingung namanyapun menjadi bersih seketika, tidak mungkin jika tidak ada orang yang membantunya.

Drttt... Suara pesan masuk di ponsel fatwa, dibukanya dan ternyata satu pesan dari james.
James memberitahukan bahwa dirinya akan menjemputnya dipenjara, tapi fatwa menolak karena dirinya sudah diperjalanan. Ya james memang sudah berada di amerika kembali sejak mendengar berita bahwa fatwa mendapatkan hukuman atas bangunan illegal itu.

-
-
-

" assalamualaikum.. "

"Fatwa, akhirnya.. kau tau aku sangat khawatir"

Fatwa duduk di sofa dan meluruskan kakinya yang begitu pegal karena duduk seharian.

"Katakan, apa yang kau fikirkan sampai kau membangun 'fatwa houses' tanpa bicara padaku? " tanya james yang terlihat kesal karena perilaku fatwa yang seenaknya membangun bangunan bantuan itu.

"James, i'm sorry saya minta maaf ,saya memang salah , tapi saya sangat berterimakasih padamu, tanpa bantuanmu saya tidak tahu saya masih bisa bertemu keluarga saya atau tidak " ujarnya dengan tatapan sayunya. Wajahnya terlihat sedih dan james menyadari itu. Jamespun mengambil posisi di sebelah fatwa dengan jarak yang cukup jauh

" minggu depan kita akan pulang bukan? Kenapa kau sedih? Harusnya kau senang karena kau akan bertemu dengan keluargamu"

"Minggu depan? Bagaimana mungkin? Lalu bagaimana dengan..."

"Kau tenang saja semua sudah beres , o iya hari ini aku akan mengajakmu jalan-jalan "

"Kemana? aku istirahat saja "tolak fatwa dan bergegas menuju kamarnya, namun belum sempat kakinya melangkah james sudah menghadangnya dengan merentangkan kedua tangannya.

" please, "rengeknya yang james yakin fatwa akan iba padanya dan pergi bersamanya.

" apa itu akan menjadi senjatamu? james kau sudah besar ,kalau kau ingin pergi ya pergi saja"

"Tidak tanpamu" tegas james,

"Mengapa harus denganku? Ajak saja wanita-wanitamu diluar sana, mereka akan lebih serasi denganmu "

"Tapi aku inginnya denganmu , ayolah kitakan akan berpisah nanti, kau dengan duniamu dan aku dengan duniaku ,"

"Huuuuftttt... Baiklah baik " mau tidak mau kalau sudah begini fatwa harus menuruti kemauan james. Lagi pula tidak ada salahnya dan fatwa pikir dirinya juga butuh refreshing.
-
-
-
hatinya hancur bahkan sangat hancur kini bukan hanya dalam pajangan foto tapi ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau suaminya bersama wanita lain dengan berjalan mesra tanpa memperhatikan bahwa istrinya telah melihatnya. dengan cepat fatima menghampiri samuel didalam cafe yang terletak bersebrangan dari rumah sakit dimana abi azzam dirawat.

"jadi ini kelakuanmu dibelakang sam? " ujarnya dengan emosi yang memuncak dan mata yang sudah memerah tak mampu menahan air yang sudah menggenang dipelupuk matanya. Samuel yang sangat terkejut dengan kedatangan fatima secara tiba-tiba langsung berdiri dan mencoba menenangkan fatima.

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang