#25

2.2K 99 40
                                    

Yang kuingin hanya menikmati saat-saat terakhir bersamanya. Walau aku tak mau semuanya harus berakhir.

****

"Kamu divonis menderita kanker paru-paru."

•*•*

Sudah seminggu semenjak kejadian bibir lemes Bryan mengatakan apa yang terjadi di antara dia dan Aletha saat di rumah sakit hari itu. Setiap ada pertemuan untuk membahas tentang donor mata untuk Aletha, Reno lebih sering mendapat tatapan penuh selidik.

Reno menghela napas berat. Sepertinya itu sering dia lakukan akhir-akhir ini. Wajah Reno semakin hari semakin memucat. Entah karena kurang beristirahat atau karena apa. Kesehatannya juga terganggu terlihat dari dia yang sering batuk tidak jelas.

"Besok donor mata buat Etha udah ada."

Semua pasang mata milik orang yang ada di sana menatapnya meminta penjelasan dan ada binar kebahagiaan di sana.

"Kamu udah dapet pendonor mata buat Etha?" tanya Nicholas untuk memastikan.

Reno menatap Nicholas dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, "ya."

Senyum mereka tak dapat ditahan lagi. Tentu saja mereka senang, karena ada orang berhati malaikat yang mau mendonorkan matanya untuk Aletha.

"S-siapa orangnya dan di mana dia sekarang? Apa kita bisa ketemu dia?" tanya Sheila sedikit tergagap pada awal kata karena saking senangnya.

"Sejak tadi kalian sudah bertemu dan mengobrol langsung dengan orangnya," jawaban Reno membuat mereka semua jadi bertanya-tanya dan berpikir keras.

"M-maksud lo Ren?" tanya Sandra dengan sedikit keraguan.

"Saya yang akan mendonorkan mata untuk Etha," ucap Reno terdengar final.

Victor menoleh dengan tatapan tidak dapat diartikan. Apa Reno sudah gila? Pertanyaan itu yang kini mengusik pikirannya.

"Ren, bisa kita bicara sebentar?" Reno membalas pertanyaan Victor dengan sekali anggukan.

Victor dan Reno berdiri dan berlalu pergi. Meninggalkan mereka semua yang masih mematung karena mendengar ucapan Reno. Entah bagaimana yang mereka rasakan.

Antara senang, sedih, dan bingung. Senang karena Aletha akan segera dapat melihat lagi, sedih karena salah satu dari mereka yang menyayangi Aletha harus berkorban, dan bingung jika suatu saat Aletha menanyakan tentang keberadaan Reno.

•*•*

"Maksud lo ngomong kek tadi apa, sih, Ren? Lo gila kalik, ya?"

"Ya, gue emang gila karna terus-terusan ngeliat Etha nangis gara-gara gak bisa liat lagi."

Victor berkacak pinggang dengan tangan kiri dan tangan kanannya dia gunakan untuk mengusap gusar wajahnya.

"Tapi Etha bisa dapet mata dari orang lain, Ren. Gak harus elo."

Reno berdecak, "coba lo hitung, ini udah minggu keberapa Etha gak bisa liat? Minggu ketiga, Vik. Gue gak tega harus liat dia kek begitu. Dia udah kayak orang gak punya semangat bernapas. Lo mungkin gak tau itu, karena gue yang tiap hari ada di samping dia.

"Selain itu, dia gak suka sama kegelapan. Coba lo bayangin, lo melek, tapi lo gak bisa liat apa-apa. Lo pengen ngambil hp tapi yang lo ambil malah buku, dan beberapa kali lo coba, tapi hp lo itu gak lo pegang juga. Gimana perasaan lo? Gimana?!"

Victor diam karena penuturan Reno memang banyak benarnya. Aletha tidak suka gelap dan Reno bermaksud baik dengan memberikan matanya untuk Aletha. Mengeluarkan Aletha dari dunia kegelapan yang terus dilihat.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang