Part 8

407 28 0
                                    


"What, her name ? Di dia masuk beasiswa? Ini kesempatan bagus " ucap james ketika dia melihat nama yang masuk kedalam list beasiswa kedokteran di America.
Seketika itu juga james melihat fatwa yang baru saja sampai , dan james mengikuti Fatwa yang masuk keruang dekan.

"Assalamualaikum pak.. " salam fatwa. Dan duduk di bangku depan meja dekan. Dekan hanya mengangguk, karena Dekan bukan orang muslim. Tapi ia menghargai setiap agama.

"Ada apa fatwa? " tanya dekan yang melihat wajah fatwa yang tampak bingung.

" Beasiswa itu, saya tt.. Saya ingin men.. Mm." dengan nada ragu dan penuh pertimbangan fatwa, benar-benar sulit untuk mengucapkannya. Ini adalah cita-citanya.

"Fatwa tolong bicara yang benar" ujar dekan menunggu kepastian. Fatwa menarik nafasnya panjang,

"Saya akan ambil beasiswa itu pak.." ucapnya namun masih ada rasa takut, apa kata abi nanti?? Abi yang secara halus melarangnya untuk mengambil beasiswa itu. Tapi fatwa yakin iman fatwa tidak akan tergoyahkan. Bukankah ia belajara untuk mandiri?? Bukankah ini adalah ujian untuk memperkuat imannya? Lalu kenapa ia harus takut?

"O..okey.. Ya kamu akan kesana bersama james karena kalian sama-sama dokter specialis penyakit dalam. Kebetulam james juga meminta untuk bersama anda, dia pikir anda adalah partner yang baik. Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan silahkan.. " kata dekan ,. Fatwa masih meyakinkan diri sendiri ia akan berusaha untuk membuat abi mengerti bagaimana kalau anaknya ini sudah mampu untuk mempertahankan iman yang telah ia bangun hingga sekarang. Saat fatwa melangkah keluar sudah ada james disana.

"Hy, fatwa i think we can be a good partner" ucap james dengan memasukan kedua tangannya kesaku celana. Fatwa hanya mengangguk.

"Hey mau kemana? " kata james yang mengikuti langkah fatwa. Fatwa terus berjalan dan mengendarai motornya. Jamespun mengikuti fatwa dengan mobilnya. Dilihatnya motor itu berhenti di pinggir jalan. Dan fatwa turun dari sana. James bingung apa yang ingin dilakukan fatwa sebenarnya? James mengikutinya. Dilihatnya banyak anak-anak dan ibu-ibu ada bapak-bapaknya juga yang sedang tidur di kardus?

"What? Gembel? Untuk apa dia kesini? " kata james yang menghentikan langkahnya didepan tanah yang becek. James akan berfikir 1k x untuk menginjakan kakinya ke tanah itu. Tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang.

"Hey! " ucap fatwa hampir membuat james lompat.

"Subanalah.." kata james spontan. Fatwa tertawa kecil. Darimana james mendengar kata itu?

"Subhanallah james , " ucap fatwa yang membenarkan ucapan james yang kurang jelas.

" ya.. Sub.. Subanalah " ujar james yang masih agak sulit.

"Kemarin aku mendengar bapak-bapak mengucapkan kata itu ia pakai baju batik bertopi dan pakai kain ." jelas james lanjut. Fatwa berfikir sejenak sepertinya perkataan james memang harus dicerna dulu. Baru fatwa akan mengerti apa yang dibicarakan oleh james.

"Mungkin ia baru selesai sholat " kata fatwa yang berfikir bahwa bapak tersebut memakai peci, baju koko dan sarung.

"Bukankah sholat untuk menyembah allah? Kenapa dia berpakaian seperti itu? Memakai kain ,memakai topi yang tidak bagus ,harusnya ia memakai jas, dan berpenampilan keren." ucap james yang bingung karena sangat berbeda dengan agamanya yang jika ingin ke gereja ia memakai pakaian bagus, berdandan, berwangi-wangian, memakai aksesoris mahal. Dll.

"Ketahuilah james.. Bahwa ada hadist yang mengatakan Jabatan itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ayah dan ibumu. Karena itu kenyangkanlah kaum muslimin di negeri mereka dengan apa yang mengenyangkan di rumahmu, hindarilah bermewah-mewah, memakai pakaian ahli syirik dan memakai sutera,sesungguhnya allah menyukai dirinya yang bersih, karena bersih sebagan dari iman.." jelas fatwa kepada james. Namun james masih tidak mengerti , maksud dari kata-kata fatwa.

"Aku masih belum mengerti, kenapa allah menyukai orang-orang yang biasa saja.? " tanya james lebih ingin tahu.

"Karena rassullullah juga pernah bersabda bahwa Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum itu,jadi jika umat muslim memakai pakaian ketat, memakai pakaian seperti agamamu, percayalah orang tsb termasuk kedalam golonganmu.. " lanjut fatwa , james diam dan berfikir, lalu apa salahnya. Hatinya masih bertanya-tanya.

" memang apa salahnya dengan golonganku? "
Tanya james lagi. Mendengar itu fatwa tersenyum, matanya terlihat menyipit, james tahu bahwa ia tersenyum.

" tidak ada yang salah dengan golonganmu james, itulah sebabnya agamaku dan agamamu berbeda, agamaku agamaku, agamamu agamamu. Jawab pertanyaan ku, apa dalam agamamu dianjurkan untuk berpakaian seperti diriku.. ? " ucap fatwa tegas bertanya pada james. James menggelengkan kepalanya.

"Maka jika kau kaummu berpakaian seperti diriku, menjalankan apa yang aku jalankan, maka dia termasuk golonganku..! " kata fatwa lagi yang berusaha menjelaskan kepada james.

James mengangguk, sepertinya ia mulai mengerti apa maksud dari perkataan fatwa.

"Apa kau memilih untuk masuk ke agama islam? " tanya james yang tidak terasa telah menginjakan kakinya ke tanah yang becek itu.

"Aku tidak perlu memilih ,karena aku punya keyakinan penuh dari hatiku untuk agamaku. Bagaimana denganmu? " tanya fatwa balik.
James terdiam ia berfikir sejenak, selama ini hanya mengikuti apa yang orangtuanya ikuti termasuk agamanya.

"Aku ..tidak tahu, " jawab james .

"Pikirkan oleh hatimu james.. " ujar fatwa dan melangkahkan kakinya ke arah anak-anak kecil yang sedang kelaparan. James berlari mengikutinya. Rasanya kakinya terus ingin bertanya-bertanya pada fatwa. Ia sendiri bingung atas semua pertanyaan yang muncul dalam fikirannya. Terutama hatinya.

Ia melihat fatwa mengeluarkan beberapa nasi dari dalam plastik yang ada dimotornya tadi, lalu ia bagikan ke anak-ank tersebut.

"Apa ayah mu yang menyuruhmu? Atau kemauan kau sendiri? Kau sungguh baik " puji james, karena menurut james ia tak pernah melakukan hal ini.

"Bukan abi ataupun aku , Tapi Allah james, Allah selalu mengajarkan untuk selalu berbagi kepada saudaranya. " kata fatwa sambil mencium pipi anak kecil itu. Mata james membulat melihat sikap fatwa. Anak itu begitu kotor.

" Apa dia saudara allah? " Tanya james dan duduk di samping anak kecil itu yang sedang lahap memakan makanan yang diberikan oleh fatwa.

" ya dia saudara allah, saudara ku, dan juga saudaramu, kita semua bersaudara james, kau tahu ? allah itu begitu baik, ia tidak melarang hambanya untuk menolong siapapun, kapanpun dan dimanapun, ia tidak memilih-milih untuk menolong seseorang..termasuk orang-orang non muslim, orang-orang yang jahat, sekalipun" kata fatwa manatap dalam anak kecil itu, tidak terasa airmatanya terjatuh.

" aku akan membantu mereka, aku akan membuatkan panti untuk mereka, agar hidup mereka menjadi layak.. " kata james dan berdiri tegak.  Fatwa sungguh tidak menyangka james akan melakukan itu.

James melihat anak yang sedang sholat dan berdoa kepada tuhan, james berfikir begitu setianya pengikut allah, padahal ia tidak diberikan apapun? Tapi ia masih saja menyembahnya.

"Who is allah? " kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut james ketika melihat anak itu.

"Kamu akan tahu siapa allah jika kamu ingin mengenalnya lebih dekat james..Assalamualaikum. " ucap fatwa dan melangkahkan kakinya pergi . james masih terdiam membeku mendengar kata-kata fatwa. Keningnya mulai berkerut. Pikirannya terfocus pada pertanyaannya kali ini.. ' who is allah?



Terimakasih untuk kalian yang udah mau baca, semoga pesan-pesannya tersampaikan ya. Semoga cerita ini bisa menjadi hikmah untuk pembacanya..

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang