#28

2.3K 91 63
                                    

Sahabat?! Gak salah?! Lo yang udah buat gue buta sama kata sahabat!

****

"Tha, Aletha, please, Tha. Dengerin penjelasan gue dulu." Sandra terus saja berusaha menggenggam tangan Aletha tetapi Aletha juga berusaha menghindar kala tangan Sandra mendekat.

Semakin lama langkah kaki Aletha semakin cepat. Begitu juga dengan Sandra. Dia cuma ingin berbicara sebentar bersama sahabatnya, ralat mantan sahabat.

"Jen, Jenny. Dengerin gue dulu, Jen. Please, setelah ini lo boleh ngecampakin gue lagi."

Aletha merasa pening, jadinya dia memilih berhenti. Mereka berdua juga sudah sampai di taman belakang sekolah. Tempat tersepi ketiga di sekolahnya. Selain merasa pening dia juga teringat akan janjinya pada Reno.

Aletha menyilangkan tangannya di bawah dada. Dengan kepala yang sengaja tidak menghadap Sandra. Dengan manik mata yang terus bergerak memperhatikan apa saja, asal bukan orang di depannya.

"Tha, please maafin gue. Gue ngaku gue salah dengan ngambil apa yang udah jadi milik lo. Please, Tha, terima gue lagi jadi sahabat lo. Atau, kalo enggak, ya, lo jadiin gue temen lagi. Gue tau lo gak akan dengan gampangnya maafin gue. Tapi gue mohon, Tha, kali ini aja lo maafin gue," ujar Sandra panjang sambil memegang tangan Aletha.

Aletha masih tidak mau menatap Sandra yang berdiri dengan sedikit membungkuk.

"Tha, maafin gue, ya? Seperti sahabat memaafkan kesalahan sahabatnya. Lo dulu pernah janji, kan, kalo kita bakal terus temenan. Ngelakuin semuanya sama-sama."

Mendengar kata sahabat dikeluar dari mulut Sandra membuat Aletha tertawa terbahak.

"Apa lo kata? Sahabat?! Gak salah?! Lo yang udah buat gue buta sama kata sahabat!" Sandra tertegun.

Dia tahu kalau Aletha bisa sampai segitunya hanya karena penghianatannya. Sandra menggeleng, mencoba meyakinkan Aletha lagi kalau sebenarnya perempuan itu tidak buta dengan kata sahabat.

Aletha menatap manik mata Sandra lurus-lurus. Menerawang jauh ke dalam melalui mata itu, "lo tau, lo tuh orang pertama yang bikin gue percaya dan berhenti percaya sama yang namanya sahabat!"

Sandra menggeleng lagi, "gak, Tha. Gue tau gimana kecewanya lo waktu itu. Gue tau gimana hancurnya lo waktu itu. Gue tau lo masih sering berharap punya sahabat lagi. Gue tau semuanya, Tha, karna lo sahabat gue. Dan sampai kapan pun lo tetep jadi sahabat gue. Tapi, apa gak ada satu pintu maaf di hati lo buat sahabat lo ini?"

Ingatan Aletha kembali berputar saat dia sedang melihat video yang Reno buat di laptopnya. Baru pertama kali dia melihat wajah Reno yang sedang memohon padanya.

Sandra lalu memeluk Aletha dan Aletha cuma diam saja. Dia tidak memberontak atau bertingkah seperti apa.

"Tha, maafin gue. Untuk pertama dan terakhir kalinya," ujar Sandra mulai terisak.

"Gak ada kata maaf dalam persahabatan," ujar Aletha terdengar final, dia mendorong tubuh Sandra lalu berjalan pergi.

Entah mengapa, dia sedikit merasa lega setelah mengatakan itu.

Zal, janji gue ke elo udah gue tepati, batin Aletha saat berjalan pergi dari area taman belakang sekolahnya.

Aletha menghela napas sebelum berhenti, "dan satu lagi."

Sandra menatap punggung Aletha dengan mata berbinar-binar, "apa Tha?"

Aletha menghela napas lagi sebelum berbicara, "lo orang pertama yang berhasil buat gue percaya untuk yang kedua kalinya sama kata sahabat."

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang