part 17

321 26 0
                                    


Jelas terlihat sebuah duka didepan mata,
Namun aku Takan mundur sebelum berperang
Seperti apapun hidup yang kujalani
Aku percaya , waktu dan pada masanya semua itu akan berakhir..

" Abi, hari ini aku tidak mengaji ya, aku lelah "
Ucap gadis kecil itu . Ja'far hanya menatapnya dan mengerutkan kedua alis miliknya itu. Diangkatnya gadis kecil itu dan duduk dipangkuannya.

" Adiba lelah? Memang apa yang Adiba lakukan seharian ini? " Gadis itu menoleh berharap abinya akan menuruti kemauannya untuk tidak berangkat mengaji.

" Abi, aku kan selalu mengaji, libur sehari tidak papa la Abi.. kakek juga mengizinkanku " tajuknya dengan menunjukkan wajah sedihnya. Ja'far membalikan tubuh mungilnya, dan kini mereka saling berhadapan.

" Adiba, itu namanya menyia-nyiakan waktu, kau tau tidak? Manusia itu perlu bekerja keras, dan apa Adiba tau kalau setiap detik waktu yang berjalan itu sangat berharga " tukas Ja'far mencoba membuat gadis kecilnya itu mengerti.
"Memangnya Adiba mau, kalau misalnya , Adiba hari ini tidak mengaji lalu Adiba kalah dengan teman teman Adiba yang pengetahuannya semakin banyak .karena mereka mengaji hari ini " lanjutnya dengan suara khas lembutnya . Membuat anak gadis kecil itu memanggukan kepalanya dan mau mengaji.

-------------

" Kau selalu bilang semua yang terjadi adalah sebuah takdir, dan tidak ada yang bisa menghentikannya, apapun hasilnya itu juga takdir bukan? " Ucap James menguatkan fatwa yang sedikit takut untuk melakukan operasi pada Alexa, selama menjalani proses 1 tahun belakangan ini tumbuh rasa sayang dihati fatwa untuk gadis kecil itu. Apalagi tangannya menentukan hidup dan mati Alexa. 1 jam lagi operasi akan dimulai. Dr. Liang sudah mulai melengkapi pakaiannya untuk melakukan operasi.

"Bismillah ya Allah berikanlah kelancaran pada Operasi ini ya Allah " ucap fatwa dan memakai baju untuk Operasi. Team dokter pun mulai memasuki ruang operasi. Alexa yang sudah mulai dibius agar tidak merasakan sakit mulai tidak sadarkan diri.

Team dokter mulai membedah tubuh mungil itu membersihkan tumor yang tumbuh di jantung Alexa, jujur saja ini lebih membuat jantung fatwa deg degan dibanding dengan merasakan sebuah cinta.

Dilihatnya wajah Alexa yang polos dan pasrah menerima hasil dari operasi tersebut. 30 menit berlalu, tensi darah Alexa naik turun . Satu jam berlalu, detak jantungnya mulai tak beraturan. Dr. Liang mencoba menggunakan alat defibrilator dengan tegangan yang cukup tinggi. Detak itupun kembali normal. Satu jam setengah berlalu, denyut jantungnya mulai tidak normal bahkan nyaris hilang, melihat itu fatwa panik melihatnya. Bahkan elektrodiogram mulai menunjukan flat line ( jantung terhenti ) .
" Bagaimana bisa, harusnya tekanan darah dan ritme jantungnya telah normal, " ucap fatwa yang panik sekali karena diluar ekspektasi para dokter. Harusnya operasi berjalan lancar karena tumor itu dapat dibersihkan namun malah mengancam nyawa Alexa.
Penambahan tegangan yang dilakukan Dr. Liang terus menerus membuat tubuh Alexa bergetar hebat. Namun tak ada perubahan hingga fatwa yang mengambil alih untuk memancing denyut jantung dan nadinya aktif kembali. 20 menit berlalu, denyut itu sudah tidak ada ataupun terdeteksi lagi. Dan ini artinya Alexa telah kehilangan nyawanya.
Fatwa begitu shock, dan diam membeku . Matanya tetap ke arah tubuh yang terbujur itu.

Mata Alexa seperti lepas, terlihat ukiran senyum kecil dibibirnya. Karena terlepaskan sudah ia dari perangkap penyakit yang membuatnya tak berdaya. Fatwa tetap memompa dada Alexa dengan tangannya dengan kencang berharap gadis kecil itu hidup kembali. Namun hasilnya sia sia. Dr. Liang mulai menutup kain Alexa sampai ke kepalanya. Dan menyatakan bahwa Alexa meninggal.

" let's dr. fatwa we should tell madam anissa that alexa is dead, i know this is hard for you, but this is the doctor he is just a gods intermediary as a healer, and it all depends.." ( ayo dr. fatwa kita harus beritahu madam anissa bahwa alexa sudah meninggal, saya tahu ini berat untuk anda , tapi inilah dokter dia hanyalah perantara tuhan sebagai penyembuh ,dan semuanya tergantung)

" destiny... " Ujar fatwa yang melanjutkan ucapan dr. Liang. Team dokter pun segera membersihkan diri mereka. Melepas alat alat yang ada ditubuh Alexa. Siapa yang tau kalau akan seperti ini jadinya.
Fatwa pun mendekati Alexa yang kini sudah tidak bernyawa, dibukanya kain yang menutupi wajah Alexa. Diciumnya kening itu dengan lembut. Iapun membisikan sesuatu pada Alexa,
"Pergilah dengan tenang sayang, kau akan bahagia disana . Allah telah menunggumu " dengan setetes airmata yang jatuh begitu saja tanpa fatwa sadari. Semua harus ikhlas melepaskan Alexa yang sudah kuat menahan penyakitnya selama 1 tahun belakangan ini, menunggu selama itupun untuk penderita tumor jantung sangatlah mustahil, namun inilah takdir hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang itu akan dipanggil.
Dr.liang dan fatwa keluar dari ruang operasi tersebut. Saat mereka keluar terlihat sekali wajah mereka yang sedang menunggu hasil operasi menegang, terutama ibu Alexa, Anissa.

Matanya terus menuntut kami untuk mengatakan bahwa anaknya sembuh , belum ada yang berani bicara pada ny. Anissa.
"Doctor what about Alexa? " (Dokter bagaimana dengan Alexa?)

" forgive us mistress anissa we can not save alexa, we have tried as much as possible but .."
(Maafkan kami nyonya Anissa kami tidak bisa menyelamatkan Alexa, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi.. )

" God is more fond of him, he does not want alexa to feel any more pain than this .." (Allah lebih sayang padanya, dia tidak ingin Alexa merasakan sakit yang lebih jauh dari ini ) ucap fatwa mencoba untuk menenangkan ny.anissa yang sedang menangis . Dia terus tidak percaya bahwa Alexa telah meninggalkannya.

--------------

Waktu telah berlalu, senja menghampiri rumah rumah dan bangunan bangunan apartemen yang ada di kota itu. Ditengah kota jalanan yang selalu ramai, fatwa hanya menatapnya sambil menyetir mobilnya itu. Pikirannya kosong tentu saja ia sedang tidak baik baik saja setelah kejadian itu. Mentalnya cukup terguncang, ini tidaklah mudah.
" Ahh, ya Allah kenapa mobilnya mogok, " ucapnya dan keluar dari mobil itu. Jujur saja ini membuatnya takut dengan orang orang yang sedang minum alkohol bersama wanita wanita cantik disekelilingnya. Dua pria itu menghampiri fatwa. " What happend? " Ucap salah satu pria itu. " Nothing " ujar fatwa karena tidak mau berurusan dengan mereka, saat fatwa ingin masuk ke mobilnya pria itu menarik tangan fatwa , fatwa pun menyentak tangannya dan terlepas dari pria itu. " Don't touch me! " Dengan nada geram dan takut membuat suara itu gemetar. Bahkan pria itu menarik cadar fatwa hingga terbuka sungguh ini adalah sebuah penghinaan untuknya. Air matanya mungkin sudah mengalir dari tadi. Saat pria itu ingin menarik jilbab fatwa hingga robek terbelah sampai sebahu fatwa karena perlawanan fatwa. Untung saja tangan kekar itu menghentikan aksi pria biadab itu.

" do not you understand how to respect women? " ( Apa kau tidak mengerti cara menghormati wanita ?) Ucap James dan langsung memukuli pria itu . Setelah memukulinya beberapa kali pria itupun pergi. Lalu James melihat fatwa yang mencoba menutupi rambutnya . James membuka kancing kemejanya, " apa yang kau lakukan James, ? " Ucap fatwa yang mulai takut dan malah masuk kedalam mobil mogok itu.

" Tutuplah kepalamu dengan bajuku ini " ujar James yang memasukan tangannya disela jendela mobil itu sambil memberikan kemeja yang telah dilepasnya.

Fatwa mengambilnya dan menutup kepalanya.
James mencoba memperbaiki mobil fatwa. Setengah jam dan akhirnya mobil itu menyala.
" Nyalakan staternya. " Ujar James dari luar.
Fatwa hanya bengong dan mengabaikan perkataan James.

" Aku bilang nyalakan starternya apa kau tidak dengar? Wanita aneh, nyalakan atau.. "

Sontak wajah lelaki yang nongol di jendela itu membuat fatwa kaget. " astagfirullah, James kau, kau mengagetkanku " ujar fatwa.

"Apa wajah tampanku ini terlihat seperti ghost sampai kau mengucap seperti itu ? Hm? "

" Ya, sangat "

"Whaatttt... C'mon fatwa, jangan membuat aku kesal " ujarnya dan mengacak rambutnya sendiri. Fatwa tertawa melihat tingkah dokter pintar yang bersikap seperti anak kecil itu.

Kini mobil mereka pun berjalan beriringan.
--------------
" Apa kau tidak mencintaiku? " Ucap wanita itu dengan lembut sambil menatap mata laki laki yang berada di hadapannya. Laki laki itu memalingkan wajahnya, bahkan ia tidak sanggup menatap mata wanita itu.

" Aku tidak akan memaksakan apapun ,jika kau memang tidak mencintaiku, aku tidak ingin ada yang merasa tidak bahagia dalam pernikahan ini " ...




Siapa yang tidak akan bahagia? ......

Jangan lupa vote dan commentnya..
@febrinerpati Ig.
Love love love you high si much..


" James bantu aku.. "

Who is Allah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang