#01

9.9K 392 37
                                    

"Nyanyi kuy, di ruang penyiaran." ajak Aji.

"Kuylah Ji. Gue juga lagi pen nyanyi." sahut Dea semangat.

Dua penyanyi absurd itu lalu pergi meninggalkan kelas. Yang sebenarnya masih ada gurunya.

"Mau kemana kalian berdua?" tanya Bu Puri selaku guru pelajaran sejarah.

"Mau ke toilet Bu." jawab mereka berdua kompak.

"Berdua?" tanya Bu Puri tak percaya.

"Iya Bu." jawab keduanya lagi.

"Astaghfirullah.." terlihat Bu Puri mengelus dadanya. Lalu tawa yang berasal dari para murid mulai terdengar di kelas XIPA-2.

Mendengar tawa dan respon Bu Puri membuat Aji dan Dea jadi bingung sendiri. Sejurus kemudian mereka berdua mulai paham lalu menjelaskan.

"Gak gitu Bu. Maksudnya saya ke toilet cewek.."

"..dan saya ke toilet cowok." lanjut Aji.

"Ohh gitu? Awas aja kalian kalo sampe di toilet yang sama." Bu Puri menunjukkan kepalan tangannya.

"Ya gak mungkinlah Bu." sergah Aji.

"Iya Bu. Kita masih sehat kok."

"Emang siapa yang bilang kalo kalian gak sehat?" tanya Bu Puri.

"Barusan Ibu bilang." jawab Dea sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Ya sudah sana. Daripada kalian buang air di sini, lebih baik segera ke toilet." perintah Bu Puri. Yang bisa disebut juga usiran.

Aji dan Dea mengangguk lalu mulai berjalan menuju pintu kelas. Terdengar beberapa celotehan tak berfaedah dari para teman sekelas mereka. Seperti,

"Awas Ji khilap."

"Jan sampe salah masuk Ji."

"Lo gak lupa kan sama letak toilet cowok?"

"Primadona kita tuh, awas aja kalo lo sampe khilap Ji."

"Ji, toiletnya pindah ke ruang penyiaran."

"Ntar di toilet lo berdua duet ya."

"Hooh, duet lagu havana."

"Cin, nyanyinya ntar yang bener."

Aji sendiri cuma menunjukkan dua ibu jarinya. Lalu Dea mulai menarik lengan seragam Aji.

Setelah keluarnya Aji dan Dea kelas menjadi sunyi. Tak ada lagi murid yang bersuara. Beberapa menit setelahnya terdengar lantunan merdu dari speaker yang dipasang di sudut atas kelas. Parodi lagu havana.

"Tuh kan bener, kamar mandinya pindah di ruang penyiaran."

•*•*

Bel istirahat belum lama berbunyi tetapi kantin sudah dipadati oleh para penghuni sekolah.

Semua bangku sudah ditempati oleh murid yang berkesempatan duduk di sana. Tapi, jika diperhatikan lebih detil. Masih ada dua bangku yang kosong di sana.

Mengapa kosong? Karna itu bangku khusus untuk dua tokoh besar SMA Elang Jaya. Bagi yang berani menempati, siap saja berurusan dengan mereka.

Aletha dan yang lainnya baru saja sampai di kantin. Semua mata menyusuri setiap bangku yang ada di kantin, kecuali Aletha. Tapi sudah tidak ada tempat lagi untuk mereka.

"Kita beli ciki aja sama minuman trus dimakan di taman belakang." ujar Dea.

"Hooh, udah gak ada bangku kosong lagi." tambah Vian.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang