part 19

310 21 3
                                    

-
-
-
Cukup sudah kau sakiti aku lagi..
Serpihan perih ini..
Akan ku bawa mati..
Sampai kapan
Bisa membuatmu mengerti..

Ada yang tau lagu itu?

Pikiran author masih melayang layang..
Kalian pernah gak ke daerah " The jungle " di Amerika serikat? Atau pernah denger gitu?
Gak pernah yaaa.... Sama aku juga 😁

The jungle , sebuah daerah terpencil yang jarang diketahui letaknya. Kawasan ini dihuni oleh warga miskin yang berada di sillicon valley, dan Jose, California. Di kawasan itulah James dan fatwa akan melakukan penelitian masalah kanker yang tersebar. Masyarakat dan jaman yang canggih akan mempermudah mereka untuk mengetahui seberapa banyak angka kematian yang disebabkan oleh sebuah kanker. Mungkin banyak orang menilai bahwa penyakit kanker adalah penyakit yang mematikan padahal urutan kematian berdasarkan penyakit menunjukan bahwa kanker masih berada dalam urutan ke enam penyakit yang mematikan.
" James aku ingin ke cafe dulu " ujar fatwa

" Baiklah, akan ku antar " ucap James dan membukakan pintu mobilnya untuk fatwa.

"Tidak perlu James, aku hanya sebentar " ucapnya menolak , fatwapun menutup pintu mobil itu kembali.

" Tidak, aku akan mengantarmu " kekeh James yang tetap ingin mengantar fatwa ke cafe.

" Please.. " ucapnya dengan nada memohon. Akhirnya jamespun mengiyakan kemauan fatwa untuk pulang sendiri. Dengan langkah kecil setelah kepergian mobil James ia berjalan menelusuri jalan. Fatwapun menghampiri laki laki yang melambaikan tangan padanya. Dengan senyum lembutnya iapun membalas lambaian tangan laki laki itu.

"John.."

--------------

Semua masih dalam keadaan tegang , Berjam" telah berlalu belum ada satupun dokter atau suster yang keluar dari ruang persalinan.
Aisyah yang tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Fatima dan bayinya itu sudah tidak bisa duduk dengan tenang di Ruang tunggu.

"Tenanglah Aisyah, insyaallah Fatima akan baik-baik saja " ucap Ja'far mencoba menenangkan Aisyah yang terlihat begitu khawatir.

"Aisyah, aku ada urusan di kantor. Dan ini penting sekali, tolong jika ada sesuatu dengan Fatima beri tau aku segera " ujar Samuel dan pergi meninggalkan rumah sakit. Aisyah hanya menatap punggung laki laki itu dengan penuh curiga. Apa ada yang lebih penting dari nyawa adiknya itu..?

"Apa dia benar-benar ingin ke kantor? " Ucap Aisyah di selang tatapannya .

" Percaya saja Aisyah.. "

Gaun hitam pekat dengan renda putih dibagikan leher , membuat wanita itu seperti model dengan sepatu hitam dan kulitnya yang semakin nyentrik matching dengan warna gaun itu membuatnya makin terlihat cantik. Wanita itu duduk dengan gelisah, menghirup angin yang masih tersisa dengan segelas coffe mocca yang disediakan. Satu hal yang paling tidak dapat ditoleran oleh seorang wanita, menunggu. Sepertinya sudah 4 jam wanita itu duduk menunggu seseorang yang tak kunjung datang, batang hidungnya pun belum terlihat sampai saat ini.

Suara hentakan demi hentakan kaki yang gagah makin terdengar jelas ke arah meja no 29 itu.
" Darimana saja? " Ucap wanita itu kepada laki laki yang tengah duduk dihadapannya.

" Aku dari rumah sakit , Fatima melahirkan " ujarnya dan menghabiskan segelas coffe milik Monic yang ia yakin tinggal separuh gelas itu.

"Bagus dong.. kapan kau akan menceraikannya? " Tanyanya dengan serius, matanya menuntut laki laki itu untuk kembali menatapnya. "Samuel.. kau akan menceraikannya bukan? Jangan bilang kalau kau akan berubah fikiran..!! " Lanjutnya dengan tatapan sinisnya. Kini mata wanita itu lebih terlihat kesal dan takut didalamnya. Samuel pun menatapnya kembali dengan lembut dan menggenggam erat tangan halus Monic.

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang